Lumajang- sebuah kabupaten di Jawa timur yang
terkenal dengan sebutan kota pisang, karena merupakan penghasil buah pisang
yang bagus dan di dukung tanah yang subur dan kontur daratannya disebelah
selatan berbatasan dengan laut selatan dan dibagian utara berjajar deretan
pegunungan yang masuk dalam kawasan taman nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS)
seperti gunung Lemongan dan gunung Semeru. Dataran tinggi di wilayah Lumajang
tidak hanya mempunyai udara sejuk tapi juga terdapat potensi wisata alam
seperti air terjun yang tersebar di beberapa wilayah di kabupaten Lumajang,
antara lain sebagai berikut :
Air terjun Manggisan, terletak di desa Kandangan,
kecamatan Senduro atau sekitar 22 Km dari kota Lumajang. Untuk mencapai ke
lokasi diperlukan perjalanan sekitar 30 menit dari pusat kota dan bagi anda
yang berasal dari luar kota, bisa mulai dari terminal Minak Koncar Lumajang dan
dilanjutkan perjalanan menuju Senduro. Dari Senduro perjalanan dilanjutkan
menuju arah Pura Mandara Giri Semeru, dari Pura lurus menuju ke utara hingga
bertemu pertigaan lalu ambil arah ke kanan. Bila anda kesulitan bisa bertanya
pada penduduk disepanjang jalan tersebut arah ke lokasi air terjun dan para
pengunjung bisa menitipkan kendaraan atau parkir yang disediakan oleh warga
setempat dengan tarif Rp.5.000,-. Tempat wisata ini masih dikelola secara
swadaya oleh warga setempat, dari hasil parkir tersebut mereka gunakan untuk
perbaikan akses jalan menuju ke air terjun. Dari tempat parkir pengunjung harus
berjalan kaki sejauh 2 Km, melewati perkebunan karet, kopi dengan alam sekitar
yang masih asri dan berudara sejuk. Setelah melewati 2 bukit dan sungai kecil
yang jernih, sampailah di lokasi air terjun Manggisan. Air terjun Manggisan ini
memiliki ketinggian 55 meter dengan debit air mencapai 198 liter per detik.
Untuk menghilangkan rasa capek para pengunjung bisa mandi merasakan segarnya
guyuran air yang jernih dari mata air alam dan dijamin aman. Dengan panorama
alam sekitar yang masih alami, tidak jauh dari air terjun lain dengan
ketinggian 20 meter yang berasal dari sumber yang sama. Air terjun ini di beri
nama “Manggisan” atau dalam bahasa setempat buah manggis, karena dahulu di
sekitar lokasi air terjun ini banyak terdapat pohon-pohon manggis, namun
sekarang pohon-pohon manggis itu sudah tidak ada lagi, tumbang saat diguyur
hujan lebat dan terkena aliran air yang deras. Keberadaan air terjun ini masih
belum banyak diketahui dan belum banyak dikunjungi, selain masih alami wisata
air terjun ini menjadi alternatif mengisi akhir pekan dan liburan.
Air terjun Coban
Sewu, terletak
di desa Sidomulyo kecamatan Pronojiwo atau sekitar 55 Km dari kota Lumajang.
Air terjun ini juga biasa di sebut air terjun tumpak sewu yang merupakan
destinasi wisata yang tergolong masih baru di Lumajang. Untuk menuju ke lokasi,
dari kota Lumajang menuju ke perbatasan antara kabupaten Lumajang dan Malang,
persisnya 100 meter sebelum tugu perbatasan tersebut terdapat jalan menurun
yang berada di kiri jalan, ikuti jalan tersebut hingga sampai ke sungai. Disana
para pengunjung bisa menitipkan motornya di gubuk-gubuk para penambang pasir
yang ada di sekitar sungai, kemudian perjalanan dilanjutkan menyusuri sungai
sepanjang 200 meter dan sampailah ke lokasi air terjun Coban Sewu. Perlu di
perhatikan, perjalanan menuju lokasi air terjun ini tergolong ekstrem atau
dikategorikan petualangan, karena harus menyusuri sungai, naik turun tebing
yang licin penuh lumut jadi dibutuhkan hati-hati yang ekstra dan berbagai
perlengkapan pendukung seperti menggunakan sandal standart outdoor dengan gerigi,
membawa tali dan menggunakan jasa guide untuk memandu perjalanan karena medan
yang sulit. Tapi rasa capek dan kesulitan dalam perjalanan akan segera
terlupakan setelah sampai di lokasi, dengan suguhan pemandangan yang begitu
indah dan alam sekitar yang masih alami. Dalam bahasa setempat coban berarti
air terjun dan sewu berarti seribu, nama ini sungguh pas dengan gambaran air
terjun tersebut yang mempunyai aliran air yang cukup banyak mengalir jatuh di
sepanjang tebing-tebing. Dari atas pemandangan sangat indah dan terlihat curam dibawah
karena air terjun ini cukup tinggi, namun layak untuk diabadikan. Untuk
pengunjung yang tertarik untuk melihat keindahan air terjun ini dari bawah,
dapat tutun melalui rute goa tetes kemudian dilanjutkan dengan menyusuri sungai
melawan arus. Biasanya para wisatawan yang berkunjung ke tempat ini satu paket
dengan berkunjung ke goa tetes yang letaknya berdekatan. Sekedar tips tambahan
untuk para wisatawan yang akan berkunjung ke coban sewu, bagi anda yang membawa
peralatan elektronik harap berhati-hati karena hembusan angin membawa
butiran-butiran air yang dapat menyebabkan basah jadi usahakan untuk dibungkus
dengan plastik. Bawalah makanan dan minuman secukupnya karena akan menuju ke
lokasi yang masih alami dan terakhir persiapkan dengan matang sebelum menuju ke
lokasi termasuk keadaan cuaca.
