Mewujudkan Kota Karnaval Dunia Melalui Jember Fashion Carnaval (JFC)



JFC 2005
JFC 2013JemberSebuah kabupaten yang terletak di Jawa Timur ini tidak hanya dikenal dengan kekayaan wisatanya tapi juga ragam seni budayanya. Melalui tangan-tangan kreatif para seniman yang bekerja sama dengan berbagai instansi pemerintahan dan masyarakat, kelestarian seni budaya tersebut masih terjaga hingga sekarang dan menjadi ciri khas tersendiri bagi kabupaten Jember dan menjadi warisan berharga bagi generasi selanjutnya. Salah satu wujud pelestarian seni budaya yang telah menjadi ciri khas tersendiri yang telah dimodifikasi secara moderen, unik dan kotemporer adalah melalui sebuah event tahunan yang sangat terkenal dan menjadi trend center atau contoh bagi daerah lain yaitu event Jember Fashion Carnaval atau dikenal dengan JFC.  Jember Fashion Carnaval ini adalah sebuah event acara karnaval busana yang digelar rutin tiap tahunnya di kabupaten Jember dan telah menjadi contoh bagi daerah lain untuk menyelenggarakan event serupa seperti di Situbondo dengan Best Situbondo Carnival (BSC) dan di Banyuwangi dengan Banyuwangi Ethno Carnival (BEC). Event Jember Fashion Carnaval ini termasuk karnaval busana pertama di Indonesia yang diselenggarakan di kota Jember. Event yang unik dan kreatif ini adalah berawal dari ide bapak Dynand Fariz yang juga sekaligus sebagai pendiri JFC Center. Ide ini berawal dari adanya kemeriahan acara arak-arakan budaya dalam rangka HUT kota Jember yang saat itu diikuti grup kesenian reog Ponorogo yang memadati jalan-jalan protol dan menjadi tontonan menarik bagi masyarakat. Mulai dari itulah tercipta ide untuk membuat sebuah parade dengan jalan kaki menggunakan kostum yang menarik, dengan warna yang cerah, berumbai seperti kostum kesenian reog dan dikemas secara meriah, unik,moderen dan kotemporer yang menonjolkan khas budaya asli kabupaten Jember. Sejarah awal terwujudnya event Jember Fashion Carnaval ini dimulai dari berdirinya rumah mode milik bapak Dynand Fariz pada tahun 1998, beliau ini adalah seorang praktisi ahli dalam bidang fashion yang kenyang akan teori dan pengalaman di lapangan. Pada tahun 2001 dimulailah acara pekan mode Dynand Fariz dimana selama sepekan semua karyawan memakai pakaian yang saat itu lagi menjadi trend fashion dunia dan tahun 2002 pekan mode tersebut mulai diperkenalkan dengan berparade berkeliling kampung dan alun-alun, sejak saat itulah timbul niat bapak Dynand Fariz untuk membuat JFC. Pada tanggal 1 Januari 2003 adalah awal di selenggarakan JFC dan menjadi acara JFC pertama dan berikut tema-tema yang diusung dalam event Jember Fashion Carnaval adalah :

JFC 2014
JFC 1, merupakan event pertama carnaval busana yang diselenggarakan pada 1 Januari 2003, dengan mengusung tema busana ala cowboy, punk dan gypsy.

JFC 2, Diselenggarakan pada 30 Agustus  2003, bersamaan dengan TAJEMTRA dengan mengusung tema busana asia seperti Arab, India, Maroko, China dan Jepang.

JFC 3,  Diselenggarakan pada tanggal 8 Agustus 2004, dengan mengusung tema busana Mali, Athena-Yunani, Brasil, Indian, Futuristic dan Vintage. Pada JFC 3 ini terjadi perubahan EO/event organizer dari DFC menjadi dikelola oleh JFCC.

JFC 4, Diselenggarakan pada tanggal 7 Agustus 2005 dan menjadi ajang pertama JFC yang mengangkat tema defile, terbagi menjadi 8 defile dan sebagai pembuka adalah defile archipelago dengan tema busana Jawa kemudian diikuti defile dengan tema Tsunami, Egypt, China, Grandprix, Discontruction, England dan Carribean.

JFC 5, Diselenggarakan pada tanggal 6 Agustus 2006, dengan tema utama “anxiety snd spirit of the world, yang menampilkan trend fashion dunia seperti soft baroque, mock snop, action tribes dan magic circus. Event ini dibagi menjadi 8 defile sebagai pembuka adalah defile archipelago busana Bali dan dilanjutkan defile forest, poverty, mistic, jamaika, underground, rusia dan world cup.

