Bondowoso – kabupaten yang dikenal dengan sebutan
“kota tape” dan dikenal juga dengan wisata “blue fire” di kawah gunung Ijen,
kini lagi berbenah untuk mengembangkan sektor pariwisatanya, salah satunya ekplorasi
alam di lereng timur gunung Argopuro. Jalan-jalan kali ini kita akan melihat
beberapa objek wisata alam di lereng timur gunung Argopuro, yaitu Air terjun
yang tersebar di beberapa wilayah kabupaten Bondowoso, yang mungkin belum
banyak dikenal orang yang bisa dijadikan referensi wisata anda dan diharapkan
bisa menjadi destinasi wisata baru di kabupaten Bondowoso. Inilah beberapa Air
terjun di lereng sebelah timur Gunung Argopuro, antara lain :
Air Terjun Sulaiman, terletak di
desa Glingseran, kecamatan Wringin, kabupaten Bondowoso. Untuk menuju ke
lokasi, dari kota Bondowoso menuju ke arah Besuki melalui jalur ke arak-arak,
kurang lebih 30 menit perjalanan menggunakan kendaraan dengan kondisi jalan
beraspal halus dan lebar, namun beberapa terdapat tanjakan, turunan dan
berkelok-kelok karena jalan pegunungan. Setelah masuk kecamatan Wringin,
sebagai pedoman cari kantor koramil Wringin, persis disebelah koramil terdapat
jalan masuk beraspal menuju ke desa Glingseran. Dalam perjalanan menuju desa
Glingseran terdapat percabangan jalan, yang ke kiri menuju kecamatan Pakem,
ambil yang ke kanan, setelah melewati sebuah jembatan, akan bertemu sekolah,
belok ke kiri melewati depan balai desa Glingseran akan bertemu pertigaan yang
lurus menuju situs batu gendang dan yang ke kiri menuju ke air terjun. Setelah
300 meter terdapat papan petunjuk arah menuju ke air terjun, ikuti jalan ke
kanan tersebut hingga bertemu petugas jaga untuk membeli tiket masuk sebesar
Rp.4.000,-/orang dan biaya parkir Rp.2.000,- / sepeda motor atau Rp.5.000,-/
mobil. Dari tempat parkir, pengunjung harus berjalan kaki melewati pematang
sawah dan pinggiran sungai kecil, sekitar 20 menit sampailah di pinggiran
sungai besar, pengunjung harus menyebrangi sungai melewati batu-batu. Setelah
sampai di tepi akan terlihat air terjun dengan ketinggian sekitar 10 meter- an
dengan dua aliran yang lebar dan deras. Dari tepian sungai, naik menyusuri
pinggiran sungai kecil di atas, hingga bertemu sebuah jalan kecil untuk turun
ke bawah menuju ke air terjun, namun harap berhati-hati karena cukup licin. Di
hari libur tempat ini cukup ramai didatangi pengunjung yang ingin berakhir
pekan atau sekedar berburu spot selfie, karena selain terdapat air terjun di
sekitar sungai juga dibangun taman-taman dengan gazebo, ayunan dan permainan
flying fox yang menjadi daya tarik tersendiri dengan konsep desa wisata dengan
nama “wisata Rengganis” menggambil nama dari putri penguasa gunung Argopuro.
