Bondowoso – kota yang berada di propinsi Jawa
Timur, yang juga dikenal dengan kota tape ini kini lagi giat membangun
pariwisatanya. Beberapa ikon pariwisatanya yang sudah cukup terkenal yaitu
kawah ijen dan penyelenggaraan lomba paralayang internasional di bukit Megasari
menjadikan kabupaten ini mempunyai ciri khas tersendiri sektor pariwisatanya.
Beberapa ikon wisata baru mulai bermunculan untuk dikenalkan sebagai destinasi
wisata baru salah satunya wisata air terjun. Perlu diketahui, wilayah kabupaten
Bondowoso ini dikelilingi pegunungan yang kaya akan dataran tinggi dengan
hutan-hutannya yang lebat dan masih alami menjadikan wilayah ini cukup sejuk,
subur dan kaya akan wisata air terjun, yang terbagi menjadi 2 daerah, yaitu
sekitar daerah gunung Argopuro yang berada di sisi barat dan daerah sekitar
gunung Ijen dan Raung yang ada di sebelah timur. Inilah beberapa air terjun
yang tersebar di beberapa wilayah di kabupaten Bondowoso yang bisa dijadikan
referensi wisata anda :
Air terjun Blawan “Little Niagara”, terletak di desa Blawan, kecamatan Sempol, kabupaten Bondowoso. Untuk
menuju ke lokasi bisa melalui rute yang sama dengan rute menuju air terjun
Gantongan, bedanya setelah pertigaan desa Plalangan, dari rute Bondowoso ambil
arah kiri dan dari rute Banyuwangi ambil arah kanan mengikuti papan petunjuk
menuju wisata pemandian air panas. Dari pertigaan Plalangan mengikuti jalan
kecil beraspal kasar sekitar 5 Km melewati perkampungan dan perkebunan kopi
hingga sampai di sebuah jembatan di depan sebuah pabrik pengolahan kopi milik
PTPN XII Blawan, lokasi air terjun ini persis berada dibalik jembatan ini,
kendaraan bisa diparkir di pinggir jalan di sekitar jembatan, kemudian berjalan
kaki menuruni jalan kecil di dekat jembatan dari atas jalan kecil itu akan
terlihat sebuah air terjun yang indah dengan ketinggian sekitar 7 meter dengan
aliran air yang melebar dan deras, orang-orang biasa menyebut air terjun ini
dengan sebutan “little Niagara”. Dibagian atas sebelah kanan terdapat sebuah
taman yang indah penuh bunga warna-warni di tambah sebuah jembatan besi yang
melintas persis diatas sungai sehingga menjadikan tempat ini banyak digunakan
para pengunjung berburu spot foto untuk selfie. Wisata air terjun ini juga
masih dikelola secara swadaya oleh masyarakat di sekitar pabrik, setiap
pengunjung kadang di tarik biaya Rp. 2.500,- hingga Rp.5.000,- per orang.
Air Terjun Puloagung, terletak di
dusun Puloagung, desa Sukorejo, kecamatan Sumberwringin, Kabupaten Bondowoso. Untuk
menuju ke lokasi ini bisa melalui 2 rute dari desa Sukorejo, yang pertama
melalui rute dusun Kluncing, dari perempatan jalan paving (rute air terjun
Kluncing), setelah menitipkan kendaraan di rumah penduduk, ambil jalan lurus
dari perempatan, melalui jalan tanah, menuruni perbukitan, melewati persawahan
dan perkebunan warga sekitar 2 Km, hingga mencapai dusun Puloagung, kemudian
belok ke kiri ikuti jalan setapak dari tanah sekitar 1 Km, terus melewati
pinggiran perkebunan mahoni kemudian turun melewati perkebunan kopi melewati jalanan
tanah yang dipasang bilah bambu pada pinggirnya. Rute yang lainnya setelah
melewati balai desa Sukorejo, terus melewati jembatan diatas sungai, tepat 300
meter setelah jembatan, persis di tikungan jalan terdapat jalan masuk kecil
beraspal, jalan tersebut adalah jalan menuju ke dusun Puloagung, namun jalan
beraspalnya hanya sekitar 2 Km saja kemudian berubah menjadi jalan bebatuan
dengan belokan dan tanjakan juga turunan yang lumayan ekstrem. Bila menggunakan
sepeda motor dan tidak sedang musim hujan, bisa sampai ke rumah terakhir
penduduk di ujung desa, disana bisa menitipkan kendaraan dengan memberi uang
parkir setelah itu tinggal berjalan kaki sekitar 1 Km menuju ke air terjun.