JFC 6, Diselenggarakan pada tanggal 5 Agustus 2007, dengan membawa visi menjadikan kota Jember sebagai kota “the world fashion carnival”. Dengan harapan JFC ini tidak hanya menjadi ikon Jember tapi bisa menjadi ikon Indonesia dan dunia. Tema yang diusung pada JFC 6 ini adalah “save our world” yang berorientasi pada human, vegetal, mineral dan imagination. Event ini dibagi menjadi 8 defile dan sebagai pembuka adalah defile busana borneo kemudian dilanjutkan dengan prison, predator, undercover, amazon, chinese opera, recycle dan anime.

JFC 7, Diselenggarakan pada tanggal 3 agustus 2008, bersamaan dengan dicanangkannya bulan visit indonesia 2008 dengan harapan event ini mampu menarik wisatawan untuk datang ke indonesia khususnya ke Jember dan menjadi magnet dunia. Event JFC 7 ini mengambil tema “world evolution” yang terinspirasi dari perubahan bumi karena ulah manusia yang tidak terkendali. Event ini terbagi menjadi 9 defile, yang dibuka dengan parade JFC marching band dengan konsep yang berbeda dengan narching band lainnya, mengenakan kostum non uniform dengan konsep fashion and dancing sebagai inovasi baru yang berorientasi pada international performing art. Kemudian dilanjutkan dengan defile archipelago papua, disusul defile barricade, off eart, gate 11, roots, metamorphic, undersea dan robotic.

JFC 8, Diselenggarakan pada tanggal 2 Agustus 2009 dengan tema utama “world unity” yang berarti satukan dan damaikan dunia. Tema ini merupakan suatu pesan dalam mengatasi segala hal dalam perkembangan dunia baik dari sisi politik, ekonomi, sosial dan budaya sekaligus mengingatkan kita pada dampak global warming, krisis pangan dunia dan lain-lain. Terbagi menjadi 9 defile, sebagai pembukaan adalah penampilan JFC marching band dengan tema kostum perisai kemudian dilanjutkan dengan defile archipelago ranah minang, disusul defile upperground, animal plants, off life, hard shoft, container, techno eth dan rythem.

JFC 9, Diselenggarakan pada 8 Agustus 2010, dengan tema “world treasure” yaitu sekarang dan masa yang akan datang. Event kali ini diikuti sekitar 600 peserta dengan catwalk sepanjang 3,6 Km dan didukung dengan kostum, make up, koreografi, tata warna, karakter, stage, live & ilustration musik dengan formasi fashion runway, dance dan theatrikal sehingga menjadikan JFC sebagai satu-satunya event karnaval, yang terunik, fantastik, spektakuler dan amazing di dunia. Event ini dihadiri ratusan ribu penonton, ribuan media, photografer dan observer yang menjadikan saksi bahwa event JFC ini sebagai ajang lahirnya kreasi anak bangsa yang berhasil diwujudkan dalam mahakarya kelas dunia. Event ini dibagi menjadi 9 defile dan sebagai pembuka adalah JFC marching band dengan kostum dream sky, kemudian dilanjutkan dengan defile archipelago toraja dan disusul butterfly, thailand, cactus, kabuki, mongol, apocalypse dan voyage.

JFC 10, Diselenggarakan pada 24 Juli 2011, yang digelar secara besar-besaran di alun-alun kota Jember sebagai start dan finis di GOR Kaliwates. Event ini diikuti sekitar 600 peserta dengan catwalk sepanjang 3,6 Km. Seperti pada JFC sebelumnya, event ini dipadati ratusan ribu penonton, ribuan fotografer dan media nasional serta asing. Pada 2011 ini pula rancangan dari Dynand Fariz, yang meraih beberapa International Award seperti Runner Up 1 kategori Best Nasional Costume di ajang men hunt international 2011 di Taiwan, The winner dalam ajang mister International 2011 di Jakarta dan ajang mister universe model peagent 2011 di republik dominica. Semua rancangan yang telah meraih kategori penghargaan internasional ini, ditampilkan dalam event JFC 10 dan seperti biasa acara di meriahkan oleh JFC marching band dengan kostum, aksesoris dan makeup yang unik, amazing, fantastik dan spektakuler dengan ilustrasi musik dan koreografi yang sangat indah. Event ini di bagi menjadi 10 defile dengan tema utama “eyes triump” atau kekuatan pandangan mata. Defile pertama adalah royal kingdom yang bertema kostum raja-raja dari Inggris, kemudian dilanjutkan dengan defile punk yang terinspirasi gerakan perlawanan kaum muda pada era 60-an, defile India, defile athena yang menggambarkan peradapan yunani yang terkenal dengan sosok dewa-dewa, defile tsunami yang merupakan defile penghormatan kepada korban sunami di Aceh, defile Bali, defile borneo yang terinspirasi keindahan belantara hutan Kalimantan, defile roots yang terinspirasi dari bahan alami berupa akar dan tanah, defile animal plant yang terinspirasi dari tumbuhan atau hewan-hewan langka dan defile butterfly dengan tema mistis dan kegelapan.

