Bondowoso – Kabupaten yang berbatasan dengan 3
kabupaten lain, yaitu Situbondo di bagian Utara, di timur Banyuwangi dan di
bagian selatan adalah Jember. Kota yang di kenal sebagai kota Tape dan juga
dikenal dengan wisata kawah ijen dan kota penghasil kopi dengan cita rasa yang
istimewa ini ternyata juga menyimpan berbagai potensi wisata yang belum di
manfaatkan secara maksimal, terutama wisata alam yang ada di sekitar lereng
Gunung Ijen dan Gunung Raung. Kontur tanah yang subur dan berupa dataran tinggi
yang berbukit-bukit dengan hutan-hutan yang lebat dan masih alami banyak menyimpan
potensi wisata alam seperti air terjun yang tercipta dari aliran berbagai
sumber mata air yang terdapat di dalam hutan-hutan yang merupakan tempat
resapan penyimpan air terbesar di pegunungan ini. Wisata ke kota Bondowoso kali
ini akan mencari keberadaan beberapa air terjun yang ada di antara Gunung Ijen
dan Gunung Raung, sekaligus mengenalkan potensi wisata yang ada di daerah ini.
Air Terjun Gantongan, terletak di sekitar Gunung Ijen,
tepatnya sekitar 7 Km dari taman wisata Kawah Ijen, berada dekat dengan desa
Plalangan, kecamatan Sempol, kabupaten Bondowoso. Untuk menuju ke lokasi
terdapat dua rute yaitu dari kota Bondowoso dan kota Banyuwangi. Rute dari
Bondowoso untuk transportasi umum bisa menggunakan angkutan ELF hingga sampai
di Sempol kemudian berganti dengan sewa ojek, akan lebih mudah menggunakan
kendaraan pribadi mobil ataupun sepeda motor. Dari Kota Bondowoso, sekitar 71
Km atau hampir 1,5 jam perjalanan dengan rute Kota Bondowoso/Situbondo – Wonosari – Gardu atak – Sukosari – Sempol.
Dari kota Bondowoso menuju ke arah utara, melewati jalan raya Bondowoso –
Situbondo, setelah melewati pasar Wonosari lurus hingga bertemu pertigaan gardu
atak dengan papan petunjuk kawah ijen, yang lurus menuju ke Situbondo ambil
yang belok kanan mengikuti jalan besar hingga mencapai pasar Sukosari, lurus
melewati depan kantor Telkom hingga bertemu pertigaan Sumber Gading yang
terdapat toko Indomaret di pojok jalan, yang lurus menuju ke kecamatan
Sumberwringin ambil yang ke kiri mengikuti tanda petunjuk menuju ke kawah ijen
hingga melewati kawasan hutan lindung lebih dari 10 Km hingga masuk ke area
perkebunan kopi milik PTPN XII lurus hingga melewati Sempol hingga mencapai
pertigaan desa Plalangan, yang lurus menuju wisata pemandian air panas dan air
terjun Blawan ambil jalan yang ke kanan menuju ke wisata kawah wurung dan kawah
ijen, sekitar 1 Km dari pertigaan terdapat sebuah desa kecil di area perkebunan
kopi yaitu afdeling Watu Capil, di situ anda bisa bertanya pada penduduk
sekitar tentang keberadaan air terjun tersebut sekalian menitipkan kendaraan di
halaman rumah penduduk. Untuk Rute dari Banyuwangi setelah melewati kawah ijen
terus lurus turun mengikuti jalan melewati arah menuju ke kawah wurung hingga
mencapai afdeling Watu Capil. Dari area parkir di rumah penduduk ini perjalanan
dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju ke lokasi air terjun sekitar 1 Km,
melewati belakang rumah penduduk menuruni perbukitan dan menyusuri pingiran sungai menuju ke arah hulu
sungai yang dikelilingi oleh bukit-bukit kapur yang tinggi. Tepat di ujung
sungai ini terdapat sebuah air terjun dengan ketinggian sekitar 15 meter dengan
aliran tidak terlalu besar dengan air agak hijau kuning karena mengandung
belerang yang merupakan aliran air dari kawah ijen sehingga tidak disarankan
bagi pengunjung untuk bermain air di tempat ini. Air terjun ini dinamakan
Gantongan yang dalam bahasa setempat berarti menggantung, dimana air terjun ini
terlihat seperti menggantung di antara dinding perbukitan kapur dan saat di
terpa sinar matahari terlihat airnya kuning berkilauan sangat indah. Wisata air
terjun ini masih dikelola secara swadaya oleh masyarakat sekitar dengan
menyediakan akses jalan sederhana, petunjuk jalan dan area parkir sehingga para
pengunjung biasanya akan di tarik biaya Rp.5.000,-/orang sebelum menuju ke air
terjun ini.
