Jember – Sebuah kabupaten yang terletak di
Jawa Timur ini tidak hanya dikenal dengan kekayaan wisatanya tapi juga ragam
seni budayanya. Melalui tangan-tangan kreatif para seniman yang bekerja sama
dengan berbagai instansi pemerintahan dan masyarakat, kelestarian seni budaya
tersebut masih terjaga hingga sekarang dan menjadi ciri khas tersendiri bagi
kabupaten Jember dan menjadi warisan berharga bagi generasi selanjutnya. Salah
satu wujud pelestarian seni budaya yang telah menjadi ciri khas tersendiri yang
telah dimodifikasi secara moderen, unik dan kotemporer adalah melalui sebuah
event tahunan yang sangat terkenal dan menjadi trend center atau contoh bagi
daerah lain yaitu event Jember Fashion Carnaval atau dikenal dengan JFC. Jember Fashion Carnaval ini adalah sebuah
event acara karnaval busana yang digelar rutin tiap tahunnya di kabupaten
Jember dan telah menjadi contoh bagi daerah lain untuk menyelenggarakan event
serupa seperti di Situbondo dengan Best Situbondo Carnival (BSC) dan di
Banyuwangi dengan Banyuwangi Ethno Carnival (BEC). Event Jember Fashion
Carnaval ini termasuk karnaval busana pertama di Indonesia yang diselenggarakan
di kota Jember. Event yang unik dan kreatif ini adalah berawal dari ide bapak
Dynand Fariz yang juga sekaligus sebagai pendiri JFC Center. Ide ini berawal
dari adanya kemeriahan acara arak-arakan budaya dalam rangka HUT kota Jember
yang saat itu diikuti grup kesenian reog Ponorogo yang memadati jalan-jalan
protol dan menjadi tontonan menarik bagi masyarakat. Mulai dari itulah tercipta
ide untuk membuat sebuah parade dengan jalan kaki menggunakan kostum yang
menarik, dengan warna yang cerah, berumbai seperti kostum kesenian reog dan
dikemas secara meriah, unik,moderen dan kotemporer yang menonjolkan khas budaya
asli kabupaten Jember. Sejarah awal terwujudnya event Jember Fashion Carnaval
ini dimulai dari berdirinya rumah mode milik bapak Dynand Fariz pada tahun
1998, beliau ini adalah seorang praktisi ahli dalam bidang fashion yang kenyang
akan teori dan pengalaman di lapangan. Pada tahun 2001 dimulailah acara pekan
mode Dynand Fariz dimana selama sepekan semua karyawan memakai pakaian yang
saat itu lagi menjadi trend fashion dunia dan tahun 2002 pekan mode tersebut
mulai diperkenalkan dengan berparade berkeliling kampung dan alun-alun, sejak
saat itulah timbul niat bapak Dynand Fariz untuk membuat JFC. Pada tanggal 1
Januari 2003 adalah awal di selenggarakan JFC dan menjadi acara JFC pertama dan
berikut tema-tema yang diusung dalam event Jember Fashion Carnaval adalah :
JFC 1, merupakan event pertama carnaval
busana yang diselenggarakan pada 1 Januari 2003, dengan mengusung tema busana
ala cowboy, punk dan gypsy.
JFC 2, Diselenggarakan pada 30
Agustus 2003, bersamaan dengan TAJEMTRA
dengan mengusung tema busana asia seperti Arab, India, Maroko, China dan
Jepang.
JFC 3,
Diselenggarakan pada tanggal 8 Agustus 2004, dengan mengusung tema
busana Mali, Athena-Yunani, Brasil, Indian, Futuristic dan Vintage. Pada JFC 3
ini terjadi perubahan EO/event organizer dari DFC menjadi dikelola oleh JFCC.
JFC 4, Diselenggarakan pada tanggal 7
Agustus 2005 dan menjadi ajang pertama JFC yang mengangkat tema defile, terbagi
menjadi 8 defile dan sebagai pembuka adalah defile archipelago dengan tema
busana Jawa kemudian diikuti defile dengan tema Tsunami, Egypt, China,
Grandprix, Discontruction, England dan Carribean.