JFC 11, Diselenggarakan pada tanggal 8 Juli 2012, diikuti sekitar 600 peserta dengan tema utama Extremagination yang terinspirasi dari international culture dan global fenomena. Event ini dibagi dalam 10 defile, yaitu: rome empire, madurese, oceanarium, persians, orchidaceae, savana, mushroom, dragon, trinidad &tobago, planet heredity, dengan catwalk yang sama seperti event sebelumnya. Pada JFC 11 ini untuk pertama kalinya dimeriahkan oleh artis yang menjadi peserta karnaval yaitu penyanyi Ashanty yang juga istri dari artis dan penyanyi Anang hermansyah yang asli dari kota Jember, yang tampil pada acara pembuka dengan mengenakan busana yang terinspirasi dari budaya khas Papua. Event ini disaksikan ratusan ribu wisatawan, 960 media 2800 tamu undangan VVIP dan ratusan photografer dari Jawa Timur, yang kebetulan acara ini digelar bersamaan dengan BBJ atau bulan berkunjung ke Jember.

JFC 12, Diselenggarakan pada tanggal 25 Agustus 2013, dengan mengusung tema utama “Artechsion” (Art meet technology and ilusion). Seperti pada event sebelumnya, acara ini dikemas dalam 10 defile, antara lain: tema Betawi, Tibet, Bamboo, Artdeco, Octopus, Canvas, Tribe, Beetle, Spider dan vinice. Event ini diikuti sekitar 750 peserta dengan catwalk sepanjang 3,6 Km dari alun-alun kota Jember finis di GOR Kaliwates. Pada JFC 12 ini, seluruh busana yang dikenakan para peserta adalah hasil rancangan masing-masing  team dan dibuat dengan dana sendiri dan diperagakan sendiri. Hal inilah yang menarik para peserta untuk berfikir kreatif untuk menciptakan busana yang unik dan spektakuler sesuai dengan tema. Rangkaian JFC 12 ini sebelum hari pelaksaan telah diadakan acara pembukaan sebagai perkenalan yang dikemas dalam JFC International Event 2013, yang diselenggarakan sejak tanggal 20 – 25 Agustus 2013 yang dimulai dengan Painting exhibition, photo exhibition, kuliner, JFC kids, Artwear  dan sebagai penutup acara adalah grand carnival pada hari minggu tanggal 25 Agustus 2013. JFC 12 ini tidak hanya menjadi ajang kretifitas para peserta tapi juga menjadi barometer fashion tingkat internasional bahkan beberapa busana dari peserta didesain oleh para desainer dari anak berkebutuhan khusus. Acara ini juga dimeriahkan dengan keikutsertaan artis Ashanty dan Anang hermansyah  sebagai peserta pada acara penutupan.

JFC 13, Diselenggarakan pada tanggal 24 Agustus 2014, dengan mengusung tema utama “Triangle Dynamic In Harmony. Event ini sama dengan sebelumnya yaitu dengan 10 defile seperti: Mahabarata, Tambora, Phonix, Pine forest, Apache, Borobudur, Flying kite, Wild deer, stalagmite dan chemistry. Sebelum acara puncak di tanggal 24 Agustus 2014, telah digelar serangkaian acara pembuka seperti JFC international exibition pada tanggal 20 Agustus 2014, JFC kids pada tanggal 21 Agustus 2014 yang diikuti sekitar 200 anak dengan kostum carnival, Performing Art pada tanggal 22 Agustus 2014 yang diperagakan sekitar 300 model, Wonderful Artchipelago pada tanggal 23 Agustus 2014.

JFC 14, Diselenggarakan pada tanggal 30 Agustus 2015, dengan mengangkat tema “out frame” yang tujuannya memberikan konsep baru yaitu mencoba membuka sesuatu yang konvensional untuk diciptakan diluar batas. Event ini menggunakan 10 defile antara lain Majapahit, ikebana, fosil, pegasus, circle, egypt, melanisia dan reog. Seperti biasa, sebelum acara karnaval puncak digelar acara exibition diantaranya pada tanggal 27 agustus 2015 parade karnaval anak yang diikuti sekitar 450 anak dari usia 4,5 tahun hingga 12 tahun. Tanggal 29 Agustus 2015, menampilkan karnaval dengan kostum khas dari beberapa propinsi seperti Bali dan Kalimantan. Event ini ditonton lebih dari 500 ribu orang dan 3711 media terdaftar untuk meliput JFC.

