Panduan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi



tourism guide banyuwangi
Banyuwangi – Sebuah kota yang terletak di ujung timur pulau Jawa, termasuk propinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan 3 kota yaitu Situbondo, Bondowoso dan Jember. Untuk menuju ke Banyuwangi banyak alternatif yang bisa digunakan, dengan jalur darat umum bisa menggunakan bis atau kereta api dari Surabaya dan Bali, begitu juga jalur udara bisa menggunakan pesawat dari Surabaya atau Bali untuk menuju bandara Blimbingsari di Banyuwangi. Kota yang di kenal memiliki beberapa sebutan seperti kota gandrung dan sun rise of java ini konon berasal dari sebuah legenda yang cukup terkenal yaitu kisah kesetiaan dewi sri tanjung yang rela mati di tangan suaminya karena fitnah dan setelah jasadnya di buang ke sungai, air sungai seketika berbau harum atau wangi. Di balik legenda, Banyuwangi juga banyak menyimpan potensi wisata dan budaya yang menarik untuk di kunjungi, mulai dari wisata alam, agrowisata, bangunan bersejarah, kuliner dan tradisi-tradisi budaya yang masih melekat tumbuh dan berkembang di masyarakat dan menjadi sebuah ciri khas tersendiri bagi pariwisata Banyuwangi. Berikut beberapa obyek wisata di Banyuwangi yang bisa dijadikan referensi bagi para wisatawan, salah satunya yang sudah sangat terkenal sebagai Golden Triangle-nya pariwisata di Banyuwangi yaitu, Kawah Ijen ( Ijen Plateau ), Pantai Plengkung ( G-Land ) dan Pantai Sukamade.


gold triangle pariwisata banyuwangi

Sebuah Gunung berapi aktif yang terletak diperbatasan Banyuwangi dan Bondowoso, memiliki ketinggian 3000 Dpl lebih dengan danau belerang yang luas dan memiliki fenomena alam yang langka yaitu “Blue Fire” atau si api biru, sebuah fenomena alam langka yang hanya ada di dua tempat di dunia ini, salah satunya di Kawah Ijen. Kawah Ijen juga terkenal memiliki panorama alam yang cantik dan banyak di buru para wisatawan yaitu menyaksikan matahari terbit atau sun rise dari puncak gunung. Di kawah Ijen ini juga terdapat aktifitas penambangan belerang yang masih dilakukan secara tradisional dan hanya terdapat di dua tempat di Indonesia yaitu di gunung Welirang dan gunung Ijen ini. Para wisatawan bisa membawa oleh-oleh menarik sebagai cindramata yaitu souvenir dari belerang yang unik. Baca selengkapnya


gold triangle pariwisata banyuwangi

 Pantai yang terletak di sebuah teluk di grajakan yang masih termasuk di dalam kawasan Taman Nasional Alas Purwo yang sangat terkenal memiliki ombak yang besar dengan ketinggian mencapai 8 meter. Konon, pantai Plengkung ini menjadi tempat olahraga surfing profesional terbaik di Asia Tenggara dan menjadi salah satu dari tujuh yang terbaik di dunia. Nama G-Land yang unik ini diambil dari “G” karena terletak di teluk Grajakan, “G” dari kata Great karena terkenal memiliki ombak yang besar, “G” dari kata Green karena alam sekitar pantai Plengkung yang hijau dan “G” karena bentuk pantainya menyerupai huruf G. Baca selengkapnya


gold triangle pariwisata banyuwangi

Pantai yang terletak di kawasan Taman Nasional Meru Betiri ini terkenal sebagai tempat alami perkembangbiakan berbagai jenis penyu yang tergolong langka dan di lindungi. Berbagai jenis penyu langka seperti penyu hijau, penyu sisik, penyu slengkrah dan penyu blimbing selalu memilih mendarat dan bertelur di tempat ini karena tempatnya yang masih alami dan jauh dari keramaian, konon telah menjadi rumah bagi penyu-penyu langka ini sejak ribuan tahun yang lalu. Selain menyaksikan langsung proses penyu langka bertelur para wisatawan juga bisa mengikuti acara pelepasan anak-anak penyu atau tukik menuju ke laut. Baca selengkapnya