Air Terjun Blawan I, terletak di
desa Blawan, kecamatan Sempol, kabupaten Bondowoso. Untuk menuju ke lokasi bisa
melalui rute yang sama dengan rute menuju air terjun Gantongan, bedanya setelah
pertigaan desa Plalangan, dari rute Bondowoso ambil arah kiri dan dari rute
Banyuwangi ambil arah kanan mengikuti papan petunjuk menuju wisata pemandian
air panas. Dari pertigaan Plalangan mengikuti jalan kecil beraspal kasar
sekitar 5 Km melewati perkampungan dan perkebunan kopi hingga sampai di sebuah
jembatan di depan sebuah pabrik pengolahan kopi milik PTPN XII Blawan, lokasi
air terjun ini persis berada dibalik jembatan ini, kendaraan bisa diparkir di
pinggir jalan di sekitar jembatan, kemudian berjalan kaki menuruni jalan kecil
di dekat jembatan dari atas jalan kecil itu akan terlihat sebuah air terjun yang
indah dengan ketinggian sekitar 7 meter dengan aliran air yang melebar dan
deras, orang-orang biasa menyebut air terjun ini dengan sebutan “little Niagara”.
Dibagian atas sebelah kanan terdapat sebuah taman yang indah penuh bunga
warna-warni di tambah sebuah jembatan besi yang melintas persis diatas sungai
sehingga menjadikan tempat ini banyak digunakan para pengunjung berburu spot
foto untuk selfie. Wisata air terjun ini juga masih dikelola secara swadaya
oleh masyarakat di sekitar pabrik, setiap pengunjung kadang di tarik biaya Rp.
2.500,- hingga Rp.5.000,- per orang.
Air Terjun Blawan II, terletak di
desa Blawan, kecamatan Sempol, Kabupaten Bondowoso. Untuk menuju ke lokasi
melalui rute yang sama dengan air terjun Blawan I, bedanya untuk menuju air
terjun Blawan II, dari jembatan lurus melewati depan pabrik kopi hingga sampai
di pertigaan di depan sebuah homestay kuno peninggalan zaman Belanda yaitu
Catimoor Homestay, ambil jalan ke kanan melewati depan rumah-rumah penduduk
dengan jalan beraspal dan setelah melewati masjid jalanan menurun hingga
melewati lokasi pemandian air panas, lurus sekitar 50 meter terdapat sebuah pos
masuk dengan area parkir di sebelahnya, di sini pengunjung akan di tarik biaya
masuk Rp.5.000,- termasuk parkir. Dari area parkir pengunjung harus berjalan
kaki menuju ke air terjun, di dekat pendopo kecil terdapat pertigaan dengan
papan petunjuk, yang ke kiri menuju ke Goa Kapur tempat petilasan/pertapaan
Damar Wulan dan yang kekanan menuju ke lokasi air terjun. Dari pendopo kecil
berjalan melewati jembatan kecil, kemudian menaiki tangga dari batu semen,
kemudian mengikuti jalanan menurun melewati beberapa sumber air panas kecil. Jalan
menuju ke lokasi air terjun ini cukup curam dan licin karena lembab jadi harap
berhati-hati usahakan menggunakan sepatu atau sandal khusus outdoor. Setelah
melewati sumber air panas dan celah perbukitan kecil terlihat sebuah air terjun
dengan ketinggian 10 meter dengan aliran air mengandung belerang yang mengalir
deras. Di pinggiran area air terjun ini dipasang pagar pembatas demi keamanan
pengunjung, jadi para pengunjung dilarang melintasi pagar tersebut karena
dibagian bawah air terjun ini terdapat jurang yang dalam dengan aliran air
terjun ini masuk kedalam sungai bawah tanah yang aliran airnya keluar di sungai
di kecamatan Asembagus di wilayah Situbondo.
Air Terjun Sukosawah, terletak di
dusun Sukosawah, desa Sukorejo, kecamatan Sumberwringin, Kabupaten Bondowoso.