JFC 15, Rencananya akan digelar pada tanggal 24 Agustus 2016, dengan rangkaian acara mulai tanggal 21 – 24 Agustus 2016. Dalam JFC 15 ini, Jember akan menjadi tuan rumah karnaval yang nantinya akan diikuti 10 negara di Asia tenggara.  Tema yang akan di usung adalah “Wonderful Archipelago Carnaval Indonesia”. Event ini nantinya akan digunakan untuk memperkuat eksistensi kota Jember sebagai kota karnaval dunia dan akan menjadi karnaval terbesar di ASEAN.

Dengan adanya event tahunan yang dikemas dalam fashion karnaval ini  akan meningkatkan ekonomi Jember terutama di sektor pariwisata dan sekaligus menjadikan event ini sebagai ciri khas tersendiri bagi Jember, menjadikan JFC sebagai seni budaya yang dikonsep secara unik, kreatif, moderen, kontemporer dan spektakuler dan menjadi satu-satunya di Indonesia yang nantinya bisa menjadi contoh untuk dikembangkan di daerah-daerah lain.*)



Artikel lain :



Sentra Batik Tulis Khas Jember



sentra batik tulis jember
sentra batik tulis jemberJemberSetiap daerah pasti memiliki ciri khas sendiri-sendiri baik dari wisatanya, seni budayanya ataupun bahasanya. Salah satu bagian ciri khas itu adalah batik. Batik sudah banyak dikenal diberbagai kalangan dan telah ada sejak zaman dahulu yang diwariskan secara turun-temurun. Beberapa yang sudah sangat populer seperti batik Solo, batik Madura, Batik Pekalongan memiliki suatu ciri tersendiri yang khas dari corak dan warnanya. Seperti halnya batik-batik yang sudah populer itu, kini kota Jember pun juga ingin menampilkan batik tulisnya yang khas dengan corak dan warna yang berbeda tidak kalah dengan batik dari daerah lain. Saat ini, dunia fashion memang lagi berkembang dan beragam model sampai motif banyak tercipta tak terkecuali dengan motif batik. Motif batik kreasi baru banyak bermunculan dari ide kretif para seniman batik dan daerah-daerah yang dahulu bukan menjadi sentra batik kini berlomba-lomba membuat ide kretif desain motif batik baru yang identik dengan wilayah masing-masing. Sejarah batik di Jember sendiri sebenarnya sudah ada sejak zaman Belanda atau saat batik van zuylen populer di Eropa. Awal mulainya tidak jelas, namun sejak tahun 2010 batik tulis khas Jember ini mulai diangkat lagi melalui sebuah produsen batik Rolla, yang terletak di Jalan Mawar, kecamatan Patrang dan menjadi salah satu sentra batik tulis di Jember bersama sentra batik tulis desa sumberpakem, kecamatan Sumberjambe. Motif batik Jember mempunyai ciri khas tersendiri yang identik dengan wilayah Jember, salah satunya adalah motif daun tembakau. Ide motif ini didasakan karena wilayah Jember adalah salah satu sentra penghasil tembakau terbaik di Indonesia. Jember yang terkenal sebagai produsen tembakau atau yang biasa di sebut “daun emas” terbesar di Indonesia, jadi tidak heran ada seniman yang punya ide kreatif mengabadikannya menjadi motif batik, yang digoreskan diatas selembar kain menggunakan canting hingga membentuk pola yang beraturan, namun konsepnya masih bebas-kotemporer, sehingga masih memiliki ciri khas tersendiri sebagai gambaran culture atau budaya masyarakat khas Jember.  Seperti yang dikembangkan salah satu produsen batik Rolla, batik buatan mereka tidak lagi mengikuti tata aturan motif batik seperti batik solo, batik jogja, batik pekalongan dan batik madura namun lebih mengarah pada motif bebas kotemporer. Para pengrajin di sentra batik kecamatan Sumberjambe telah menggunakan motif daun tembakau ini secara turun-temurun mulai dari ukuran kecil hingga besar dan selalu menjadi komponen utama dalam membuat berbagai macam motif batik sehingga melahirkan motif-motif batik kombinasi yang baru yang bertujuan untuk memenuhi selera pasar yang makin bervariatif dan sesuai minat pembeli. Para pengrajin batik tulis di kecamatan Sumberjambe sendiri sebagaian besar adalah para perempuan yang juga bekerja sampingan sebagai buruh tani. 