Terletak di sebelah utara kota Banyuwangi, persis di pinggir jalan raya Situbondo – Banyuwangi yang sekaligus sebagai tempat pintu masuk ke kabupaten Banyuwangi. Posisi pantai ini cukup strategis dan biasanya di jadikan sebagai tempat transit atau singgah sebelum melanjutkan perjalanan menuju ke Bali atau ke kota Banyuwangi. Pantai ini ditandai dengan berdirinya sebuah patung gandrung sebagai maskot kota Banyuwangi dan sebuah batu yang berada persis di tengah jalan raya yang bentuknya menyerupai dodol atau makanan yang dibuat dari beras ketan yang di tumbuk halus. Keberadaan batu ini menjadi daya tarik tersendiri dan dianggap keramat bagi sebagian masyarakat berdasarkan dari legenda tentang asal-usulnya. Setiap 10 syawal atau setelah lebaran di tempat ini bisa di saksikan sebuah upacara adat puter kayon yang dilakukan oleh masyarakat desa Boyolangu yang datang ke tempat ini dengan menaiki kereta kuda. Baca selengkapnya



Terletak di desa Krajan, kecamatan Wongsorejo, 20 Km sebelum pelabuhan Ketapang atau tempat penyebrangan menuju ke Bali. Keberadaan taman bawah laut yang masih alami, jernih dengan kedalaman 2 – 6 meter dan luas mencapai 15 Ha ini menjadi tempat konservasi bersama dibawah perlindungan bersama antara pemerintah daerah dengan masyarakat sekitar. Keindahan taman bawah laut ini bisa dibandingkan dengan taman laut di Wakatobi, Bunaken dan Raja Ampat. Di tempat ini para wisatawan bisa melakukan snorkling melihat berbagai jenis terumbu karang dan ratusan jenis ikan. Para wisatawan pun bisa mengikuti kegiatan penanaman bibit terumbu karang dan merasakan sensasi berenang bersama dengan ikan hiu yang di pelihara di salah satu rumah apung. Baca selengkapnya



Sebuah pulau yang terletak 30 menit perjalanan menggunakan speedboat dari pantai Bangsring. Pulau kecil yang tidak berpenghuni dan memiliki luas 5 Ha ini memiliki pantai yang jernih dengan deretan coral reef dan aneka ragam biota laut. Di pulau ini juga terdapat beberapa jenis burung langka yang di lindungi seperti Maleo, Enggang gading dan Jalak bali. Pantai di sekitar pulau Tabuhan ini di manfaatkan sebagai tempat olahraga surfing jenis “kitesurfing” dan “windsurfing” atau yang biasa di kenal dengan berselancar layang. Baca selengkapnya
 


Sebuah bangunan cagar budaya yang dibangun pada tahun 1771 dan digunakan sebagai rumah dinas bupati yang terletak persis di tengah kota Banyuwangi, di sebelah taman Sritanjung. Bangunan yang dahulu terkesan tua dan angker ini kini disulap menjadi sebuah bangunan yang menarik dengan konsep hijau dan menjadi salah satu ikon wisata yang menarik. Di halaman belakang pendopo ini dibangun sebuah bangunan mirip bunker yaitu sebuah green house dengan kamar-kamar yang dibuat dengan kemiringan 60 derajat dan ditanami rumput di atapnya. Pada bagian atap juga di desain menggunakan sunroof yang berfungsi untuk pemecah cahaya menuju ruangan-ruangan dibawahnya sehingga hemat energi. Baca selengkapnya



Pantai yang terletak dekat dengan pusat kota Banyuwangi. Dahulu tempat ini adalah sebuah pelabuhan untuk tempat aktifitas perdagangan kopra dan nelayan ini terlihat banyaknya bangunan tua yang dahulu digunakan sebagai tempat penyimpanan atau gudang. Kini, pantai yang pernah digunakan untuk festival 1000 tari gandrung ini akan disulap menjadi sebuah marina dibawah pengelolaan PT.Pelindo III yang konsepnya akan menghubungkan Tanjung Benoa di Bali dan Labuhan Bajo di NTT. Pembukaan marina ini akan menjadi start point untuk menuju tempat wisata lain di Banyuwangi melalui jalur laut seperti pantai pulau merah, pantai Plengkung dan pantai Sukamade. Baca selengkapnya



Berwisata tentu tidak lengkap tanpa berkuliner. Di Banyuwangi banyak terdapat tempat kuliner khas Banyuwangi yang beberapa diantaranya termasuk langka dan khas peninggalan budaya masyarakat asli dari Banyuwangi, yaitu suku osing. Beberapa macam kuliner khas itu antara lain sego tempong, rujak soto, sego cawuk, pecel pithik, pecel rawon, kupat lodoh dan lain-lain. Baca selengkapnya