JFC 5, Diselenggarakan pada tanggal 6
Agustus 2006, dengan tema utama “anxiety snd spirit of the world, yang menampilkan
trend fashion dunia seperti soft baroque, mock snop, action tribes dan magic
circus. Event ini dibagi menjadi 8 defile sebagai pembuka adalah defile
archipelago busana Bali dan dilanjutkan defile forest, poverty, mistic,
jamaika, underground, rusia dan world cup.
JFC 6, Diselenggarakan pada tanggal 5
Agustus 2007, dengan membawa visi menjadikan kota Jember sebagai kota “the
world fashion carnival”. Dengan harapan JFC ini tidak hanya menjadi ikon Jember
tapi bisa menjadi ikon Indonesia dan dunia. Tema yang diusung pada JFC 6 ini
adalah “save our world” yang berorientasi pada human, vegetal, mineral dan
imagination. Event ini dibagi menjadi 8 defile dan sebagai pembuka adalah
defile busana borneo kemudian dilanjutkan dengan prison, predator, undercover, amazon,
chinese opera, recycle dan anime.
JFC 7, Diselenggarakan pada tanggal 3
agustus 2008, bersamaan dengan dicanangkannya bulan visit indonesia 2008 dengan
harapan event ini mampu menarik wisatawan untuk datang ke indonesia khususnya
ke Jember dan menjadi magnet dunia. Event JFC 7 ini mengambil tema “world
evolution” yang terinspirasi dari perubahan bumi karena ulah manusia yang tidak
terkendali. Event ini terbagi menjadi 9 defile, yang dibuka dengan parade JFC
marching band dengan konsep yang berbeda dengan narching band lainnya,
mengenakan kostum non uniform dengan konsep fashion and dancing sebagai inovasi
baru yang berorientasi pada international performing art. Kemudian dilanjutkan
dengan defile archipelago papua, disusul defile barricade, off eart, gate 11,
roots, metamorphic, undersea dan robotic.
JFC 8, Diselenggarakan pada tanggal 2
Agustus 2009 dengan tema utama “world unity” yang berarti satukan dan damaikan
dunia. Tema ini merupakan suatu pesan dalam mengatasi segala hal dalam
perkembangan dunia baik dari sisi politik, ekonomi, sosial dan budaya sekaligus
mengingatkan kita pada dampak global warming, krisis pangan dunia dan
lain-lain. Terbagi menjadi 9 defile, sebagai pembukaan adalah penampilan JFC
marching band dengan tema kostum perisai kemudian dilanjutkan dengan defile
archipelago ranah minang, disusul defile upperground, animal plants, off life,
hard shoft, container, techno eth dan rythem.
JFC 9, Diselenggarakan pada 8 Agustus
2010, dengan tema “world treasure” yaitu sekarang dan masa yang akan datang.
Event kali ini diikuti sekitar 600 peserta dengan catwalk sepanjang 3,6 Km dan
didukung dengan kostum, make up, koreografi, tata warna, karakter, stage, live
& ilustration musik dengan formasi fashion runway, dance dan theatrikal
sehingga menjadikan JFC sebagai satu-satunya event karnaval, yang terunik, fantastik,
spektakuler dan amazing di dunia. Event ini dihadiri ratusan ribu penonton,
ribuan media, photografer dan observer yang menjadikan saksi bahwa event JFC
ini sebagai ajang lahirnya kreasi anak bangsa yang berhasil diwujudkan dalam
mahakarya kelas dunia. Event ini dibagi menjadi 9 defile dan sebagai pembuka
adalah JFC marching band dengan kostum dream sky, kemudian dilanjutkan dengan
defile archipelago toraja dan disusul butterfly, thailand, cactus, kabuki,
mongol, apocalypse dan voyage.