Setelah menuruni jalan kecil di perkebunan kopi yang pinggirnya dipasang bilah
bambu, sekitar 15 menit, sampailah di tepi sungai, dari situ terlihat jelas
sebuah air terjun dengan tinggi 20 meteran, mengalir deras jatuh menimpa
bebatuan dibawahnya dengan aliran yang bercabang dua. Disekitar lokasi air
terjun banyak terdapat batu-batu besar dan dahulu di pinggir sungai ini pernah
dibangun sebuah gazebo atau pondok kecil untuk istirahat para pengunjung, namun
sekarang sudah rusak. Di tempat ini para pengunjung bisa bermain air merasakan
segarnya guyuran air jernih dan dingin, selain berfoto-foto disekitar air
terjun. Aliran air terjun ini berasal dari sungai diatasnya yang juga berasal
dari aliran air terjun di dusun Kluncing, jadi dalam satu aliran terdapat 3 buah
air terjun yang sangat indah, namun keberadaan air terjun lainnya belum cukup
terkenal.
Air Terjun Sulaiman, terletak di
desa Glingseran, kecamatan Wringin, kabupaten Bondowoso. Untuk menuju ke
lokasi, dari kota Bondowoso menuju ke arah Besuki melalui jalur ke arak-arak,
kurang lebih 30 menit perjalanan menggunakan kendaraan dengan kondisi jalan
beraspal halus dan lebar, namun beberapa terdapat tanjakan, turunan dan
berkelok-kelok karena jalan pegunungan. Setelah masuk kecamatan Wringin,
sebagai pedoman cari kantor koramil Wringin, persis disebelah koramil terdapat
jalan masuk beraspal menuju ke desa Glingseran. Dalam perjalanan menuju desa
Glingseran terdapat percabangan jalan, yang ke kiri menuju kecamatan Pakem,
ambil yang ke kanan, setelah melewati sebuah jembatan, akan bertemu sekolah,
belok ke kiri melewati depan balai desa Glingseran akan bertemu pertigaan yang
lurus menuju situs batu gendang dan yang ke kiri menuju ke air terjun. Setelah
300 meter terdapat papan petunjuk arah menuju ke air terjun, ikuti jalan ke
kanan tersebut hingga bertemu petugas jaga untuk membeli tiket masuk sebesar
Rp.4.000,-/orang dan biaya parkir Rp.2.000,- / sepeda motor atau Rp.5.000,-/
mobil. Dari tempat parkir, pengunjung harus berjalan kaki melewati pematang
sawah dan pinggiran sungai kecil, sekitar 20 menit sampailah di pinggiran
sungai besar, pengunjung harus menyebrangi sungai melewati batu-batu. Setelah
sampai di tepi akan terlihat air terjun dengan ketinggian sekitar 10 meter- an
dengan dua aliran yang lebar dan deras. Dari tepian sungai, naik menyusuri
pinggiran sungai kecil di atas, hingga bertemu sebuah jalan kecil untuk turun
ke bawah menuju ke air terjun, namun harap berhati-hati karena cukup licin. Di
hari libur tempat ini cukup ramai didatangi pengunjung yang ingin berakhir
pekan atau sekedar berburu spot selfie, karena selain terdapat air terjun di
sekitar sungai juga dibangun taman-taman dengan gazebo, ayunan dan permainan
flying fox yang menjadi daya tarik tersendiri dengan konsep desa wisata dengan
nama “wisata Rengganis” menggambil nama dari putri penguasa gunung Argopuro.
