Banyuwangi - Satu lagi tempat wisata di Banyuwangi
yang merupakan golden triangle bagi pariwisata Banyuwangi selain pantai Plengkung ( G-Land ) dan Kawah Ijen ( Ijen Plateau ),
yaitu pantai Sukamade yang terletak di kawasan taman nasional Meru Betiri.
Pantai ini di temukan pada tahun 1927 oleh Belanda dan tempat ini adalah
kawasan hutan lindung yang berhubungan dengan tempat perkembangbiakan penyu.
Area Sukamade seluas 1200 Ha, yang terdiri dari hutan lindung, perkebunan
kopi,karet,kakao dan tempat penangkaran penyu. Pantai Sukamade lokasinya juga
berdekatan dengan pantai Rajegwesi dan pantai Teluk Hijau ( Green Bay ) yang
sama-sama berada di dalam taman nasional Meru Betiri. Dari kota Banyuwangi ke
pantai Sukamade berjarak sekitar 97 Km arah barat daya. Untuk menuju kesana
disarankan menggunakan kendaraan 4x4 atau dobel gardan dan kendaraan lain untuk
off road. Jika menggunakan transportasi umum rute yang ditempuh dari kota
Banyuwangi/terminal karang ente naik bis menuju terminal Jajag, dilanjutkan
naik bis ke Pesanggaran, bis Jajag-Pesanggaran hanya ada jam 7 pagi hingga jam
4 sore, lanjut ke Sarongan,Rajegwesi menggunakan angkutan umum mobil atau ojeg
ke Sukamade. Bila dari luar kota bisa naik kereta api turun di stasiun Kalibaru
kemudian dilanjutkan menuju terminal Jajag. Bagi anda yang menggunakan
kendaraan pribadi dari kota Banyuwangi hingga Sarongan jalan beraspal mulus dan relatif nyaman, namun setelah Rajegwesi
medan jalannya full off road dan jalan yang berkelok-kelok menanjak dengan
bebatuan dan berlumpur bila sedang musim hujan. Perjalanan dari Rajegwesi ke
Sukamade sejauh 10 Km dengan melewati sungai, bila menggunakan sepeda motor
untuk penyeberangan melewati sungai bisa menggunakan gethek/rakit kayu dengan
biaya 5 ribu per orang. Sampai di Pos desa Sukamade para pengunjung wajib untuk
melapor dengan mengisi buku tamu kemudian perjalanan dilanjutkan menuju Pos
pantai Sukamade yang berjarak 5 Km, dan semua kendaraan harus berhenti sampai
disini kemudian perjalanan dilanjutkan
dengan berjalan kaki, karena wilayah tersebut di sterilkan dari keramaian bunyi
kendaraan dan cahaya lampu untuk perlindungan perkembangbiakan penyu, karena
penyu sangat sensitif dengan bunyi dan cahaya. Pantai Sukamade adalah lokasi habitat
penyu bertelur terbesar di Indonesia. Konon sudah ribuan tahun, tempat ini
telah digunakan untuk bertelur penyu-penyu raksasa yang datang dari samudra
Hindia dan Pasific, karena letak dari Sukamade yang terpencil jauh dari
keramaian, sehingga penyu-penyu bisa bertelur dengan aman minim dari
gangguan. Bagi wisatawan yang ingin
melihat penyu bertelur harus bermalam ditempat ini, karena penyu-penyu tersebut
akan naik ke pantai pada malam hari antara jam 8 – 12 malam. Biasanya para
wisatawan yang akan melihat penyu bertelur akan dipandu dalam rombongan dengan
berjalan kaki dari resort sejauh 700 m tanpa cahaya lampu. Di tempat ini terdapat
beberapa species penyu yang bertelur di pantai Sukamade ini, antara lain Penyu
Hijau (Chelonia Mydas), Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata), Penyu Slengkrah
(Lepidochelys olivacea) dan Penyu Blimbing (Dermochelys coriaceae). Dari
beberapa jenis ini, yang sering ditemui adalah jenis penyu hijau berdasarkan
dari data penelitian “world wide fund for nature”. Sesuai namanya penyu hijau
memang berwarna kehijauan pada tubuhnya yang mempunyai ukuran dewasa bisa
mencapai 100 – 250 cm. Saat masih kecil jenis ini adalah carnivora, kemudian
setelah dewasa juga memakan ganggang dan daun-daunan vegetasi mangrove. Penyu
sisik (memiliki tempurung dengan sisik bertumpuk kekuningan) atau yang biasa
dikenal dengan “hawksbill turtle” karena memiliki bentuk mulut seperti paruh
elang yang runcing dan tajam yang memungkinkan untuk mencari makan
dicelah-celah karang yang sempit. Penyu ini juga memakan sponge ,anemon,
cumi-cumi dan udang. Penyu Slengkrah memiliki warna hijau keabu-abuan yang
biasa dikenal dengan “olive ridley turtle”. Penyu ini jenis carnivora yang
memakan kepiting,kerang, udang dan kerang remis. Penyu Blimbing adalah
satu-satunya penyu yang tidak memiliki tempurung, hanya kulit yang kenyal warna
hitam dengan bintik-bintik putih mempunyai lima garis bergerigi (ridge) ke arah
ekor sehingga tampak bentuknya seperti buah blimbing. Penyu ini tidak memiliki
rahang yang cukup kuat untuk makan biota laut seperti kerang dan kepiting,
sehingga makanannya hanya ubur-ubur. Hebatnya, jenis ini bisa menyelam hingga
kedalaman 1000 meter dengan berat hingga mencapai 700 Kg dan panjang 1,8 meter.
