Gunung Raung – Terletak di tiga kabupaten, yaitu
Bondowoso,Banyuwangi dan Jember. Gunung yang sempat menjadi topik berita
beberapa waktu lalu karena letusannya mengganggu penerbangan di sejumlah
bandara di Surabaya, Bali, Jember dan Banyuwangi ini ternyata menyimpan potensi
wisata baru yang layak untuk di kembangkan selain wisata pendakian yang hanya
dapat di tempuh dari dua rute yaitu Sumberwringin – Bondowoso dan Kalibaru –
Banyuwangi. Tepatnya di kaki gunung Raung, di desa terpencil bernama Rowosari, kecamatan
Sumberjambe yang juga terkenal sebagai
penghasil durian dan batik tulis sumberjambe di kabupaten Jember.
Dilokasi itu setidaknya terdapat tujuh air terjun dan banyak air terjun kecil yang
dikenal dengan sebutan “surga tersembunyi”. Karena lokasinya yang terpencil dan
benar-benar masih alami menjadikan perjalanan menuju air terjun masuk dalam
kategori wisata petualangan “adventure”. Untuk menuju ke lokasi dari Jember
kota menuju ke arah kecamatan Sumberjambe, setelah melewati koramil dan polsek
Sumberjambe terdapat pertigaan yang lurus ke arah Ledokombo, ambil yang ke
kiri, sekitar 1 Km di kiri jalan terdapat pertigaan dengan papan petunjuk air
terjun lereng raung. Ikuti jalan ke kiri tersebut sekitar 2 Km hingga tiba di
dusun Gerdu, desa Rowosari (perkiraan sekitar satu jam perjalanan dari kota
Jember), , kemudian anda bisa menitipkan kendaraan anda di tempat parkir yang
disediakan dihalaman salah satu rumah warga dengan membayar biaya parkir dan
penitipan helm Rp.5.000,- untuk sepeda motor, kemudian perjalanan dilanjutkan
dengan berjalan kaki melewati perkebunan kopi dan sengon milik warga, setelah
bertemu rumah ditengah perkebunan kopi yang terdapat pohon durian besar terdapat
jalan setapak kecil di kiri jalan, ikutilah jalan tersebut hingga menuruni
bukit dengan jalan setapak yang curam untuk menuju ke sungai (sekitar 1,5 Km
dari tempat parkir). Sekedar saran bagi keamanan pengunjung yang mau menuju ke
tempat ini, sebaiknya bawa persiapan perbekalan terutama air minum, gunakan
sandal khusus outdoor karena medannya licin terutama dimusim penghujan,
sebaiknya anda parkir kendaraan di tempat yang disediakan warga desa karena
banyak yang membawa kendaraan dan diparkir diarea perkebunan mengalami
kehilangan dan ikuti petunjuk dari warga setempat jangan melakukan perbuatan
yang tidak pantas ditempat ini karena menurut warga tempat tersebut masih
keramat (hal ini juga dibuktikan dari beberapa hasil foto kami yang menangkap
beberapa keanehan) dan sebaiknya datang secara berkelompok dan bila hujan turun
atau terdengar gemuruh petir di hulu sungai yang ada diarah puncak gunung Raung
sebaiknya segera tinggalkan lokasi sungai, karena lokasi ini berdekatan dengan
hutan yang masih alami dan dimusim hujan sering terjadi longsor dan banjir.
Setelah menuruni lereng disisi perkebunan yang curam
sampailah di tepian sungai yang terdapat jalan turun dengan pengaman sebuah
pipa besi untuk berpegangan. Jalan kebawah memang cukup curam dan licin jadi berhati-hatilah. Rasa capek dalam
perjalanan tersebut akan terbayarkan setelah tiba di lokasi, disuguhi gemericik
air terjun yang pertama dengan tiga tingkatan setinggi 4 meteran di tingkat 1
dan 2, mengalir dengan air yang jernih yang berada dilereng sebelah kiri sungai,
dilokasi juga terdapat rawa-rawa dan pepohonan besar dikanan kiri tebing sungai
yang sangat menyejukan hati dan pikiran, serasa damai dan menyatu dengan alam.
