Banyuwangi - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
melakukan terobosan baru yang inovatif dalam bidang pariwisata yaitu
mengkoneksikan pertanian khususnya buah naga dengan pariwisata yang ada di
Banyuwangi. Ide kreatif ini dicetuskan oleh Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar
Anas, mengingat wilayah Banyuwangi merupakan salah satu penghasil buah naga
terbesar di Indonesia, yakni terdapat di kecamatan Bangorejo, Pesanggaran dan
Tegaldlimo. Lokasi ini adalah rute yang berdekatan dengan tempat wisata pulau
merah yang cukup terkenal dan menjadi magnet wisata baru di Banyuwangi. Koneksi
yang diharapkan disini adalah wisatawan yang berkunjung ke Pulau Merah bisa
mampir, memetik langsung dari pohon dan membeli buah naga hasil pertanian warga
sebagai oleh-oleh dan program ini sekaligus bertujuan meningkatkan perekonomian
masyarakat di tempat tersebut. Menurut bapak bupati, buah naga bisa dijadikan
andalan hortikultura Banyuwangi karena kualitas baik dan produksinya cukup
melimpah, bahkan menjadi pemasok utama bagi swalayan Carrefour. Untuk mendukung
program ini pemerintah kabupaten Banyuwangi melalui Dinas Pertanian akan
memetakan wilayah –wilayah penghasil buah naga yang siap panen dan siap dipetik
yang nantinya akan diunggah di website khusus milik pemkab, sekaligus sebagai
media marketing untuk memudahkan para wisatawan dan travel agent untuk
menentukan jadwal wisatanya. Untuk harga akan dilakukan standarisasi agar harga
tetap stabil tidak membedakan wisatawan lokal dan asing, sedangkan untuk
meningkatkan value, Disperindag akan menggandeng UMKM untuk memproduksi kemasan
khusus untuk packaging buah-buahan. Dengan pebandingan luas lahan 1 Ha
rata-rata bisa dihasilkan 30 ton panen buah naga dengan kisaran harga 10 – 20 rb/Kg.
Di desa Sambirejo, yang berjarak 30 Km sebelah selatan dari kota Banyuwangi
merupakan salah satu tempat lokasi percontohan pertanian buah naga dengan luas
lahan hingga mencapai 165 Ha, jadi hampir setiap lahan dan pekarangan milik
warga ditanami dengan buah naga merah dengan hasil pertahun bisa mencapai 3.750
ton hingga dikenal dengan sebutan “desa buah naga” dengan panen raya biasanya
di bulan Maret, bahkan 4 tahun terakhir jumlah lahan pertanian di desa
Sambirejo terus meningkat dan untuk Banyuwangi keseluruhan mencapai 678 Ha
untuk pertanian buah naga dengan produksi hampir 20.000 ton per tahun. Kedepan juga akan di kembangkan lagi dengan
konsep wisata edukasi seperti cara pembibitan, penanaman dan perawatan,
sehingga para wisatawan bisa juga mendapatkan pengetahuan seperti cara
penanaman menggunakan tiang rambatan/penyangga setinggi 2 meter dan proses
penyerbukan yang dilakukan 2 kali sehari, biasanya pada malam hari 6 – 8 malam
1 kali dan pada dini hari – 3 pagi 1 kali dengan cara menempelkan benangsarinya
ke putik dengan sedikit menekan. Penyerbukan ini hanya bisa dilakukan bila
tidak ada hujan dan untuk merangsang pertumbuhan buah yang berasal dari Mexico
ini biasanya para petani memasang lampu sehingga bisa didapatkan panen 2 kali
dalam setahun. Selain sebagai oleh-oleh buah naga juga terkenal dengan
khasiatnya bagi kesehatan untuk menurunkan kadar kolestrol. Rencananya Pemkab Banyuwangi akan mengembangkan lagi program pariwisata serupa seperti agrowisata jeruk dan durian merah. Bagi anda yang
berkunjung ke Banyuwangi bisa mampir untuk mencoba wisata petik buah naga ini.
Artikel lain:
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan komentar anda, terima kasih