Air Terjun
Andongsari, terletak di desa Andongsari, kecamatan Pakem, kabupaten
Bondowoso. Untuk menuju ke lokasi dari kota Bondowoso mengambil rute ke Besuki
melalui jalan ke arah arak-arak, sekitar 15 menit persis di kiri jalan sebuah
belokan terdapat papan petunjuk arah menuju ke air terjun Tancak Kembar dan
anda bisa mengikuti arah jalan tersebut. Dari jalan raya Bondowoso-Besuki,
perjalanan dilanjutkan menuju ke desa Andongsari, sekitar 1 – 1,5 jam
perjalanan dengan jalan beraspal yang agak sempit, banyak berlubang dan
tanjakan. Setelah sampai di desa Ardisaeng, terdapat percabangan jalan, disitu
terdapat papan petunjuk arah menuju PUSLIT KOKA Andongsari, ikuti jalan ke
kanan tersebut hingga bertemu sebuah pos pintu masuk kantor PUSLIT KOKA
Andongsari. Untuk masuk ke lokasi pengunjung harus membeli tiket masuk
Rp.5.000,- /orang dan bagi anda yang membawa kendaraan roda 4 bisa menitipkan
di area parkir di dekat PUSLIT dilanjutkan dengan berjalan kaki atau menyewa
ojek, sedangkan untuk sepeda motor bisa dibawa hingga mencapai di dekat lokasi
air terjun. Dari pos untuk mencapai ke air terjun, pengunjung harus melalui
jalan kecil berbatu sekitar 1 Km yang di musim penghujan cukup licin jadi harap
berhati-hati dan disarankan menggunakan sepeda motor dengan type ban trail dan
membawa perbekalan. Setelah melalui jalan kecil berliku dan berbatu dengan
pemandangan perkebunan, hutan dan tebing-tebing tinggi sampailah di lokasi air
terjun yang berada persis di kanan jalan, sebuah air terjun indah dengan
ketinggian sekitar 40 meter dengan aliran deras, jernih dingin dan menyegarkan.
Pengunjung bisa beristirahat sejenak di tempat ini sambil duduk-duduk di bangku
kayu yang ada di dekat air terjun, sebelum melanjutkan perjalanan menuju ke air
terjun berikutnya.
Air terjun kembar /
Tancak Kembar, terletak di desa Andongsari, kecamatan Pakem, kabupaten
Bondowoso. Dalam bahasa Madura “Tancak” yang berarti air terjun, “Tancak
kembar” air terjun kembar atau sepasang ini terdapat di area KPH Perhutani
Bondowoso, yang letaknya sekitar 1 Km dari air terjun Andongsari. Untuk menuju
ke lokasi air terjun kembar melalui rute yang sama dengan rute ke Air terjun
Andongsari. Dari air terjun Andongsari, pengunjung menempuh perjalanan sekitar
1 Km melalui jalan kecil berbatu yang penuh dengan tanjakan dan turunan,
dimusim penghujan harap berhati-hati karena selain jalanan licin sering terjadi
longsor diperbukitan di sisi jalan. Setelah 20 menit perjalanan menggunakan
sepeda motor, sampailah di area terbuka dengan bangunan dari kayu dengan atap
terpal yang bisa digunakan untuk parkir sepeda motor, harap berhati-hati karena
area ini tanpa penjagaan jadi harap menggunakan kunci pengaman ganda demi
keamanan keandaraan anda. Dari area parkir pengunjung harus turun melintasi
sebuah sungai kecil yang deras, melalui papan kayu kemudian naik masuk menuju
hutan mengikuti sebuah jalanan setapak kecil hingga sampai dipinggiran sungai
kembali. Setelah melewati jembatan kayu, ikuti jalan setapak kecil ke kiri dan
sampailah di lokasi dengan papan nama Wana wisata Air terjun Tancak Kembar.
Terlihat dua buah air terjun yang tampak kembar mengalir deras dan jernih dari
atas tebing setinggi lebih dari 40 meter, yang konon juga dipercaya sebagai tempat pemandian dewi rengganis penguasa gunung Argopuro. Di akhir pekan, tempat ini cukup
ramai dengan pengunjung yang kadang-kadang juga melakukan kegiatan camping di
sekitar area air terjun atau pun di dekat lokasi parkiran. Pemandangan di air
terjun ini sangat bagus, tidak heran banyak pengunjung yang jauh-jauh datang ke
tempat ini untuk berburu spot foto di lokasi air terjun.