Untuk menuju ke air terjun ini dari rute Bondowoso setelah melewati Sukosari,
pertigaan Sumber gading ke kiri mengikuti jalur menuju ke kawah ijen, menuju
dusun Kluncing, desa Sukorejo sekitar 7 Km dari pertigaan Sumber gading,
setelah melewati jembatan diatas sungai dan hutan pinus terdapat bangunan
pondok ijo di sebelah kiri jalan dengan papan nama pengacara, berarti anda
telah sampai di wilayah dusun Kluncing. Untuk menuju ke lokasi air terjun ambil
jalan lurus kecil di sebelah kiri jalan besar, melewati depan rumah-rumah penduduk,
melewati depan masjid dan sekolah, lurus mengikuti jalanan beraspal yang sudah
mulai rusak disepanjang jalur perkebunan kopi milik warga hingga mencapai dusun
Sukosawah sekitar 5 Km dari dusun Kluncing. Setelah sampai di dusun Sukosawah
anda bisa bertanya pada penduduk setempat tentang keberadaan air terjun ini.
Dari dusun ini untuk menuju ke air terjun, dilakukan dengan berjalan kaki
setelah menitipkan kendaraan di rumah penduduk, melalui 2 jalan, pertama
melewati belakang rumah penduduk kedua melewati jalan kecil dikanan jalan
sebelum masuk perkampungan. Jalan kecil ini melewati tengah perkebunan kopi dan
banyak percabangan bila anda ragu-ragu sebaiknya membawa pemandu dari penduduk
desa setempat. Dari dusun Sukosawah ini berjalan kaki sekitar 1 Km, setelah
melewati perkebunan kopi, kemudian menuruni jalan tanah dengan kemiringan yang
lumayan, sampailah di lokasi air terjun dengan ketinggian sekitar 20 meter
dengan aliran air yang deras, terlihat indah dan gagah, airnya jatuh menerpa
bebatuan dibawahnya sehingga bagian bawah air terjun ini tidak membentuk sebuah
kubangan air yang dalam sehingga aman untuk bermain air. Lokasi air terjun ini
masih jarang dikunjungi banyak orang karena belum banyak yang tau dan lokasinya
juga cukup tersembunyi. Bagi anda yang akan berkunjung ke tempat ini sebaiknya
dilakukan saat tidak musim hujan karena jalannya cukup licin dan dimusim
penghujan banyak binatang lintah yang bermunculan. Di dusun Sukosawah ini
terdapat 2 buah air terjun, yang satunya lagi melewati jalan di depan
perkampungan menuju arah perkebunan kopi di Angkrek, sekitar 3 Km dari dusun
dengan jalan bebatuan dan tanah yang cukup licin saat musim hujan. Lokasi air
terjun ini persis berada di pinggir jalan, dengan ketinggian sekitar 30 meter
dengan aliran yang tidak terlalu deras dan di pagi hari sering terlihat pelangi
muncul di dekat air terjun sehingga orang-orang biasa menyebutnya air terjun
pelangi.
Air Terjun Kluncing, terletak di
dusun Kluncing, desa Sukorejo, kecamatan Sumberwringin, kabupaten Bondowoso. Untuk
menuju ke lokasi, mengambil rute yang sama dengan air terjun Sukosawah, bedanya
setelah sampai di pondok ijo, ambil jalan lurus sebelah kiri melewati depan
rumah-rumah penduduk, setelah masjid Kluncing belok ke kiri terdapat jalan
kecil berpaving, hingga mencapai perempatan di ujung jalan yang terdapat sebuah
toko dan warung bakso, disitu anda bisa bertanya keberadaan air terjun ini atau
menggunakan pemandu dari penduduk dusun Kluncing, karena lokasi air terjun ini
cukup tersembunyi. Dari perempatan ujung jalan ini ke air terjun sekitar 2 Km,
berjalan kaki ke arah timur, kemudian masuk ke dalam perkebunan kopi milik
warga dan di dalam perkebunan banyak percabangan jalan yang cukup membuat anda
bingung jadi disarankan menggunakan pemandu. Setelah melewati perkebunan warga,
masuk menuju lahan perhutani dengan lahan yang cukup miring dan agak curam jadi
harap berhati-hati, setelah bertemu sebuah parit, ikuti jalan kecil turun
hingga mencapai pinggiran sungai. Jalan ini cukup licin saat musim hujan dan
rawan terjadi longsor jadi tidak disarankan untuk ke lokasi air terjun saat
musim penghujan. Setelah sampai ke
pinggir sungai, kemudian menyebrangi sungai lewat batu-batu, kemudian berjalan
lewat pinggiran sungai. Pengunjung harap berhati-hati karena ditepi sungai ini
banyak tanaman yang bila daunya tersentuh kulit akan menyebabkan gatal-gatal
dan panas jadi demi keamanan ikuti saja pemandunya. Setelah menyusuri tepian
sungai menuju hulu sekitar 20 menit sampailah di lokasi air terjun yang sangat
indah, sebuah air terjun yang masih alami, dengan ketinggian lebih dari 20
meter dengan aliran yang deras jatuh menerpa bebatuan di bawahnya. Aliran air
terjun ini berasal dari sungai di atasnya yang merupakan aliran air dari air
terjun di Sukosawah.