Banyuwangi yang di kenal banyak menyimpan potensi wisata dan budaya. Hal itu terlihat masih banyaknya ritual dan upacara adat yang dilakukan oleh masyarakatnya. Untuk mengenalkan potensi budayanya itu banyak cara kreatif yang telah dilakukan pemerintah kabupaten Banyuwangi salah satunya menggelar festival busana sebagai presentasi pengenalan adat tradisional yang ada di Banyuwangi, yang di kenal dengan “BEC” atau Banyuwangi Ethno Carnival. Karnaval tahunan yang di kemas unik dan spektakuler ini menampilkan ratusan pemain dengan kostum-kostum yang menarik berdasarkan tema yang ditentukan dan diikuti berbagai kalangan seperti anak-anak sekolah. Baca selengkapnya



Pantai yang terletak di desa Sumber Agung, kecamatan Pesanggaran atau sekitar 60 Km perjalanan darat dari pusat kota Banyuwangi. Dahulu pantai ini bernama pantai Ringin pitu kemudian berubah nama menjadi pantai pulau merah, yang diambil dari sebuah pulau yang terdapat di tengah pantai yang memiliki tanah kemerahan. Posisi pantai yang terletak di teluk Pancer yang terkenal memiliki ombak yang besar seperti pantai Plengkung ini ramai di kunjungi para wisatawan dan para penggemaar olahraga surfing dan menjadi spot surfing baru sekelas seperti yang ada di pantai catarina Brasil. Baca selengkapnya




Terletak di semenanjung Bulungan, tersembunyi di balik kawasan Taman Nasional Alas Purwo. Satu-satunya akses menuju kesana hanya menggunakan jalur laut dari pelabuhan Muncar. Posisi berada di teluk dengan ombak yang tenang dan suasana yang masih alami para wisatawan dapat melakukan berbagai aktifitas seperti diving, snorkling, ski air, berenang, memancing dan menjelajahi kawasan teluk dengan kano. Baca selengkapnya



Terletak di selatan Banyuwangi, dengan luas area mencapai 43 ribu Ha dan ketinggian 322 Dpl cocok untuk para penggemar wisata trecking atau petualangan seperti halnya di Taman Nasional Baluran. Di Taman Nasional Alas Purwo yang terkenal angker ini terdapat beberapa tempat wisata seperti Sadengan atau padang savana, disini para wisatawan bisa melihat kawanan hewan liar yang langka dan dilindungi seperti banteng, rusa, macan tutul dan lain-lain. Terdapat pula tempat bersejarah pura giri selaka atau situs kawitan peninggalan zaman kerajaan majapahit. Empat pantai yaitu pantai Triangulasi, pantai pancur, pantai parang ireng dan pantai Ngagelan. Kontur tanah di alas purwo yang berbukit, terdapat pula beberapa gua salah satunya gua istana dan terdapat pula sebuah komplek pemakaman yang unik dan dikeramatkan oleh masyarakat dengan memiliki panjang makam 7 meter. Baca selengkapnya



Terletak di desa Sarongan, kecamatan Pesanggaran dan merupakan pintu masuk menuju Taman Nasional Meru Betiri dari timur. Pemandangan di pantai ini sangat menawan, dengan hamparan pasir yang bersih, lembut dan berwarna kecoklatan akibat endapan lumpur dari sungai-sungai yang bermuara dipantai ini. Terdapat pula aktifitas nelayan dan tempat pelelangan ikan. Di tempat ini para wisatawan juga bisa melihat proses bertelur penyu-penyu langka seperti di pantai Sukamade dan nama rajegwesi yang berarti pagar besi ini diambil dari kisah pada zaman jepang, yang memasang tonggak-tonggak kayu jati yang terkenal sekuat besi berjajar di tengah pantai untuk menghalangi kapal musuh mendarat. Baca selengkapnya



Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melakukan terobosan baru yang inovatif dalam bidang pariwisata yaitu mengkoneksikan pertanian khususnya buah naga dengan pariwisata yang ada di Banyuwangi. Ide kreatif ini dicetuskan oleh Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, mengingat wilayah Banyuwangi merupakan salah satu penghasil buah naga terbesar di Indonesia, yakni terdapat di kecamatan Bangorejo, Pesanggaran dan Tegaldlimo. Para wisatawan memetik langsung dari pohon dan membeli buah naga hasil pertanian warga sebagai oleh-oleh. Baca selengkapnya