Air terjun Susun
Wulan/ Air terjun Senancak, Terletak di dusun Dawuhan, desa Suco Lor, kecamatan Maesan,
kabupaten Bondowoso. Untuk menuju ke lokasi dari kota Bondowoso menuju ke arah
Jember, ke pasar Maesan sekitar 20 menit perjalanan. Setelah sampai di pasar
Maesan, belok ke kanan melewati depan pabrik tembakau lurus ke atas hingga
bertemu percabangan jalan, ambil yang ke kiri menuju ke desa Suco Lor. Dari
pasar Maesan diperkirakan sekitar 45 menit perjalanan menuju ke desa Suco Lor
dengan jalan beraspal, yang beberapa jalan terdapat tanjakan dengan aspal yang
sudah rusak, melintasi rumah-rumah penduduk dan area persawahan dan perkebunan.
Setelah tiba di dekat masjid desa Suco Lor belok ke kanan, melalui jalan
menanjak, hingga sampai di ujung jalan beraspal, di situ pengunjung bisa
menitipkan kendaraan di rumah-rumah penduduk. Dari desa Suco Lor, untuk menuju
ke lokasi air terjun ada beberapa alternatif, yang pertama pengunjung bisa
menggunakan sepeda motor dengan syarat mengenal medan karena di tengah
perkebunan banyak percabangan jalan dan dimusim hujan jalanan cukup licin dan
berlumpur, yang kedua menggunakan jasa ojek dan pemandu dari penduduk desa
dengan tarif ojek Rp.20.000,- untuk sekali perjalanan dan ini hanya bisa
dilakukan bila musim kemarau, alternatif terakhir dengan berjalan kaki sekitar
7 Km dari desa menuju ke air terjun. Alternatif terakhir inilah yang dipilih
tim adventure wisata, karena kami datang saat musim penghujan dengan menyewa
pemandu dari penduduk desa. Dari desa Suco Lor, perjalanan dilanjutkan melewati
jalan berbatu dengan kanan kiri area persawahan penduduk. Sesuatu yang menarik
dalam perjalanan adalah dibeberapa tempat persis di pinggir jalan, banyak
ditemukan situs-situs kuno/ purbakala yang terbuat dari batu, ada yang
berbentuk seperti piring, mirip gamelan kenong dan mirip kuburan batu. Setelah
sampai digapura pintu masuk yang terdapat bangunan kecil mirip loket, namun
saat kami datang tidak ada petugas penarik karcis, menurut pemandu kami, loket
itu hanya dibuka di hari-hari tertentu saja seperti saat liburan. Dari gapura perjalanan
dilanjut melewati perkebunan kopi yang sangat luas dan diperjalanan kami
menemui beberapa percabangan jalan, yang cukup merepotkan bila anda pertama
kali ke tempat ini dan tanpa pemandu. Di area perkebunan kopi ini juga terdapat
beberapa situs kuno dari batu, mirip makam batu dan mirip gamelan kenong yang
konon berdasarkan cerita dari penduduk setempat ada yang menemukan benda-benda
berharga di bawah situs mirim makam batu ini. Setelah 1 jam perjalanan dari
gapura, sampailah di tepian sungai besar dengan aliran deras dan setelah
melewati jembatan kayu, akan menemui tanjakan yang lumayan tinggi. Saran kami,
siapkan perbekalan secukupnya dan gunakan sandal atau sepatu khusus outdoor
bila menuju ke lokasi dengan berjalan kaki. Sekitar 30 menit dari tanjakan,
sampailah di percabangan jalan, sebelum jembatan kayu, ambil jalan ke kanan,
masuk ke perkebunan kopi, mengikuti jalan di dekat aliran sungai yang ada
dibawahnya dan 15 menit kemudian sampailah ke lokasi air terjun. Sebuah air
terjun indah dengan ketinggian lebih dari 80 meter, mengalir deras dengan
aliran bercabang dua jatuh mengikuti bebatuan. Di tempat ini pengunjung bisa
beristirahat sambil menyegarkan diri mandi dibawah guyuran air terjun yang
jernih, dingin dan menyegarkan untuk mengobati rasa capek anda dalam
perjalanan.
Artikel lain :
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan komentar anda, terima kasih