Air terjun Kapas
Biru, terletak
di desa Sidomulyo, kecamatan Pronojiwo dan masih satu jalan dengan air terjun
coban sewu dan goa tetes. Untuk menuju kesana bisa melalu rute dari Lumajang
atau pun Malang, karena letaknya berada di perbatasan dua kabupaten tersebut.
Bila melalui rute dari Malang, menuju ke Turen – Dampit – Ampel gading – Pronojiwo
dengan waktu tempuh sekitar 2 – 3 jam. Setelah sampai di Pronojiwo, cari polsek
Pronojiwo, tidak jauh dari polsek terdapat tikungan dan disebelah kanan
terdapat tulisan air terjun kapas biru atau bila dari rute Lumajang 300 meter
setelah lapangan Pronojiwo. Sebelum ke lokasi para pengunjung harus membeli
tiket masuk sebesar Rp. 5.000,- di hari biasa dan Rp.7.000,- di hari libur.
Untuk parkir dikenakan tarif Rp.2.000,- untuk kendaraan roda dua dan Rp.5.000,-
untuk roda empat. Dari area parkir perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki
sejauh 2 Km dengan kondisi jalan yang cukup ekstrim, jadi persiapkan
perlengkapan dan lain-lain. Jalan menuju ke lokasi melewati tebing dengan
kemiringan 40 – 45 derajat, namun beberapa titik jalan sudah di beton oleh
warga sekitar. Seperti air terjun coban sewu, air terjun ini juga menawarkan
panorama yang indah dan alam sekitar yang masih alami, dengan ketinggian
mencapai 50 meter dan uniknya air yang jatuh berwarna putih lembut seperti
kapas dan pada pinggirnya berwarna kebiruan, fenomena inilah yang menjadikan
air terjun ini di namakan air terjun kapas biru.
Air terjun Coban
Pawon, terletak
di dusun Kertowono, desa Wangkit, kecamatan Gucialit, atau sekitar 20 Km dari
kota Lumajang dan lokasinya berdekatan dengan perkebunan teh Kertowono, sekitar
7 Km dari Gucialit. Rute menuju ke lokasi dari kota Lumajang menuju ke arah
utara, Karangsari – Dawuhan – Dadapan dengan kondisi jalan sudah beraspal.
Setelah sampai di Dadapan, para pengunjung bisa menitipkan kendaraan di rumah
warga, di perkampungan terdekat karena belum ada lokasi parkir yang resmi. Dari
perkampungan terdekat, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki melewati
perkebunan warga dengan kondisi alam sekitar yang masih alami bahkan beberapa
medan yang harus dilalui terbilang cukup ektrim naik turun perbukitan dengan
kemiringan 40 – 45 derajat, jadi persiapkan perlengkapan, seperti sandal khusus
outdoor, tali, perbekalan dan pantau kondisi cuaca karena medan yang dilalui
akan bertambah sulit dan berbahaya bila turun hujan. Dari kejauhan air terjun
ini terlihat seperti sebuah pawon atau dapur untuk memasak, dengan ketinggian
air terjun mencapai 15 meter, jatuh menerpa lobang gua di bawahnya. Suasana
akan bertambah unik bila kita melihatnya dengan memasuki goa berdiameter
sekitar 6 meter, tampak sinar matahari masuk melewati lobang atap goa terlihat
begitu indah berpadu dengan jatuhnya air dari atas mengalir di dasar goa menuju
ke hilir dan Konon, mandi di air terjun coban pawon ini dipercaya bisa
menyembuhkan berbagai macam penyakit. Di hari liburan tempat ini cukup ramai
dikunjungi, jadi disarankan untuk berkunjung ke air terjun ini di hari-hari
biasa *)
Artikel lain :
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan komentar anda, terima kasih