Tempat wisata ini memiliki daya tarik tersendiri meskipun namanya belum sepopuler Pantai Pulau Merah, yaitu pantai Teluk Hijau atau yang dikenal di mancanegara dengan sebutan “Green Bay”. Pantai yang memiliki pasir yang putih lembut, pemandangan karang yang indah dan mempunyai air terjun setinggi 8 meter ditebingnya ini terletak di desa Sarongan, di bagian selatan kecamatan Pesanggaran dan masih termasuk dalam wilayah Taman Nasional Meru Betiri berdekatan dengan Pantai Sukamade dan Pantai Rajegwesi. Sesuai dengan namanya, air di teluk pantai ini berwarna kehijauan jika dilihat dari kejauhan karena warna hijau ini dihasilkan dari alga hijau yang tumbuh di dasar perairan teluk yang dangkal bila terkena sinar matahari akan memantulkan warna kehijauan. Baca selengkapnya



Dengan wilayah yang berbatasan langsung dengan pegunungan, Banyuwangi juga banyak memiliki wisata alam air terjun yang beberapa diantaranya masih tergolong kategori alami dan keberadaan air terjun ini banyak tersebar di lokasi-lokasi yang berdekatan dengan pegunungan baik itu di gunung Ijen maupun gunung Raung, meliputi kecamatan Kalipuro, Wongsorejo, Glagah, Licin dan Kalibaru yang tentu menyimpan potensi wisata yang pantas untuk dikembangkan, seperti air terjun Kalibendo, air terjun karang anyar/Jagir, air terjun segobang, air terjun lider, air terjun selendang arum dan lain-lain. Baca selengkapnya



Tempat wisata yang di kembangkan oleh sekumpulan pemuda di desa Sumber Bulu, kecamatan Songgon yang mengembangkan wisata berbasis olahraga yaitu tubing atau body rafting dengan memanfaatkan aliran deras kali badeng yang mengalir dari Gunung Raung melewati desanya. Mereka menamakan tempat wisata ini “X-Badeng Tubing Adventure Team” yang di kelola di bawah badan usaha milik desa dan resmi dibuka untuk umum sejak tahun 2011. Baca selengkapnya




Selain kaya akan potensi wisata alamnya, Banyuwangi juga kaya akan seni dan budaya, salah satunya adalah adat budaya suku osing. Suku osing ini adalah penduduk asli dari Banyuwangi yang adat budayanya masih bisa ditemukan di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah. Adat budaya suku osing di desa Kemiren ini masih terjaga dengan baik, ini tidak lepas dari keberadaan “Sanggar Genjah Arum” yang dimiliki oleh seorang pengusaha perkebunan bernama Setiwan Subekti. Beliau adalah seorang ahli kopi internasional yang sangat perduli dengan pelestarian adat budaya osing. Baca selengkapnya



Durian, buah tropis dengan bau khas yang harum, mempunyai kulit dengan duri yang tajam, dan daging yang yang berwarna kuning atau putih kekuningan. Beda dengan yang ada di Banyuwangi ini, daging buahnya berwarna kemerahan yang terkenal dengan sebutan si “durian merah”. Durian merah ini banyak dijumpai di kecamatan Songgon dan Kemiren, karena warna daging dan rasanya yang khas menjadikan buah durian merah ini menjadi salah satu buah unggulan di Banyuwagi yang banyak di buru para penggemarnya. Konon durian merah ini berasal dari perkawinan silang antar varietas ataupun faktor genetik sehingga menyebabkan daging durian ini menjadi merah. Baca selengkapnya



Berbicara mengenai suku osing sebagai suku asli Banyuwangi tentu tidak akan terpisahkan dengan keberadaan “Sanggar Arum Genjah” sebagai tempat pelestarian seni dan budaya suku osing yang dimiliki seorang pengusaha perkebunan dan ahli kopi internasional yang berada di desa Kemiren, kecamatan Glagah. Dari tangan dingin sang pengusaha yang bernama lengkap Setiawan Subekti inilah kopi osing jadi terkenal di dunia dengan cita rasanya yang khas. Datang di desa Kemiren ini tentu tidak lengkap bila tidak mencicipi nikmatnya kopi osing yang terkenal ini. Tidak hanya mencicipi, para pengunjung bisa belajar langsung proses pengolahan kopi yang baik dan benar disini, seperti proses menyangrai, menumbuk kopi yang matang, menyaring bubuk kopi dan cara penyajian kopi yang benar sehingga menghasilkan kopi dengan cita rasa tinggi. Baca selengkapnya