Lokasi ini cocok untuk anda penggemar natural fotografi dan memang layak tempat
ini mendapat sebutan surganya air terjun, karena banyak sekali air terjun
kecil-kecil disepanjang aliran sungai ini. Rata-rata pengunjung yang datang
dengan membawa anak-anak hanya berada disekitar air terjun pertama ini saja. Untuk
menuju air terjun kedua, medannya juga tidak mudah karena harus melewati aliran
sungai dengan bebatuan yang licin berlumut
dan lebatnya pepehonan. Suasana akan semakin menantang memicu adrenalin
untuk mencapai air terjun kedua, menaiki bebatuan besar yang licin, terkadang
harus melewati batang pohon yang tumbang disepanjang aliran sungai dengan
pemandangan baru berupa bukit yang penuh lumut dan tetesan air dari atasnya dari
kejauhan terlihat seperti cahaya lampu hias berwarna putih bila terkena
pantulan sinar matahari. Air terjun kedua ini mempunyai ketinggian sekitar 10
meter. Pemandangan-pemandangan baru akan didapatkan pula dalam perjalanan menuju
air terjun ketiga (sekitar 1 jam perjalanan dari air terjun kedua) dengan
menyusuri aliran sungai yang dibatasi tebing-tebing tinggi disisi kiri dan
kanan sungai yang terlihat banyak ditumbuhi akar-akar pohon besar yang
menggantung dan banyak pohon rotan yang tumbuh ke arah sungai menambah kesan
mistis karena area sekitar air terjun ke tiga ini agak gelap karena sinar
matahari terhalang tingginya pepohonan yang ada dihutan diatas tebing sungai.
Air terjun ketiga ini memiliki ketinggian sekitar 7 meter dengan aliran diapit
dinding tebing yang sempit dan alirannya mengalir deras membentuk sebuah
kubangan dengan kedalaman 1 meteran persis dibawah air terjun. Bagi pengunjung
yang masih baru sebaiknya menyewa pemandu “guide” dari warga setempat untuk
menuju ke lokasi air terjun, karena mereka lebih mengenal medan dan harap
hati-hati disekitar tepian sungai banyak ditumbuhi semak-semak yang daunnya
menyebabkan gatal-gatal dan panas bila terkena kulit, sebaiknya pakai pakaian
yang panjang dan bawa peralatan seperti sabit atau pisau. Dari air terjun
ketiga ini, untuk menuju ke air terjun ke empat pengunjung harus memanjat
tebing cadas setinggi 7 meter didekat air terjun ketiga dengan kemiringan 85
hingga 90 derajat dengan hanya berbekal pohon rotan yang menjuntai kebawah
sebagai pegangan, meski begitu banyak juga pengunjung yang nekat memanjat.
Akhirnya perjalanan kami hentikan hingga ditempat ini karena selain cuaca yang
tidak mendukung, dihulu sedang sungai turun hujan hal ini ditandai langit yang
semakin gelap dan dihulu terdengar gemuruh petir dan air sungai mulai naik dan
kami tidak membawa peralatan safety untuk memanjat tebing seperti tali dan
harnes, suatu saat kami akan datang lagi untuk melanjutkan adventure ini untuk
melihat air terjun ke empat hingga ke tujuh. Menurut warga setempat pada hari
libur tempat ini cukup rame di kunjungi, bisa mencapai 400-an pengunjung sehari
dan ini menjadikan keuntungan tersendiri sebagai ekonomi tambahan bagi warga
setempat. Kami berharap smoga kedepan pemerintah daerah Jember melalui dinas
pariwisata bisa mengelola dan mengembangkan tempat ini menjadi salah satu
“destinasi wisata” andalan di Jember, terutama dengan perbaikan akses jalan
menuju ke lokasi, pengelolaan yang resmi dan penyediaan prasarana pendukung
seperti tempat parkir, toilet, mushola dan tim rescue & keamanan disekitar
area demi kenyamanan para pengunjung, terima kasih... sampai bertemu lagi *)
Artikel lain :
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan komentar anda, terima kasih