Air Terjun Puloagung, terletak di
dusun Puloagung, desa Sukorejo, kecamatan Sumberwringin, Kabupaten Bondowoso. Untuk
menuju ke lokasi ini bisa melalui 2 rute dari desa Sukorejo, yang pertama
melalui rute dusun Kluncing, dari perempatan jalan paving (rute air terjun
Kluncing), setelah menitipkan kendaraan di rumah penduduk, ambil jalan lurus
dari perempatan, melalui jalan tanah, menuruni perbukitan, melewati persawahan
dan perkebunan warga sekitar 2 Km, hingga mencapai dusun Puloagung, kemudian
belok ke kiri ikuti jalan setapak dari tanah sekitar 1 Km, terus melewati
pinggiran perkebunan mahoni kemudian turun melewati perkebunan kopi melewati
jalanan tanah yang dipasang bilah bambu pada pinggirnya. Rute yang lainnya
setelah melewati balai desa Sukorejo, terus melewati jembatan diatas sungai,
tepat 300 meter setelah jembatan, persis di tikungan jalan terdapat jalan masuk
kecil beraspal, jalan tersebut adalah jalan menuju ke dusun Puloagung, namun
jalan beraspalnya hanya sekitar 2 Km saja kemudian berubah menjadi jalan
bebatuan dengan belokan dan tanjakan juga turunan yang lumayan ekstrem. Bila
menggunakan sepeda motor dan tidak sedang musim hujan, bisa sampai ke rumah
terakhir penduduk di ujung desa, disana bisa menitipkan kendaraan dengan
memberi uang parkir setelah itu tinggal berjalan kaki sekitar 1 Km menuju ke
air terjun. Setelah menuruni jalan kecil di perkebunan kopi yang pinggirnya
dipasang bilah bambu, sekitar 15 menit, sampailah di tepi sungai, dari situ
terlihat jelas sebuah air terjun dengan tinggi 20 meteran, mengalir deras jatuh
menimpa bebatuan dibawahnya dengan aliran yang bercabang dua. Disekitar lokasi
air terjun banyak terdapat batu-batu besar dan dahulu di pinggir sungai ini
pernah dibangun sebuah gazebo atau pondok kecil untuk istirahat para pengunjung,
namun sekarang sudah rusak. Di tempat ini para pengunjung bisa bermain air
merasakan segarnya guyuran air jernih dan dingin, selain berfoto-foto disekitar
air terjun. Aliran air terjun ini berasal dari sungai diatasnya yang juga
berasal dari aliran air terjun di dusun Kluncing, jadi dalam satu aliran
terdapat 3 buah air terjun yang sangat indah.
Air Terjun Plampang, terletak di
dusun Plampang, desa Rejoagung, kecamatan Sumberwringin, kabupaten Bondowoso.