Suku asli Banyuwangi ini mempunyai keragaman tersendiri, mulai dari adat budaya, citarasa olahan kopinya yang khas dan tidak ketinggalan berbagai olahan kulinernya yang tergolong langka, jarang di temui di tempat-tempat kuliner di Banyuwangi. Beberapa sajian khas suku osing ini bisa di temui di kecamatan Glagah, Kabat, Licin dan Rogojampi. Dalam suku osing, menu-menu ini beberapa diantaranya hanya di sajikan saat ada upacara tertentu saja, namun beberapa tempat sengaja menyajikan menu-menu ini untuk tujuan pelestarian dan pengenalan citarasa kuliner suku osing ini yang tentunya akan menarik para wisatawan untuk mencoba kuliner khas ini. Baca selengkapnya



Setelah puas berkeliling untuk melihat berbagai tempat wisata dan berbagai ragam budaya di kabupaten Banyuwangi, sepertinya masih kurang lengkap jika tidak mencari oleh-oleh untuk dibawa pulang di bagikan kepada teman-teman ataupun para kerabat. Ada beberapa jenis kuliner, aneka kerajinan dan souvenir khas dari Banyuwangi yang bisa dijadikan oleh-oleh untuk dibawa pulang, seperti kue bagiak, sale pisang, krupuk rumput laut, kerajinan anyaman bambu dan lain-lain. Baca selengkapnya



Gunung Raung adalah salah satu lokasi pendakian yang banyak disukai para pendaki yang sudah berpengalaman, karena terkenal memiliki jalur pendakian yang cukup ekstrem, yaitu saat mencapai puncak tertinggi di Gunung Raung, Puncak sejati di 3344 mDpl. Gunung Raung berada di wilayah 3 kabupaten, meliputi Banyuwangi, Jember dan Bondowoso dengan 2 rute pendakian dari rute Sumberwringin, Bondowoso yang di kenal dengan rute ke puncak bayangan dan rute satunya lagi dari Kalibaru, Banyuwangi. Untuk mencapai Puncak sejati hanya bisa di tempuh dari rute pendakian melalui Kalibaru, Banyuwangi. Baca selengkapnya



Artikel lain :

Desa Wisata Kemuning Lor “City of Flower, City of The Sky dan City of Nature”