Air Terjun
Andongsari, terletak di desa Andongsari, kecamatan Pakem,
kabupaten Bondowoso. Untuk menuju ke lokasi dari kota Bondowoso mengambil rute
ke Besuki melalui jalan ke arah arak-arak, sekitar 15 menit persis di kiri
jalan sebuah belokan terdapat papan petunjuk arah menuju ke air terjun Tancak
Kembar dan anda bisa mengikuti arah jalan tersebut. Dari jalan raya
Bondowoso-Besuki, perjalanan dilanjutkan menuju ke desa Andongsari, sekitar 1 –
1,5 jam perjalanan dengan jalan beraspal yang agak sempit, banyak berlubang dan
tanjakan. Setelah sampai di desa Ardisaeng, terdapat percabangan jalan, disitu
terdapat papan petunjuk arah menuju PUSLIT KOKA Andongsari, ikuti jalan ke
kanan tersebut hingga bertemu sebuah pos pintu masuk kantor PUSLIT KOKA
Andongsari. Untuk masuk ke lokasi pengunjung harus membeli tiket masuk
Rp.5.000,- /orang dan bagi anda yang membawa kendaraan roda 4 bisa menitipkan
di area parkir di dekat PUSLIT dilanjutkan dengan berjalan kaki atau menyewa
ojek, sedangkan untuk sepeda motor bisa dibawa hingga mencapai di dekat lokasi
air terjun. Dari pos untuk mencapai ke air terjun, pengunjung harus melalui
jalan kecil berbatu sekitar 1 Km yang di musim penghujan cukup licin jadi harap
berhati-hati dan disarankan menggunakan sepeda motor dengan type ban trail dan
membawa perbekalan. Setelah melalui jalan kecil berliku dan berbatu dengan pemandangan
perkebunan, hutan dan tebing-tebing tinggi sampailah di lokasi air terjun yang
berada persis di kanan jalan, sebuah air terjun indah dengan ketinggian sekitar
40 meter dengan aliran deras, jernih dingin dan menyegarkan. Pengunjung bisa
beristirahat sejenak di tempat ini sambil duduk-duduk di bangku kayu yang ada
di dekat air terjun, sebelum melanjutkan perjalanan menuju ke air terjun
berikutnya.
Air terjun kembar /
Tancak Kembar, terletak di desa Andongsari, kecamatan Pakem,
kabupaten Bondowoso. Dalam bahasa Madura “Tancak” yang berarti air terjun,
“Tancak kembar” air terjun kembar atau sepasang ini terdapat di area KPH
Perhutani Bondowoso, yang letaknya sekitar 1 Km dari air terjun Andongsari.
Untuk menuju ke lokasi air terjun kembar melalui rute yang sama dengan rute ke
Air terjun Andongsari. Dari air terjun Andongsari, pengunjung menempuh
perjalanan sekitar 1 Km melalui jalan kecil berbatu yang penuh dengan tanjakan
dan turunan, dimusim penghujan harap berhati-hati karena selain jalanan licin sering
terjadi longsor diperbukitan di sisi jalan. Setelah 20 menit perjalanan
menggunakan sepeda motor, sampailah di area terbuka dengan bangunan dari kayu
dengan atap terpal yang bisa digunakan untuk parkir sepeda motor, harap
berhati-hati karena area ini tanpa penjagaan jadi harap menggunakan kunci
pengaman ganda demi keamanan keandaraan anda. Dari area parkir pengunjung harus
turun melintasi sebuah sungai kecil yang deras, melalui papan kayu kemudian
naik masuk menuju hutan mengikuti sebuah jalanan setapak kecil hingga sampai
dipinggiran sungai kembali. Setelah melewati jembatan kayu, ikuti jalan setapak
kecil ke kiri dan sampailah di lokasi dengan papan nama Wana wisata Air terjun
Tancak Kembar. Terlihat dua buah air terjun yang tampak kembar mengalir deras
dan jernih dari atas tebing setinggi lebih dari 40 meter. Di akhir pekan,
tempat ini cukup ramai dengan pengunjung yang kadang-kadang juga melakukan
kegiatan camping di sekitar area air terjun atau pun di dekat lokasi parkiran.
Pemandangan di air terjun ini sangat bagus, tidak heran banyak pengunjung yang
jauh-jauh datang ke tempat ini untuk berburu spot foto di lokasi air terjun.
