Probolinggo – Kabupaten di Propinsi Jawa Timur
ini cukup kaya akan potensi wisata alamnya seperti Gunung Bromo, Air Terjun Madakaripura dan beberapa wisata alam lain dan kebudayaan khas yang tidak kalah
menarik bila dibandingkan dengan daerah lain. Salah satu yang masih cukup baru
dikenal di telinga para wisatawan adalah wisata alam bukit kembang yang juga
masih termasuk di dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger yang menawarkan
sebuah pemandangan indah dari ketinggian 2533 Dpl seakan berada di negeri atas
awan seperti halnya wisata alam puncak B-29 di Lumajang atau puncak SJ-88 diJember. Wisata alam bukit kembang ini terletak di dusun Puncak, desa Sapih,
kecamatan Lumbang, Probolinggo, atau sekitar 8 Km dari desa Sapih dengan waktu
tempuh sekitar 2 Jam dengan menggunakan kendaraan bermotor roda dua, untuk
mobil hanya bisa sampai di desa Sapih, karena medan menuju ke bukit kembang
cukup terjal, dengan struktur jalan tanah liat yang dimusim hujan cukup licin
dan beberapa terdapat tikungan yang tajam dan jurang dengan kondisi jalan yang
sempit hanya cukup dilalui sepeda motor dan bila bertemu berlawanan arah harus
berhenti dahulu salah satu menepi. Wisata alam bukit kembang ini masih dikelola
oleh kelompok masyarakat dari desa setempat yang tergabung dalam pokdarwis atau
kelompok sadar wisata yang menurut mereka, dahulu perkembangan wisata alam
bukit kembang ini berawal dari 2010 saat terjadi erupsi gunung Bromo yang
menyebabkan kerusakan lahan pertanian. Saat itu datanglah seorang pecinta alam
dari Jakarta, bapak Riza Amirullah yang berkunjung ke desa Sapih dalam rangka
bakti sosial memberikan bantuan pada sekolah dasar yang berada di desa Sapih
khususnya di dusun Puncak. Waktu berkunjung itulah oleh warga setempat, bapak
Riza di ajak berkeliling desa termasuk naik ke bukit kembang yang saat itu
masih berupa kawasan hutan dengan akses jalan setapak yang hanya bisa dilewati
dengan berjalan kaki. Dari kajian beliau lah yang berpendapat bahwa bukit
kembang mempunyai sebuah potensi wisata yang perlu dikembangkan dan bisa
menjadi alternatif destinasi wisata selain
Gunung Bromo. Mulai saat itulah para
penduduk setempat dengan sukarela membuat akses jalan menuju ke bukit kembang
meski masih apa adanya dengan jalan tanah yang masih rawan longsor bila musim
hujan. Setelah mulai ramai dikunjungi, mulailah warga setempat membangun
fasilitas umum sederhana seperti mushola, tempat mandi dan beberapa juga
membuka warung-warung untuk berjualan makanan. Udara sejuk dengan kisaran 5
hingga 20 derajat menjadikan tempat ini cukup ramai dikunjungi para wisatawan
terutama di akhir pekan. Dari puncak bukit kembang para wisatawan bisa melihat
pemandangan gunung Bromo, Gunung Semeru, danau Ranu Grati, Gunung Raung dan
lain-lain. Bahkan, banyak juga para pengunjung yang naik ke nukit kembang ini
di malam hari untuk menyaksikan keindahaan kota Probolinggo dan sekitarnya yang
terlihat penuh dengan kerlip cahaya lampu yang seakan seperti cahaya
bintang-bintang di langit. Sesuai dengan namanya, bukit kembang, nama ini
diambil dari alam sekitar bukit yang banyak ditumbuhi bunga-bunga seperti
krisan, mawar dan bunga berwarna kuning dan putih yang menjadi ciri khas
tersendiri yang orang-orang desa setempat biasa menyebutnya dengan “bunga desa”.
Di pagi hari, pemandangan dari bukit kembang juga menawan terlihat kumpulan
awan yang menutupi bagian bawah perbukitan sehingga seperti terlihat sensasi
negeri di atas awan meskipun di pagi hari udara di bukit kembang cukup dingin
dan berkabut tapi tidak menghalangi niat para wisatawan untuk naik ke bukit
kembang untuk berburu mengabadikan momen-momen indah dari atas ketinggian. *)
Artikel lain :
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan komentar anda, terima kasih