 
sentra batik tulis jember
Motif yang telah dihasilkan oleh para pengrajin ini sudah lebih dari 33 macam motif batik tulis dan dulu pernah dibantu pemasarannya melalui Dinas Koperasi dan usaha kecil menengah dengan mengadakan pameran salah satunya melalui media jejaring sosial dimana waktu itu 7 motif batik diantaranya didesain sendiri oleh Ibu Sri Wahyuni yang merupakan istri dari bupati Jember saat itu. Saat ini masyarakat diluar Jember mungkin belum begitu mengenal batik Jember karena masih kalah populer dengan batik solo, batik jogja, batik pekalongan dan batik madura, tetapi setelah melalui berbagai inovasi dalam pembuatan motifnya, salah satunya dengan kombinasi, yaitu menambahkan motif lain seperti buah coklat, biji kopi dan buah naga yang juga menjadi ciri khas Jember. Itulah yang mendasari produsen batik seperti Rolla untuk terus berkreasi menciptakan motif-motif kombinasi baru yang banyak disukai pasaran dan mereka juga bercita-cita untuk membangun kampung batik di kecamatan Patrang sebagai sentra pengrajin batik sekaligus sebagai tempat edukasi yang kedepannya akan menjadikan Jember sebagai kota batik tulis terbesar di Jawa Timur. Harga kain-kain batik buatan para pengrajin batik di Jember ini juga tidak mahal  dan relatif terjangkau, seperti batik cap dengan bahan kain katun dijual seharga Rp.65.000,- hingga Rp.80.000,- per potong. Sedangkan batik tulis dengan kain katun dijual dengan harga Rp.85.000,- hingga Rp.150.000,- per potong dan yang menggunakan bahan kain sutra dijual Rp.300.000,- per potong. Harga ini masih tergolong murah bila dibandingkan dengan harga kain batik dari daerah lain seperti Solo, Yogyakarta dan Pekalongan. Kedepan, batik tulis Jember ini akan semakin bersinar, ini terlihat dari banyaknya pesanan pada para pengrajin baik dari masyarakat Jember sendiri yang biasanya digunakan untuk seragam sekolah, seragam instansi pemerintah dan swasta, juga berbagai pesanan dari luar Jember untuk bisnis dan lain-lain. Untuk meningkatkan mutu produksi batik ini, dinas perindustrian perdagangan dan penanaman modal Jember telah bekerja sama dengan para pengrajin untuk memberikan pelatihan-pelatihan khususnya bagi pemula dan pemberian bantuan permodalan, sehingga hasil produksi batik ini lebih kreatif, inovatif dan laku dipasaran baik lokal dan nasional, lebih lagi pasar internasional. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengenalkan batik tulis khas Jember ini, salah satunya dengan menjalin kerjasama dengan beberapa toko kerajinan dari Amerika, Belanda, Jerman, Australia dan India selain mengenalkan langsung melalui berbagai event pameran seni budaya dan menggelar ajang promosi fashion kontes bertema duta batik jember. Kadang beberapa negara juga mengirimkan motif dari mereka sendiri untuk dibuatkan batik sesuai pesanan. Dengan kerjasama seperti ini para pengrajin batik di Jember akan semakin bertambah wawasan akan minat desain motif/corak batik yang disukai masing-masing negara dan kedepannya para pengrajin batik bisa terus eksis berkarya. Bagi anda yang sedang berkunjung ke Jember dan tertarik dengan seni batik bisa mengunjungi sentra batik di desa Sumberpakem, kecamatan Sumberjambe atau sentra batik dan galeri Rolla di Jalan Mawar, kecamatan Patrang untuk melihat dan belajar seni membatik atau sekedar mencari oleh-oleh khas kota Jember. *)

Artikel lain :