Air terjun ini berasal dari mata air di lereng Gunung Raung dan untuk menuju ke
lokasi bisa melalui 2 rute yang pertama melalui rute Sukosari - Pertigaan Sumbergading - dusun Reces – dusun Sumber
tengah – Pertigaan arah Sumberwringin – dusun Plampang, sedangkan rute yang ke
dua dari Sukosari – pertigaan Sumbergading – balai desa Sukorejo – Sukorejo
timur – dusun Plampang. Untuk rute yang pertama jalan beraspal dan lumayan
lebar namun lebih jauh memutar, setelah sampai di pertigaan menuju
Sumberwringin yang terdapat papan petunjuk jalur evakuasi Gunung Raung, belok
ke kiri, hingga sampai sebelum sekolah dasar belok kiri terdapat jalan kecil
ikuti jalan tersebut hingga sampai di dusun Plampang, kemudian tanya pada
penduduk setempat tentang keberadaan air terjun ini. Jalur melalui Sukorejo timur lebih dekat
namun jalanan bebatuan, melewati persawahan warga sekitar 3 Km, hingga mencapai
dusun Plampang, setelah melewati sebuah gudang tempat penjemuran padi, sekitar
500 meter terdapat perkampungan dusun Plampang, di sebelah kiri jalan terdapat
jalan masuk kecil berpaving jalan itulah akses menuju ke air terjun dengan sebelumnya
menitipkan kendaraan ke penduduk setempat. Dari tempat parkir, berjalan kaki
sejauh 1 Km melewati jalan setapak di persawahan, kemudian menuruni jalan kecil
di perkebunan kopi dengan lahan yang cukup miring dan jalan yang tertutup
semak-semak yang tinggi dan untuk menghindari ular, disarankan untuk membawa
peralatan seperti sabit untuk membuka semak-semak dan disarankan memakai sepatu
tinggi atau sandal outdoor karena jalan turunnya cukup licin, setelah sampai di
bawah, menyusuri sungai menuju ke arah hulu sekitar 15 menit, sampailah di
lokasi air terjun dengan ketinggian sekitar 6 meter, dengan kubangan air di
bawahnya dan di sebelah kiri air terjun terdapat sebuah gua dangkal dengan
aliran air menetes dari atas gua.
Setelah sampai di air terjun selain berfoto-foto biasanya pengunjung
mandi di bawah air terjun ada juga yang naik ka atas dan meloncat ke dalam
aliran jatuhnya air terjun yang dibawahnya memiliki kedalaman sekitar 2 meteran.
Air terjun Pondok Jeruk, terletak di dusun Pondok Jeruk, desa Sukorejo, kecamatan Sumberwringin, Bondowoso. Untuk menuju ke lokasi dari kota Bondowoso menempuh jarak sekitar 40 Km menuju ke desa Sukorejo terus ke atas arah jalan menuju ke kawah ijen, sekitar 5 Km dari dusun Kluncing, desa Sukorejo terdapat stasiun pemancar ulang televisi milik TVRI, sebelumnya terdapat sebuah warung kecil milik ibu Haji, disana para pengunjung bisa menitipkan kendaraan dan bertanya jalan menuju ke air terjun. Jalan menuju ke air terjun bisa diakses dari perkebunan kopi tidak jauh dari warung tersebut atau dengan petunjuk jalan menuju ke sumber air. Pengunjung harus melewati jalan setapak kecil melewati perkebunan kopi milik warga dan bila di musim hujan cukup licin jadi gunakan sepatu boot atau sandal/sepatu khusus outdoor. Pengunjung bisa bertanya pada para penduduk yang di temui di perkebunan tentang letak air terjun tersebut, karena jalan menuju ke sana belum ada. Air terjun pertama berada di area perkebunan milik pak fat, pengunjung harus berjalan menuruni lereng perkebunan kopi dengan kemiringan hingga 70 derajat dan cukup licin bila dimusim hujan, gunakan pohon-pohon kopi sebagai alat bantu untuk pegangan atau anda bisa membawa tali untuk mempermudah. Dari jalanan turun sekitar 20 menit atau 300 meter hingga sampai disungai dengan arus yang lumayan deras, dibalik rimbun pohon-pohon dipinggir sungai itulah terdapat sebuah air terjun dengan ketinggian sekitar 5 meter yang airnya jatuh mengenai bebatuan dibawahnya sehingga airnya berpencar. Air terjun ini masih cukup alami jarang dikunjungi orang, terlihat dari lingkungan sekitar masih rimbun dengan pepohonan. Hati-hati sekitar sungai banyak tanaman yang daunnya menyebabkan gatal-gatal dan panas pada kulit jadi lebih baik bawa alat untuk membersihkan atau membawa pemandu dari penduduk desa setempat. Air terjun kedua berjarak sekitar 500 meter dari air terjun pertama, namun pengunjung harus balik menuju jalan kecil diatas air terjun pertama berjalan menuju ke arah sumber air, setelah melewati jembatan kecil diatas sungai, sekitar 300 meter dari jembatan terdapat percabangan jalan, yang lurus ke sumber air ambil yang ke kiri dan silahkan bertanya pada penduduk yang ditemui lokasi kebun milik pak Ri komplangan, di area perkebunan itulah lokasi tempat air terjun kedua berada. Seperti halnya air terjun pertama, pengunjung harus menuruni lereng perkebunan dengan kemiringan sekitar 70 derajat dengan area perkebunan yang lebih terbuka dan pohon kopi yang jarang, lebih baik menggunakan tali untuk berpegangan terutama dimusim hujan cukup licin. Dari jalan sekitar 300 meter terlihatlah sebuah air terjun dengan ketinggian sekitar 10 meter dengan dua aliran, yang satu kecil. Air terjun ini cukup indah namun sayang belum terawat dengan baik, banyak sisa-sisa batang pohon yang tumbang jatuh ke air terjun.
