Mitos menuju ke Puncak Gunung Raung



Setelah puas melihat dan belajar pengolahan kopi di desa Sukorejo,kecamatan Sumber wringin, perjalanan kali ini sisca akan ajak anda semua untuk berwisata alam yang cukup menantang yaitu melihat keindahan puncak Gunung Raung beserta mitos-mitosnya.
wisata indonesia
Gunung Raung
wisata indonesia
Pondok Demit
      Gunung Raung termasuk gunung berapi aktif yang berbentuk kerucut yang terletak di tiga kabupaten, yaitu : Banyuwangi, Jember dan Bondowoso dan masih merupakan deretan dari Gunung Ijen yang pernah kita kunjungi sebelumnya. Berdasarkan data geografis, puncak tertinggi Gunung Raung ini mencapai 3344 m Dpl, terbagi menjadi empat bagian yaitu: puncak bendera, puncak 17, puncak tusuk gigi dan puncak sejati, yang puncaknya merupakan tertinggi kedua di Jawa Timur setelah Gunung semeru. Gunung Raung ini juga mempunyai kaldera kering yang luas dengan kedalaman 500 m, selalu menyemburkan api dan konon terbesar kedua setelah Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat. Dengan kawah model terbuka yang menyebabkan lava pijar yang dihasilkan akan kembali lagi menuju kawah. Jadi kecil kemungkinan untuk meluber keluar kawah. Menurut catatan, letusan gunung ini telah terjadi sejak tahun 1586 dan terakhir meletus pada 2015, dengan letusan type Strombolian atau letusan kecil-kecil tetapi berulang-ulang menghamburkan debu vulkanik yang sering menyebabkan terganggunya lalu lintas udara. Untuk pendakian terdapat dua jalur yaitu dari Kalibaru-Banyuwangi (puncak sejati) dan Sumberwringin-Bondowoso(puncak bayangan).Dari Bondowoso bisa menggunakan angkutan umum dengan rute Bondowoso-Wonosari-Sukosari-Sumber wringin. Kali ini kita akan mendaki melalui jalur terdekat yaitu Sumber wringin, untuk itu perlu dipersiapkan peralatan antara lain pakaian safety ( baju dan celana panjang ) dilengkapi geiters karena melewati hutan-hutan, membawa minimal 10 Liter air karena sumber air hanya terdapat dibawah/pos 1, tenda dan perlengkapannya, daypack(makanan,minuman,obat-obatan), perlengkapan pemanjatan seperti tali min 30 meter, webbing, carabiner screw dan non screw, jumar, figure of eight, prusik, harnest dan pasak besi. Perjalanan di awali dari desa Pesanggrahan-Sumber Wringin, (sebelumnya kita ijin dulu ke aparat desa setempat untuk melakukan pendakian) melalui hutan pinus dan perkebunan kopi menuju pos 1 yaitu pondok montor. Untuk menghemat waktu biasanya ada yang menawarkan jasa ojek menuju pondok montor ini dari pesanggrahan, kalo berjalan kaki kira-kira 8 Km. Di pondok montor ini kita bisa menginap ato beristirahat dan mengisi air sebelum melanjutkan perjalanan menuju puncak kurang lebih sekitar 9 jam.  Perjalanan selama 1 jam dari Pondok montor menuju puncak melalui sebuah perkebunan kemudian memasuki hutan dengan sudut kemiringan rendah, sekitar 20 derajat. Setelah mencapai di ketinggian 1300-1400 m ato 2 jam perjalanan, akan terdapat jalur yang berkelok-kelok dan naik turun sampai di ketinggian 1500-1600 m. Di daerah ini banyak terdapat pohon cemara sampai menuju pos 2, pondok sumur di ketinggian 1750 m. Di pondok sumur dengan area yang kurang luas kita bisa mendirikan tenda untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan. Kenapa dinamakan pondok sumur ??...Mitosnya di pondok sumur ini dahulu terdapat sebuah sumur yang digunakan oleh seorang pertapa sakti asal Gresik. Sumur dan pertapa itu dipercaya masih ada hingga sekarang hanya saja tidak kasat mata dan kadang-kadang saat menginap