Wisata Pantai di Jember



JemberSalah satu destinasi wisata yang banyak di sukai para wisatawan adalah wisata pantai. Di Jember sendiri memiliki beberapa wisata pantai, yang beberapa diantaranya sudah dikenal oleh para wisatawan baik dari wilayah Jember sendiri maupun dari luar Jember. Pantai-pantai di Jember ini menyuguhkan panorama alam yang indah tidak kalah dengan pantai-pantai dari daerah lain, adalah sebagai berikut :


wisata pantai di jember
Pantai Papuma

Terletak di desa Sumberejo, kecamatan Ambulu, sekitar 37 Km dari kota Jember. Akses menuju ke pantai ini cukup baik dengan jalan yang sudah beraspal halus, sehingga memudahkan para wisatawan yang menggunakan kendaraan jenis motor dan mobil untuk menuju ke lokasi. Pantai Papuma atau yang juga dikenal sebagai pantai Tanjung Papuma ini ditemukan oleh Perhutani yang berbentuk sebuah daratan kecil yang menjorok ke laut atau biasa disebut tanjung. Nama Papuma sendiri berasal dari singkatan pasir putih malikan, karena memiliki pasir yang putih sama dengan pantai Watu Ulo yang ada di sebelahnya, sedangkan nama malikan diambil dari batu datar berbentuk seperti kerang besar yang berjajar disepanjang pantai ini. Konon, batu malikan ini adalah tempat memancing raden mursada dan mursaud atau dalam kisah lain dengan nama raden marsudo dan joko samudra. Diatas batu itulah secara tak sengaja raden mursada memancing ikan ajaib raja mina yang kemudian dilepaskan kembali dan ditempat itu pula joko samudra kailnya tersangkut ular raksasa yang kemudian dibelah menjadi tiga bagian oleh raden mursada menggunakan cemeti yang diberikan oleh raja mina. Area pantai ini cukup luas mencapai 50 Ha yang sepenuhnya dikelola oleh Perhutani Jawa Timur. Pantai ini cukup eksotis karena memiliki laut yang menawan dengan pantai yang hijau kebiruan sehingga tidak heran tempat ini selalu ramai dikunjungi para wisatawan. Sebelum menuju pantai ini, pengunjung akan melewati kawasan hutan jati kemudian setelah sampai dipintu gerbang akan terlihat deretan pepohonan yang rimbun dan besar yang merupakan kawasan hutan alami yang didalamnya banyak terdapat macam-macam flora dan fauna khas wilayah tropis, seperti monyet lutung yang banyak ditemui bergelantungan dipohon-pohon dalam hutan. Untuk masuk ke lokasi ini pengunjung diwajibkan membayar tiket masuk sebesar Rp.5.000,- per orang untuk hari biasa dan Rp.7.000,- per orang untuk akhir pekan dan hari libur. Badi pengunjung yang membawa kendaraan akan dikenakan biaya parkir untuk roda 2 Rp.1,000,-dan roda 4 Rp.2.000,-. Setelah sampai dilokasi, pengunjung akan disuguhi sebuah pemandangan yang sangat indah yaitu hamparan pasir pantai yang putih, lembut, bersih dan disebelah barat terlihat deretan perahu nelayan yang bersandar di tepi pantai. Selain menawarkan wisata pantai di tempat ini juga terdapat batu-batu karang besar yang unik yang dalam bahasa setempat disebut atol-atol yang berada didekat pantai menyerupai sebuah pulau-pulau yang berjajar berjumlah tujuh. Karang-karang tersebut masing-masing memiliki nama, yaitu : pulau Narada, pulau Nusa Barong, pulau Bathara Guru, pulau Kresna, pulau Kajang dan pulau Kodok. Untuk mencapai pulau-pulau karang tersebut harus menunggu saat air laut surut, namun diharap hati-hati karena batu karang tersebut mempunyai tekstur yang kasar dan tajam bisa menyebabkan luka. Dari ketujuh karang ini hanya satu yang tidak memiliki nama dan tempat itu dihindari untuk dikunjungi, karena menurut warga setempat, karang tersebut dihuni banyak ular berbisa. Pada bagian lain pantai Papuma ini juga terdapat batu karang dengan cerukan kecil yang oleh warga setempat dinamakan gua lawa atau gua kelelawar. Namun keberadaan gua ini baru bisa dilihat saat air surut. Konon, gua ini dipercayai oleh warga sekitar sebagai tempat bersemayamnya Dewi Sri Wulan, yaitu salah satu putri penguasa laut selatan dan konon gua ini juga digunakan sebagai tempat bertapa/bersemedi Kyai Mataram. Para pengunjung yang ingin merasakan suasana pantai dimalam hari atau ingin menginap, di pantai Papuma ini telah disediakan pondok dan cottage milik perhutani dengan tarif berkisar Rp.150.000,- hingga Rp.450.000,- tergantung fasilitas. Pengunjung bisa mencicipi kuliner ikan bakar atau bisa membeli langsung pada nelayan untuk dibakar sendiri dipinggiran pantai Papuma ini. Di waktu tertentu di pantai Papuma ini diadakan acara tradisi larung sesaji yang diadakan oleh warga sekitar secara beramai-ramai mendoakan sesajen tersebut sebelum dilarung ke laut. Tujuan ritual ini adalah sebagai perwujudan rasa syukur atas panen ikan yang melimpah dan berharap bisa panen sepanjang tahun dan juga berharap keselamatan. Namun diharapkan bagi pengunjung untuk juga selalu berhati-hati karena letak pantai Papuma ini terdapat dilaut selatan yang terkenal memiliki ombak yang ganas, maka dari itu dibeberapa tempat dipasang larangan untuk berenang dan dimohon pengunjung bisa mematuhinya demi keselamatan.