pemandian di rembangan
perkebunan bunga chrysan polijeJember – Sebuah konsep wisata baru mulai bermunculan, tidak ketinggalan di desa Kemuning Lor yang kini terus berbenah diri mematangkan konsep wisatanya, yaitu menjadikan desa Kemuning Lor sebagai ikon baru wisata atau desa wisata dengan konsep yang cukup unik, yaitu “City of Flower, City of The Sky dan City of Nature”. Konsep unik ini tidak lepas dari 3 fasilitas wisata yang berada di dalamnya dan bisa dinikmati para pengunjung. Secara geografis, letak desa Kemuning Lor, mirip dengan Kota Batu di Malang, yang terletak di dataran tinggi dan berhawa sejuk. Terletak di sebelah utara kota Jember, kecamatan Arjasa, dekat dengan kawasan wisata yang cukup terkenal yaitu wisata Rembangan, dengan luas area mencapai 42 Ha. Ikon wisata yang menjadi primadona didalamnya, salah satunya adalah perkebunan buah naga dan durian. Tanaman buah naga memang cocok dikembangkan di dataran tinggi seperti di desa Kemuning Lor ini yang mempunyai ketinggian hingga mencapai 500 Dpl. Kualitas buah naga di desa Kemuning Lor ini juga tergolong baik, tidak kalah dengan kualitas dari perkebunan buah naga di Banyuwangi. Warga desa Kemuning Lor juga terlihat antusias mengembangkan tanaman buah naga, ini terlihat dari banyaknya tanaman buah naga di masing-masing pekarangan milik warga, yang banyak dijumpai di sepanjang jalur menuju kawasan wisata Rembangan. Perkebunan buah naga bukan satu-satunya point yang bisa di jual pada wisatawan, tetapi desa Kemuning Lor juga memiliki lokasi lain yang indah, yaitu perkebunan bunga yang di kelola oleh Politeknik Negeri Jember (Polije) yang berada tepat di depan pintu masuk hotel dan pemandian di kawasan wisata Rembangan. Perkebunan bunga yang di kelola Polije ini mengembangkan berbagai jenis tanaman bunga seperti bunga Chrisan, bunga mawar dan bunga anggrek. Beberapa komunitas dan penggemar olahraga juga banyak memanfaatkan tempat ini untuk olahraga extrem seperti downhill, panjat tebing dan kegiatan pecinta alam. Para penggemar olahraga extrem ini mengekplorasi tebing-tebing dan perbukitan yang ada di kawasan desa Kemuning Lor ini. Nantinya, akan dikembangkan lagi konsep wisata baru seperti herbal tourism dan lain-lain yang saat ini masih di susun sebuah master plan pengembangan wisatanya yaitu 30% untuk sarana dan prasarana seperti tempat penginapan/hotel, tempat kuliner dan fasilitas umum lainnya, 40% adalah area wisata dan sisanya adalah area terbuka. Keberadaan wisata desa Kemuning Lor ini adalah sebagai wisata pendukung bagi wisata yang sudah ada di sekitarnya, seperti wisata Rembangan yang terkenal dengan udaranya yang sejuk karena berada di ketinggian 650 Dpl dan banyak terdapat tempat-tempat peristirahatan dan salah satunya adalah peninggalan zaman Belanda yang cukup bersejarah. Tempat wisata ini juga mempunyai kolam renang dan perkebunan buah naga dan panorama di malam hari cukup menarik jadi sangat cocok untuk tempat berlibur atau sekedar beristirahat  di akhir pekan. Tidak jauh dari wisata Rembangan ini juga terdapat
wisata alam desa kemuning lor
perkebunan kopi milik PTPN XII yaitu perkebunan kopi gunung rayap. Tidak jauh dari perkebunan kopi tersebut juga terdapat wisata alam air terjun, yang dinamakan air terjun gunung Rayap. Air terjun ini masih terletak di wilayah desa Kemuning Lor, tepatnya di lereng sebelah selatan pegunungan Argopuro. Untuk menuju ke air terjun ini cukup mudah, sebelum gapura masuk wisata Rembangan belok kiri menuju jalan arah ke pabrik kopi gunung Rayap, setelah melewati pintu portal kawasan pabrik, belok ke kiri di pertigaan pertama dengan jalan cukup menanjak, setelah sampai diatas ada perempatan jalan makadam lalu belok kanan. Dari sini terus jalan ke atas, dengan sebelah kanan bawah jalan terdapat sungai besar, air terjun berada di ujung sungai tersebut. Bila anda bingung bisa bertanya kepada para pekerja yang ada di perkebunan kopi. Bagi pengunjung yang menggunakan sepeda motor bisa parkir kendaraannya di dekat pondok kayu di perkebunan kopi kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki melewati jembatan kayu. Air terjun gunung rayap ini masih dikelola swadaya oleh warga sekitar dan di jaga oleh komunitas anak-anak muda untuk menjaga kebersihan dan selalu mengingatkan pengunjung untuk tidak buang sampah sembarangan, juga mereka menjaga tempat ini untuk bersih dari perbuatan asusila. Semoga keberadaan desa wisata ini bisa menjadi pendukung bagi pariwisata di Jember dan bisa memunculkan banyak desa wisata lain.*)



Artikel lain:


Oleh–Oleh Khas Dari Banyuwangi



Banyuwangi – Setelah puas berkeliling untuk melihat berbagai tempat wisata dan berbagai ragam budaya di kabupaten Banyuwangi, sepertinya masih kurang lengkap jika tidak mencari oleh-oleh untuk dibawa pulang di bagikan kepada teman-teman ataupun para kerabat. Ada beberapa jenis kuliner, aneka kerajinan dan souvenir khas dari Banyuwangi yang bisa dijadikan oleh-oleh untuk dibawa pulang, antara lain sebagai berikut :