ditempat ini seperti terdengar derap langkah kaki kuda. Dari pondok sumur ini pendakian akan dilanjutkan menuju pos 3, pondok demit kurang lebih 3 jam perjalanan dengan pendakian yang mulai sulit dengan sudut kemiringan sekitar 30-45 derajat dengan jalan-jalan dipenuhi semak belukar. Di pos 3 atau pondok demit ini mempunyai area yang agak luas dari area sebelumnya dan terdapat ciri khas terdapat 2 pohon kembar yang berdekatan. Di pondok ini juga biasa digunakan oleh para pendaki untuk bermalam. Nama tempat ini terdengar menakutkan seperti terkesan angker??...memang mitosnya di tempat ini adalah tempat paling angker yang menjadi tempat aktifitas para lelembut atau lebih dikenal sebagai pasar setan yang lokasinya terletak di sebelah timur jalur pendakian, disitu terdapat sebuah lembah kecil dangkal yang dipenuhi ilalang dan tanaman perdu setinggi perut. Kadang pada malam-malam tertentu tempat itu terdengar seperti sebuah keramaian dan terdengar alunan-alunan musik. Kemudian perjalanan akan diteruskan kembali sekitar 8 jam sampai menuju batas hutan yang di kenal sebagai pondok mantri atau parasan, melewati pos 4 (pondok mayit) dan pos 5 (pondok angin) pada ketinggian sekitar 2900-3000 m. Di tempat ini juga biasa digunakan oleh para pendaki untuk beristirahat dan berkemah, kemudian perjalanan akan dilanjutkan kembali  2 jam menuju puncak raung yang berpasir dan berbatu. Puncak ini berada di ketinggian 3332 m dan sering bertiup angin kencang. Dari pinggiran kawah tidak terdapat jalur yang jelas untuk turun menuju ke dasar kawah, jadi sangat tidak disarankan untuk turun demi keamanan. Pondok mayit adalah pos bersejarah yang terkenal dengan kisah menyeramkan, konon dahulu ditemukan sesosok mayat seorang bangsawan Belanda yang menggantung di sebuah pohon. Tak jauh dari pondok mayit terdapat pondok angin yang merupakan pos terakhir pendakian. Dari tempat ini kita bisa melihat pemandangan yang indah gunung-gunung yang ada disekitarnya dan pemandangan kota Bondowoso dari puncak bukit. Hati-hati angin disini bertiup cukup kencang seperti terdengar meraung-raung, karena itulah gunung ini dinamakan Gunung Raung. Di sebelah barat kaldera gunung raung, terlihat perbukitan terjal yang mitosnya adalah sebuah kerajaan macan putih, yaitu tempat singgasananya pangeran tawangulun. Konon pondok angin ini adalah pintu gerbang untuk masuk ke dalam kerajaan ghaib tersebut. Pangeran tawangulun adalah putra dari raja majapahit yang hilang saat pertapa digunung, dan hal ini dipercaya masyarakat sekitar gunung raung saat mengadakan acara pernikahan maka hewan-hewan peliharaan banyak yang mati, katanya dijadikan upeti untuk persembahan bagi penguasa kerajaan. Menurut masyarakat sekitar dulu seluruh penghuni kerajaan ini muksa atau hilang masuk kedalam alam ghaib dan hanya pada hari tertentu saja yang akan menampakan wujudnya/nyata yaitu malam jumat kliwon. Pangeran tawangulun ini juga dipercaya sebagai suami dari Nyi roro kidul, penguasa laut selatan, pada malam jumat kliwon itulah kadang-kadang menurut masyarakat sekitar terdengar suara langkah kaki kuda dari kereta kencana Nyi roro kidul yang datang untuk mengunjungi suaminya. Saat mendengar  suara tersebut masyarakat sekitar biasa untuk berpura-pura tidak mendengar, karena bila dipertegas akan menampakan wujud aslinya dan mereka takut dibawa masuk kedalam kerajaan ghaib itu untuk dijadikan abdi kerajaan selamanya....*)

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan komentar anda, terima kasih