wisata pantai di jember
Pantai Watu Ulo

Terletak bersebelahan dengan pantai Papuma atau Tanjung Papuma dan pantai payangan, yaitu tepatnya di desa Sumberejo, kecamatan Ambulu, Jember, kira-kira 40 Km di sebelah selatan kota Jember. Pantai Watu Ulo yang dalam bahasa jawa berarti batu ular ini mempunyai panorama yang indah dengan pasir putih bersih, laut yang biru kehijauan dan deretan batu-batu yang tersusun memanjang menjorok ke laut, mirip sebuah sisik ular. Keberadaan bebatuan inilah yang menjadikan pantai ini dinamakan watu ulo. Konon, mitosnya batu-batu yang tersusun memanjang menyerupai sisik ular ini adalah bagian tubuh dari seekor ular naga raksasa yang sedang bertapa selama ratusan tahun dan dipercayai masyarakat sekitar bahwa suatu saat ular naga tersebut akan bangkit dari pertapaannya dan berubah menjadi manusia yang sakti yang akan memimpin negeri ini. Namun dibalik mitos itu pantai ini menyimpan banyak keindahan yang menarik bagi para wisatawan. Pantai ini selalu ramai saat hari libur atau akhir pekan dan setiap tanggal 1 syawal hingga 10 syawal pantai ini selalu dipadati pengunjung karena setiap awal bulan syawal diadakan acara perayaan dan hiburan serta penjualan hasil kerajinan nelayan setempat seperti kerajinan dari karang, bekas rumah keong dan aneka kerajinan dari laut lainnya. Pada tanggal 7 syawal atau bersamaan dengan hari raya ketupat, di pantai ini diadakan upacara petik laut atau larung sesaji yang tujuannya adalah sebagai perwujudan rasa syukur akan hasil laut yang melimpah. Disepanjang bibir pantai watu ulo para wisatawan dapat menyaksikan perahu-perahu tradisional yang biasa digunakan oleh para nelayan untuk aktivitas keseharian mencari ikan di laut. Para wisatawan pun dapat menyewa perahu tradisional ini untuk mengantar berkeliling sekitar pantai. Selain memiliki pantai yang indah ditempat ini juga terdapat wisata lain seperti goa jepang, goa kelelawar dan taman bermain anak-anak. Bagi para pecinta alam ditempat ini juga disediakan lahan khusus untuk camping atau mendirikan tenda. 


wisata pantai di jember
Pantai Bande Alit

Terletak dikawasan Taman Nasional Meru betiri yang sebagaian wilayah kawasan ini disebelah timur adalah masuk Banyuwangi, yang juga dikenal memiliki beberapa pantai yang indah di dalam kawasan Taman Nasional Meru betiri ini, seperti pantai Teluk Hijau (green bay), pantai Sukamade dan pantaiRajegwesi. Pantai Bande Alit tepatnya terletak di desa Andongrejo, kecamatan Tempurejo, kabupaten Jember atau sekitar 60 Km arah selatan kota Jember. Pantai ini  selain memiliki panorama yang indah juga menawarkan wisata lain seperti offroad menggunakan kendaraan jeep atau double gardan melintasi hutan dengan jalan berbatu/makadam dan menyusuri tepian teluk yang berpasir. Bagi para penggemar bodysurfing di tempat ini telah disediakan peralatannya, para wisatawan tidak perlu repot-repot membawa dari rumah cukup menyewa saja. Lokasi surfing disini cukup aman bagi pemula karena ombak dipantai ini tidak terlalu besar. Untuk menuju ke lokasi dari kota Jember menuju ke Ambulu, sampai di perempatan Ambulu arah pantai Papuma, belok kiri menuju perkebunan Blater, dengan total waktu tempuh 3,5 Jam dari kota Jember. Namun untuk rute dari Andongrejo – Bande alit disarankan untuk menggunakan kendaraan double gardan karena medannya berupa jalan tanah bebatuan. Di area sekitar pantai bande Alit ini terdapat berbagai fasilitas bagi para wisatawan, seperti pondok wisata, area parkir, toilet, camping ground, kano dan speedboat. Ikon wisata lain yang bisa dinikmati para wisatawan adalah adanya demplot atau tempat penangkaran rusa timor dan green house anggrek yang menawarkan pameran koleksi berbagai jenis bunga anggrek khas dari Taman Nasional Meru Betiri yang beberapa jenis diantaranya tergolong langka. Disebelah timur pantai Bande alit terdapat sebuah muara sungai yang luas seperti danau yang ditumbuhi mangrove dengan luas area mencapai 8 Ha dengan tepian muara banyak terdapat pondok wisata. Dibagian timur muara sungai para wisatawan bisa melakukan pengamatan burung, olahraga kano atau menyusuri sungai menggunakan speedboat. Kondisi muara sungai bande alit ini cukup unik, bila musim kemarau airnya melimpah seperti danau tapi bila musim penghujan justru surut sehingga tidak bisa digunakan untuk berkano dan berspeedboat. Dahulu tempat ini pernah ramai menjadi perbincangan karena ditemukannya jejak kaki manusia kerdil dan beberapa saksi mata lainnya melihat langsung keberadaan manusia kerdil ini disekitar muara sungai, namun hingga sekarang belum bisa dibuktikan keberadaan manusia kerdil ini. Tarif masuk ke pantai Bande Alit ini untuk pengunjung umum dihari biasa Rp.5.000,-/orang/hari, rombongan pelajar Rp.3000,- dan untuk hari libur umum Rp.7.500,- pelajar Rp.4.500,-.