Air terjun Pondok Jeruk, terletak di dusun Pondok Jeruk, desa Sukorejo, kecamatan Sumberwringin, Bondowoso. Untuk menuju ke lokasi dari kota Bondowoso menempuh jarak sekitar 40 Km menuju ke desa Sukorejo terus ke atas arah jalan menuju ke kawah ijen, sekitar 5 Km dari dusun Kluncing, desa Sukorejo terdapat stasiun pemancar ulang televisi milik TVRI, sebelumnya terdapat sebuah warung kecil milik ibu Haji, disana para pengunjung bisa menitipkan kendaraan dan bertanya jalan menuju ke air terjun. Jalan menuju ke air terjun bisa diakses dari perkebunan kopi tidak jauh dari warung tersebut atau dengan petunjuk jalan menuju ke sumber air. Pengunjung harus melewati jalan setapak kecil melewati perkebunan kopi milik warga dan bila di musim hujan cukup licin jadi gunakan sepatu boot atau sandal/sepatu khusus outdoor. Pengunjung bisa bertanya pada para penduduk yang di temui di perkebunan tentang letak air terjun tersebut, karena jalan menuju ke sana belum ada. Air terjun pertama berada di area perkebunan milik pak fat, pengunjung harus berjalan menuruni lereng perkebunan kopi dengan kemiringan hingga 70 derajat dan cukup licin bila dimusim hujan, gunakan pohon-pohon kopi sebagai alat bantu untuk pegangan atau anda bisa membawa tali untuk mempermudah. Dari jalanan turun sekitar 20 menit atau 300 meter hingga sampai disungai dengan arus yang lumayan deras, dibalik rimbun pohon-pohon dipinggir sungai itulah terdapat sebuah air terjun dengan ketinggian sekitar 5 meter yang airnya jatuh mengenai bebatuan dibawahnya sehingga airnya berpencar. Air terjun ini masih cukup alami jarang dikunjungi orang, terlihat dari lingkungan sekitar masih rimbun dengan pepohonan. Hati-hati sekitar sungai banyak tanaman yang daunnya menyebabkan gatal-gatal dan panas pada kulit jadi lebih baik bawa alat untuk membersihkan atau membawa pemandu dari penduduk desa setempat. Air terjun kedua berjarak sekitar 500 meter dari air terjun pertama, namun pengunjung harus balik menuju jalan kecil diatas air terjun pertama berjalan menuju ke arah sumber air, setelah melewati jembatan kecil diatas sungai, sekitar 300 meter dari jembatan terdapat percabangan jalan, yang lurus ke sumber air ambil yang ke kiri dan silahkan bertanya pada penduduk yang ditemui lokasi kebun milik pak Ri komplangan, di area perkebunan itulah lokasi tempat air terjun kedua berada. Seperti halnya air terjun pertama, pengunjung harus menuruni lereng perkebunan dengan kemiringan sekitar 70 derajat dengan area perkebunan yang lebih terbuka dan pohon kopi yang jarang, lebih baik menggunakan tali untuk berpegangan terutama dimusim hujan cukup licin. Dari jalan sekitar 300 meter terlihatlah sebuah air terjun dengan ketinggian sekitar 10 meter dengan dua aliran, yang satu kecil. Air terjun ini cukup indah namun sayang belum terawat dengan baik, banyak sisa-sisa batang pohon yang tumbang jatuh ke air terjun.
Inilah beberapa air terjun yang terdapat di antara Gunung
Ijen dan Gunung Raung yang keberadaannya belum banyak diketahui orang, selain
lokasinya yang tersembunyi juga akses jalannya yang tidak mudah, dan beberapa
diantaranya belum punya nama, hanya dinamakan berdasarkan nama dusun tempat air
terjun itu berada dan diperkirakan masih terdapat beberapa air terjun lagi. Smoga tulisan bisa menjadikan referensi wisata bagi anda
yang menyukai alam dan tantangan.*)
Artikel lain :
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan komentar anda, terima kasih