oleh-oleh khas banyuwangi
Kue Bagiak

Bagiak adalah kue khas Banyuwangi yang berukuran sepanjang jari dari orang dewasa, yang terbuat dari bahan-bahan yang sederhana, seperti tepung kanji, pelapah, susu, garam, telur dan bahan perasa. Bahan-bahan tersebut kemudian diolah menjadi satu, dibuat adonan dan di cetak sesuai bentuk yang di kehendaki kemudian dioven. Meskipun cara pembuatannya terbilang sederhana namun rasa dari kue bagiak sangat enak. Nama bagiak atau dengan nama lain bagja sebenarnya berarti bahagia yang dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas melimpahnya hasil dari panen. Dahulu kue bagiak ini hanya di sediakan saat ada hajatan keluarga ataupun saat hari raya Idul Fitri saja. Namun seiring waktu kemudian disajikan sebagai camilan khas Banyuwangi yang bisa di nikmati setiap saat. Kue Bagiak ini cukup unik mempunyai variasi rasa gurih, asin dan manis yang bercampur menjadi satu. Hal inilah yang menyebabkan kue ini banyak diminati dan menjadi pilihan sebagai oleh-oleh khas Banyuwangi. Variasi lain dari kue bagiak antara lain rasa pisang, oka, keningar, wijen, durian, coklat, strawberry dan madu.


oleh-oleh khas banyuwangiSale Pisang

Sale pisang ini dibuat dari buah pisang yang di iris tipis-tipis kemudian di keringkan dengan cara di jemur. Di Banyuwangi sentra pembuatan sale pisang sudah di kenal dari dulu, beberapa tempat seperti di kelurahan Klatak ( Kalipuro ), Lateng, Singonegaran, Kebalenan, Penganjuran, Mojopanggung, Glagah, Songgon, Sukonatar, Bangorejo, Buluagung dan Siliragung. Banyaknya sentra pembuat sale pisang ini karena dahulu Banyuwangi juga pernah di kenal sebagai kota pisang. Sale pisang ini dibuat dalam beberapa variasi, seperti keripik sale pisang, sale pisang goreng dan molen sale pisang.


Ladrang

Terbuat dari ubi jalar yang dalam bahasa sehari-hari, orang Banyuwangi menyebutnya sabrang. Ubi jalar ini di potong bulat memanjang kecil-kecil dan diolah menjadi camilan sejenis kripik dan mempunyai rasa manis.


Kue Untir-Untir

Biasa juga disebut kue tambang, karena bentuknya yang mirip seperti pilinan tali tambang. Kue untir-untir ini terbuat dari campuran tepung dengan kacang tanah yang telah di tumbuk halus sehingga menghasilkan rasa yang lezat.


Rengginang

Rengginang terbuat dari beras ketan, yang biasanya berbentuk bundar dan memiliki rasa manis atau gurih. Namun, rengginang dari Banyuwangi ini berbeda, dari rasa dan bentuk tampilannya. Bentuknya bundar dan datar karena dibentuk menggunakan tangan, bukan cetakan. Proses pengeringannya juga khusus karena tidak menggunakan matahari dengan cara di jemur tapi dikeringkan dengan oven untuk menghasilkan tingkat kekeringan yang merata, sehingga bila digoreng akan lebih mengembang sempurna. Rasanya juga cukup bervariasi, seperti rasa cumi-cumi, terasi, udang dan bawang putih. Oleh-oleh rengginang ini disediakan dalam bentuk mentah ataupun matang, tergantung pilihan para pembeli.


oleh-oleh khas banyuwangi
Krupuk Rumput Laut

Krupuk ini seperti biasa terbuat dari bahan campuran tepung tapioka, tepung terigu dan berbagai macam bahan tambahan seperti telur, udang, ikan, garam dan bumbu-bumbu kemudian ditambahkan bahan khusus yaitu rumput laut dari jenis Eucheuma Cottoni. Kelebihan krupuk rumput laut ini, selain memiliki rasa gurih dan sedap yang khas juga baik untuk kesehatan. Sentra pembuatan krupuk rumput laut ini banyak di temui di kecamatan Wongsorejo yang di kelola oleh ibu-ibu dari kelompok koperasi. Selain diolah menjadi makanan, rumput laut ini juga di olah menjadi bahan kosmetik, seperti krim hand & body lotion. Selain krupuk, di Wongsorejo ini juga terdapat produk khas lainnya seperti telur bebek, telur puyuh, madu lebah, tempe koro dan marning jagung manis.