Air terjun Susun
Wulan/ Air terjun Senancak, Terletak di dusun Dawuhan, desa Suco Lor, kecamatan
Maesan, kabupaten Bondowoso. Untuk menuju ke lokasi dari kota Bondowoso menuju
ke arah Jember, ke pasar Maesan sekitar 20 menit perjalanan. Setelah sampai di
pasar Maesan, belok ke kanan melewati depan pabrik tembakau lurus ke atas
hingga bertemu percabangan jalan, ambil yang ke kiri menuju ke desa Suco Lor.
Dari pasar Maesan diperkirakan sekitar 45 menit perjalanan menuju ke desa Suco
Lor dengan jalan beraspal, yang beberapa jalan terdapat tanjakan dengan aspal
yang sudah rusak, melintasi rumah-rumah penduduk dan area persawahan dan
perkebunan. Setelah tiba di dekat masjid desa Suco Lor belok ke kanan, melalui
jalan menanjak, hingga sampai di ujung jalan beraspal, di situ pengunjung bisa
menitipkan kendaraan di rumah-rumah penduduk. Dari desa Suco Lor, untuk menuju
ke lokasi air terjun ada beberapa alternatif, yang pertama pengunjung bisa
menggunakan sepeda motor dengan syarat mengenal medan karena di tengah
perkebunan banyak percabangan jalan dan dimusim hujan jalanan cukup licin dan
berlumpur, yang kedua menggunakan jasa ojek dan pemandu dari penduduk desa
dengan tarif ojek Rp.20.000,- untuk sekali perjalanan dan ini hanya bisa
dilakukan bila musim kemarau, alternatif terakhir dengan berjalan kaki sekitar
7 Km dari desa menuju ke air terjun. Alternatif terakhir inilah yang dipilih
tim adventure wisata, karena kami datang saat musim penghujan dengan menyewa
pemandu dari penduduk desa. Dari desa Suco Lor, perjalanan dilanjutkan melewati
jalan berbatu dengan kanan kiri area persawahan penduduk. Sesuatu yang menarik
dalam perjalanan adalah dibeberapa tempat persis di pinggir jalan, banyak
ditemukan situs-situs kuno/ purbakala yang terbuat dari batu, ada yang
berbentuk seperti piring, mirip gamelan kenong dan mirip kuburan batu. Setelah
sampai digapura pintu masuk yang terdapat bangunan kecil mirip loket, namun
saat kami datang tidak ada petugas penarik karcis, menurut pemandu kami, loket
itu hanya dibuka di hari-hari tertentu saja seperti saat liburan. Dari gapura perjalanan
dilanjut melewati perkebunan kopi yang sangat luas dan diperjalanan kami
menemui beberapa percabangan jalan, yang cukup merepotkan bila anda pertama
kali ke tempat ini dan tanpa pemandu. Di area perkebunan kopi ini juga terdapat
beberapa situs kuno dari batu, mirip makam batu dan mirip gamelan kenong yang
konon berdasarkan cerita dari penduduk setempat ada yang menemukan benda-benda
berharga di bawah situs mirim makam batu ini. Setelah 1 jam perjalanan dari
gapura, sampailah di tepian sungai besar dengan aliran deras dan setelah
melewati jembatan kayu, akan menemui tanjakan yang lumayan tinggi. Saran kami,
siapkan perbekalan secukupnya dan gunakan sandal atau sepatu khusus outdoor
bila menuju ke lokasi dengan berjalan kaki. Sekitar 30 menit dari tanjakan,
sampailah di percabangan jalan, sebelum jembatan kayu, ambil jalan ke kanan,
masuk ke perkebunan kopi, mengikuti jalan di dekat aliran sungai yang ada
dibawahnya dan 15 menit kemudian sampailah ke lokasi air terjun. Sebuah air
terjun indah dengan ketinggian lebih dari 80 meter, mengalir deras dengan
aliran bercabang dua jatuh mengikuti bebatuan. Di tempat ini pengunjung bisa
beristirahat sambil menyegarkan diri mandi dibawah guyuran air terjun yang
jernih, dingin dan menyegarkan untuk mengobati rasa capek anda dalam
perjalanan.
Artikel lain :
Wisatanya sangat bagus dan keren, DK TOUR
ReplyDelete