JFC 10, Diselenggarakan pada 24 Juli 2011,
yang digelar secara besar-besaran di alun-alun kota Jember sebagai start dan
finis di GOR Kaliwates. Event ini diikuti sekitar 600 peserta dengan catwalk
sepanjang 3,6 Km. Seperti pada JFC sebelumnya, event ini dipadati ratusan ribu
penonton, ribuan fotografer dan media nasional serta asing. Pada 2011 ini pula rancangan
dari Dynand Fariz, yang meraih beberapa International Award seperti Runner Up 1
kategori Best Nasional Costume di ajang men hunt international 2011 di Taiwan,
The winner dalam ajang mister International 2011 di Jakarta dan ajang mister
universe model peagent 2011 di republik dominica. Semua rancangan yang telah
meraih kategori penghargaan internasional ini, ditampilkan dalam event JFC 10
dan seperti biasa acara di meriahkan oleh JFC marching band dengan kostum,
aksesoris dan makeup yang unik, amazing, fantastik dan spektakuler dengan
ilustrasi musik dan koreografi yang sangat indah. Event ini di bagi menjadi 10
defile dengan tema utama “eyes triump” atau kekuatan pandangan mata. Defile
pertama adalah royal kingdom yang bertema kostum raja-raja dari Inggris,
kemudian dilanjutkan dengan defile punk yang terinspirasi gerakan perlawanan
kaum muda pada era 60-an, defile India, defile athena yang menggambarkan
peradapan yunani yang terkenal dengan sosok dewa-dewa, defile tsunami yang
merupakan defile penghormatan kepada korban sunami di Aceh, defile Bali, defile
borneo yang terinspirasi keindahan belantara hutan Kalimantan, defile roots
yang terinspirasi dari bahan alami berupa akar dan tanah, defile animal plant
yang terinspirasi dari tumbuhan atau hewan-hewan langka dan defile butterfly
dengan tema mistis dan kegelapan.
JFC 11, Diselenggarakan pada tanggal 8 Juli
2012, diikuti sekitar 600 peserta dengan tema utama Extremagination yang
terinspirasi dari international culture dan global fenomena. Event ini dibagi
dalam 10 defile, yaitu: rome empire, madurese, oceanarium, persians,
orchidaceae, savana, mushroom, dragon, trinidad &tobago, planet heredity,
dengan catwalk yang sama seperti event sebelumnya. Pada JFC 11 ini untuk
pertama kalinya dimeriahkan oleh artis yang menjadi peserta karnaval yaitu
penyanyi Ashanty yang juga istri dari artis dan penyanyi Anang hermansyah yang
asli dari kota Jember, yang tampil pada acara pembuka dengan mengenakan busana
yang terinspirasi dari budaya khas Papua. Event ini disaksikan ratusan ribu
wisatawan, 960 media 2800 tamu undangan VVIP dan ratusan photografer dari Jawa
Timur, yang kebetulan acara ini digelar bersamaan dengan BBJ atau bulan
berkunjung ke Jember.
JFC 12, Diselenggarakan pada tanggal 25
Agustus 2013, dengan mengusung tema utama “Artechsion” (Art meet technology and
ilusion). Seperti pada event sebelumnya, acara ini dikemas dalam 10 defile,
antara lain: tema Betawi, Tibet, Bamboo, Artdeco, Octopus, Canvas, Tribe,
Beetle, Spider dan vinice. Event ini diikuti sekitar 750 peserta dengan catwalk
sepanjang 3,6 Km dari alun-alun kota Jember finis di GOR Kaliwates. Pada JFC 12
ini, seluruh busana yang dikenakan para peserta adalah hasil rancangan
masing-masing team dan dibuat dengan
dana sendiri dan diperagakan sendiri. Hal inilah yang menarik para peserta
untuk berfikir kreatif untuk menciptakan busana yang unik dan spektakuler
sesuai dengan tema. Rangkaian JFC 12 ini sebelum hari pelaksaan telah diadakan
acara pembukaan sebagai perkenalan yang dikemas dalam JFC International Event
2013, yang diselenggarakan sejak tanggal 20 – 25 Agustus 2013 yang dimulai
dengan Painting exhibition, photo exhibition, kuliner, JFC kids, Artwear dan sebagai penutup acara adalah grand
carnival pada hari minggu tanggal 25 Agustus 2013. JFC 12 ini tidak hanya
menjadi ajang kretifitas para peserta tapi juga menjadi barometer fashion
tingkat internasional bahkan beberapa busana dari peserta didesain oleh para
desainer dari anak berkebutuhan khusus. Acara ini juga dimeriahkan dengan
keikutsertaan artis Ashanty dan Anang hermansyah sebagai peserta pada acara penutupan.