Penyu betina yang akan bertelur akan datang ke pantai ini mulai jam 8 malam dan
kembali ke laut jam 12 malam. Penyu-penyu ini akan menggali lubang dengan diameter
1 meteran dengan kedalaman 80-90 cm untuk meletakan telur-telurnya. Untuk penyu
dewasa bisa bertelur hingga mencapai ratusan, sedang yang muda antara 50-80
butir dan musim bertelur penyu-penyu ini biasanya di bulan November hingga
Maret. Setiap malam ditempat ini dilakukan patroli untuk menjaga agar
telur-telur aman dari pencurian sekaligus ada tim pengamat untuk mendata penyu
yang mendarat di pantai ini dan bertelur. Panjang pantai Sukamade ini mencapai
2,3 Km yang terbagi menjadi 34 sektor. Menurut petugas, dahulu habitat penyu
ini sempat terancam karena perburuan telur namun sekarang perburuan telur,
penangkapan penyu dan anakan dilarang karena termasuk satwa yang dilindungi. Di
Pantai Sukamade ini juga terdapat penangkaran penyu yang dibuat semi alami
dengan ukuran 5x12 meter, didalamnya terdapat tempat penetasan telur semi alami
dengan 4 bak penetasan yang masing-masing bak bisa menampung 50 telur.
Telur-telur penyu yang akan ditetaskan ditanam dalam pasir pantai dengan
kedalaman 80-90 cm seperti dihabitat alaminya. Telur-telur ini diletakan dengan
hati-hati agar tidak merusak embrio dan tidak pecah kemudian ditutup pasir dan
atasnya diberi label penanda. Telur-telur ini akan menetas dalam waktu 60-75
hari, kemudian dilakukan pembongkaran sarang telur untuk membantu tukik atau
anakan penyu yang kesulitan keluar dari pasir supaya tidak mati. Anakan penyu
yang baru menetas ini kemudian dipindahkan dalam bak penampung khusus untuk
pemeliharaan sementara hingga dianggap cukup umur dan dilepas kembali menuju
laut.
Salah satu hal yang sangat menarik bagi wisatawan yang berkunjung
ditempat ini adalah acara pelepasan tukik/anakan penyu ke laut. Para pengunjung
diperbolehkan untuk ikut serta melepaskan tukik-tukik ini dengan memberikan
donasi seiklashnya pada UPKP. Pelepasan tukik ini biasanya dilakukan pagi
hingga sore hari, yang penting tidak melebihi 7 hari dari waktu menetasnya,
karena tukik-tukik ini harus secepatnya beradaptasi dengan alam lautan untuk
bisa bertahan hidup hingga 200 tahun sesuai usia normalnya. Begitu dilepas,
tukik-tukik ini akan berjalan menuju lautan dan sengaja tukik-tukik ini dilepas
agak jauh dari bibir pantai karena tukik-tukik ini perlu mengenal dan mengingat
karakter pantai yang akan ditinggalkan sehingga
mereka bisa kembali lagi ke pantai ini dewasa nanti untuk bertelur.
Melepas tukik di pantai ini tidak boleh sembarangan, tidak boleh memegang
bagian perutnya harus memegang bagian samping tempurungnya. Asyik kan.., mari
berkunjung ke pantai Sukamade tapi jangan lupa persiapkan dulu stamina yang
prima, perbekalan, jaket hangat, lampu senter karena listrik tempat ini dari
genset yang hanya menyala pada malam hari dengan waktu terbatas, bawa jas hujan
dan lotion anti nyamuk. Taati setiap peraturan yang ada dan ingat wilayah ini
jauh dari jangkauan sinyal komunikasi..*)
Artikel lain:
paket wisata bromo
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletebromo ijen trekking
ReplyDelete