oleh-oleh khas banyuwangiPia Glenmore

Pia atau yang biasa disebut bakpia ini adalah makanan yang terbuat dari kacang hijau dan gula yang dibungkus dengan adonan tepung dan dioven hingga matang. Makanan jenis ini banyak dijumpai di berbagai daerah, namun pia glenmore ini beda, selain rasanya yang lezat dan harganya yang relatif murah, pia glenmore yang dulunya hanya disajikan dalam dua macam rasa, yaitu kacang ijo dan pisang keju, kini terdapat variasi rasa lain seperti, kacang merah, nanas dan strawberry. Anda bisa mendapatkan pia ini di Jl.Raya Jember 51 Glenmore yang merupakan kantor pusatnya dan cabangnya berada di Jl.Sugiono 33 Banyuwangi.


oleh-oleh khas banyuwangi
Kopi Banyuwangi

Banyuwangi dikenal sebagai penghasil kopi yang berkualitas dan berada di peringkat ke 4, setelah Jamaika, Hawai dan Toraja. Salah satunya adalah kopi khas dari desa Kemiren kecamatan Glagah. Kopi kemiren ini diolah oleh masyarakat adat suku osing. Kopi ini merupakan salah satu yang terbaik di Banyuwangi, yang proses pembuatannya di lakukan secara paguyuban. Di tempat pengolahannya, di desa Kemiren para pengunjung yang datang bisa langsung belajar praktek langsung proses pembuatan kopinya, mulai dari menyangrai, menumbuk biji kopi yang matang dan menyaring bubuk kopi hingga praktek penyajiannya. Produk dari paguyuban di desa Kemiren ini di beri nama kopi jaran goyang. Kopi Lanang, kopi yang diolah dari biji kopi yang berbiji tunggal dan bulat, tidak berbelah dua seperti umumnya. Kopi lanang ini di produksi oleh perkebunan Malangsari PTPN XII, Kalibaru, Banyuwangi. Kopi Seblang, bubuk kopi ini di produksi oleh kelompok tani suko makmur di kecamatan Kalipuro Banyuwangi yang terdiri dari beberapa jenis seperti kopi lanang seblang, seblang robusta dan kopi luwak. Kopi Pingit, atau yang biasa di kenal dengan kopi lawas, yaitu kopi olahan dari jenis robusta yang disimpan selama 1 tahun. Biji kopi ini di ambil dari perkebunan yang berasal dari pegunungan Gumitir di kecamatan Kalibaru. Asal-usul nama kopi pingit sendiri sebenarnya berasal dari kebiasaan masyarakat di Kalibaru yang setiap musim panen kopi tidak menjual semua hasil kopinya namun hanya sebagian dan sebagian lagi disimpan untuk di konsumsi sendiri atau disuguhkan pada tamu.


oleh-oleh khas banyuwangi
Batik Banyuwangi

Bagi anda yang gemar dengan pakaian batik ataupun untuk menambah  koleksi, batik khas banyuwangi ini bisa menjadi pilihan. Batik Banyuwangi ini memeiliki beberapa motif, yang terkenal diantaranya adalah motif gajah oling, yang berbentuk gambar bunga menyerupai belalai gajah, motif kangkung setingkes, motif sembruk cacing, motif gedhegan. Batik khas Banyuwangi ini tersedia mulai jenis batik cetak, semi cetak dan batik tulis yang masing-masing berukuran 2 meter.


oleh-oleh khas banyuwangi
Kerajinan Gintangan

Kerajinan ini berasal dari desa Gintangan yang terletak di kecamatan Rogojampi, 20 Km dari kota Banyuwangi. Desa Gintangan ini sejak dulu sudah dikenal sebagai sentra industri kerajinan, khususnya anyaman dari bambu. Kerajinan bambu di desa Gintangan ini diwariskan secara turun temurun dan mayoritas warga desa Gintangan ini sebagai pengrajin anyaman bambu. Pengunjung yang datang ke desa ini, akan melihat deretan showroom aneka kerajinan bambu. Para pengunjung pun bisa melihat langsung proses pembuatan anyaman bambunya. Berbagai macam anyaman bambu dengan desain-desain yang unik seperti peralatan dapur, hiasan diniding sampai macam-macam souvenir bisa didapatkan di tempat ini dengan harga yang murah dan bisa dipilih sesuai selera, ada tudung saji, toples bambu, tempat buah, wadah tisu, kap lampu, keranjang parcel dan sebagainya. Produk kerajinan bambu dari desa Gintangan ini telah dipasarkan ke berbagai kota seperti, Bali, Surabaya, Medan bahkan hingga ke Malaysia, Jepang, Amerika dan Eropa.



Artikel lain :