wisata pantai di jember
Pantai Puger

Terletak sekitar 35 Km arah barat laut dari kota Jember. Dari kota Jember menuju ke pertigaan Rambipuji lalu ke arah kiri menuju ke Balung lurus arah selatan hingga sampai di Puger, kira-kira 30 menit perjalanan dari kota Jember. Pantai yang memiliki panjang hingga 3 Km ini, masih termasuk laut selatan yang terkenal memiliki ombak yang tinggi. Tempat ini juga terkenal sebagai tempat pelelangan ikan, hal ini terlihat dari banyaknya kapal-kapal tradisional nelayan yang berjajar di sekitar pantai. Para wisatawan biasanya datang ke pantai ini untuk memancing atau membeli ikan segar dari nelayan, namun selain itu para wisatawan juga disuguhi panorama pantai yang indah terutama di pagi hari. Disebelah pantai Puger terdapat sebuah pantai, yaitu pantai kucur. Di pantai ini para wisatawan dapat melihat kawanan kera merah yang selalu bergerombol dan sesekali terlihat berinteraksi dengan para wisatawan apalagi kalau terlihat membawa makanan seperti buah-buahan. Konon, katanya kera-kera ini tidak ada yang berani mengganggunya apalagi sampai menyakiti atau membunuhnya, masyarakat sekitar percaya akan mendatangkan malapetaka bagi mereka yang mengganggunya. Setiap setahun sekali di pantai Puger ini juga diadakan upacara ritual tradisional “Larung sesaji”. Kegiatan ini sebagai wujud rasa syukur atau terima kasih pada Tuhan atas rizki yang diberikan, terutama untuk para nelayan Puger, setelah itu nasi tumpeng akan dibawa ke tengah laut untuk dilarung atau ditenggelamkan sebagai simbol harapan mereka.
wisata pantai di jember
Pantai Paseban, Terletak sekitar 52 Km barat laut dari kota Jember, berada di kecamatan Kencong. Untuk menuju ke lokasi dari kota Jember bisa menggunakan kendaraan pribadi atau umum dari terminal Tawangalun, yaitu naik bus mini dengan kapasitas 12 orang atau bisa menyewanya dengan tarif berkisar Rp.100.000,- an. Meski lokasi ini berhadapan langsung dengan samudra hindia atau laut selatan yang terkenal memiliki ombak yang ganas, di pantai Paseban ini ombaknya tenang sehingga cukup aman bagi para pengunjung terutama anak-anak untuk bermain air. Pantai Paseban ini memiliki panjang garis pantai sekitar 2 Km dengan pasir hitam yang lembut dan banyak dikunjungi wisatawan di akhir pekan untuk sekedar liburan atau bersantai dan berolahraga voli pantai. Beberapa pengunjung juga memanfaatkan pantai ini sebagai lokasi memancing dan dikejauhan tampak pulau Nusa Barong yang menghampar dengan laut kebiruan. Di sore hari, pemandangan sunset di pantai ini sangat indah tidak heran banyak pengunjung yang berburu foto ditempat ini di sore hari.



Artikel lain :