JFC 13, Diselenggarakan pada tanggal 24
Agustus 2014, dengan mengusung tema utama “Triangle Dynamic In Harmony. Event
ini sama dengan sebelumnya yaitu dengan 10 defile seperti: Mahabarata, Tambora,
Phonix, Pine forest, Apache, Borobudur, Flying kite, Wild deer, stalagmite dan
chemistry. Sebelum acara puncak di tanggal 24 Agustus 2014, telah digelar
serangkaian acara pembuka seperti JFC international exibition pada tanggal 20
Agustus 2014, JFC kids pada tanggal 21 Agustus 2014 yang diikuti sekitar 200
anak dengan kostum carnival, Performing Art pada tanggal 22 Agustus 2014 yang
diperagakan sekitar 300 model, Wonderful Artchipelago pada tanggal 23 Agustus
2014.
JFC 14, Diselenggarakan pada tanggal 30
Agustus 2015, dengan mengangkat tema “out frame” yang tujuannya memberikan
konsep baru yaitu mencoba membuka sesuatu yang konvensional untuk diciptakan
diluar batas. Event ini menggunakan 10 defile antara lain Majapahit, ikebana,
fosil, pegasus, circle, egypt, melanisia dan reog. Seperti biasa, sebelum acara
karnaval puncak digelar acara exibition diantaranya pada tanggal 27 agustus
2015 parade karnaval anak yang diikuti sekitar 450 anak dari usia 4,5 tahun
hingga 12 tahun. Tanggal 29 Agustus 2015, menampilkan karnaval dengan kostum
khas dari beberapa propinsi seperti Bali dan Kalimantan. Event ini ditonton
lebih dari 500 ribu orang dan 3711 media terdaftar untuk meliput JFC.
JFC 15, Rencananya akan digelar pada
tanggal 24 Agustus 2016, dengan rangkaian acara mulai tanggal 21 – 24 Agustus
2016. Dalam JFC 15 ini, Jember akan menjadi tuan rumah karnaval yang nantinya
akan diikuti 10 negara di Asia tenggara.
Tema yang akan di usung adalah “Wonderful Archipelago Carnaval Indonesia”.
Event ini nantinya akan digunakan untuk memperkuat eksistensi kota Jember sebagai
kota karnaval dunia dan akan menjadi karnaval terbesar di ASEAN.
Dengan adanya event tahunan yang dikemas dalam fashion
karnaval ini akan meningkatkan ekonomi
Jember terutama di sektor pariwisata dan sekaligus menjadikan event ini sebagai
ciri khas tersendiri bagi Jember, menjadikan JFC sebagai seni budaya yang
dikonsep secara unik, kreatif, moderen, kontemporer dan spektakuler dan menjadi
satu-satunya di Indonesia yang nantinya bisa menjadi contoh untuk dikembangkan
di daerah-daerah lain.*)
Artikel lain :
bbrp tahun belakangan selalu membawa rombongan Travel Surabaya Jember ke event JFC ini. JFC adalah parade busana unik dan spektakuler sudah berkelas dunia dan merupakan karnaval terbaik dibandingkan sejumlah karnaval lain yang ada di Indonesia. Bahkan masuk dalam 3 besar event terbaik di Indonesia versi Kemenbudpar
ReplyDelete