Melihat Kehidupan Desa “EROPA” Di Kaki Gunung Ijen



Pada perjalanan kali ini, sisca akan bawa kalian untuk jalan-jalan menelusuri keunikan desa-desa yang ada di kaki Gunung Ijen,  di desa-desa ini kita akan melihat bukti sejarah peninggalan belanda di masa lalu, budaya masyarakat dan pengenalan potensi wisata di dalamnya.

"DESA SEMPOL"

perkebunan kopi arabica
agrowisata sempolTerletak di kaki Gunung Ijen dengan ketinggian 1500 Dpl ,yang merupakan kawasan terakhir yang masih dapat dijangkau menggunakan angkutan umum sebelum menuju kawah Ijen dari jalur Bondowoso, sekitar 3 jam perjalanan menggunakan angkutan umum mini bus elf dari terminal Bondowoso. Desa tersebut berada di kecamatan Sempol,  berhawa sejuk yang sebagaian besar wilayah tersebut adalah perkebunan kopi arabika milik PT.Perkebunan Nusantara XII, keberadaan PTPN XII dengan perkebunan kopi inilah yang menggerakan perekonomian masyarakat didesa ini, juga desa-desa di sekitarnya. Sepanjang jalan yang kami lewati, kanan kiri terdapat rumah-rumah warga yang tertata rapi dengan halaman penuh warna-warni bunga seperti mawar, chrisan, lily dll juga bermacam-macam sayuran seperti kol, wortel, sledri, daun pray, tomat dll. Mereka rata-rata adalah para pekerja sortir, perawat kebun  dan pemetik kopi  di perkebunan kopi arabika  di sekitar wilayah tersebut. Kopi-kopi tersebut di panen dengan cara dipetik menggunakan tenaga manusia, kemudian di sortir untuk dipilih berdasarkan warna merah atau tingkat kematangan, sebelum dikirim ke pabrik untuk di olah. Pengolahan kopi ini menggunakan metode  basah yang artinya membutuhkan banyak air,mulai dari pencucian dan pecah  kulit. Selain penghasil kopi arabika,desa Sempol juga penghasil biji kopi luwak yang terkenal beraroma khas. Kopi arabika tersebut diproses menggunakan binatang musang atau luwak. Luwak tersebut diberi makan kopi arabika yang sudah merah/ masak di dalam penangkaran, didalam perut luwak itu biji kopi mengalami proses alami, seperti pecah kulit dan fermentasi. Biji-biji kopi yang keluar bersama kotoran luwak itulah yang nantinya dikumpulkan untuk di proses kembali. Harga biji kopi luwak tersebut cukup mahal, bisa mencapai 2 Juta/Kg. Desa Sempol juga mempunyai agro wisata perkebunan strawberry yang cukup luas dan perkebunan makadamia, sejenis kacang yang tidak kalah cita rasanya dengan kacang almount dari eropa. Perkebunan strawberry tersebut terletak di dusun kampung baru, 1 Km dari penginapan Arabica homestay, sebuah penginapan khas gaya belanda. Di perkebunan strawberry tersebut, para Pengunjung bisa memetik sendiri buah strawberry atau membeli strawberry dalam kotak plastik yang telah disediakan untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh.

"DESA BLAWAN"

wisata alam bondowoso
rumah peninggalan belanda di blawanTerletak sekitar 10 Km dari kecamatan Sempol,dengan dataran yang lebih rendah dari sempol sekitar 1100 Dpl, di desa ini terdapat pabrik pengolahan kopi arabika milik PTPN XII, pabrik ini merupakan peninggalan masa belanda . Di desa ini terdapat rumah-rumah para pekerja pabrik dan beberapa perkampungan kecil dengan sebagian penduduknya menjadi petani selain bekerja di perkebunan. Desa ini memiliki 3 objek wisata yang cukup menarik, yaitu air terjun, pemandian air panas dan gua kapur. Persis di depan pabrik pengolahan kopi ini kira-kira 300 Meter terdapat air terjun blawan(1) yang sangat indah.   Sumber air yang bermuara di air terjun ini dimanfaatkan untuk proses pengolahan kopi di pabrik seperti pencucian dll. Dari pabrik pengolahan kopi, kami menyusuri jalan batu yang tersusun rapi untuk melihat homestay yang berada di samping pabrik, salah satunya catimore homestay dengan arsitektur khas belanda, mempunyai banyak ruangan dan halaman luas yang ditanami macam-macam bunga. Didalam bangunan tersebut terdapat banyak foto-foto tempo dulu, yang akan membawa para pengunjung untuk bernostalgia pada zaman itu. 1 Km dari pabrik kopi terdapat tempat pemandian air panas, pengunjung bisa beristirahat disana untuk sekedar berendam menghilangkan penat di badan dan kaki karena perjalanan.Pemandian ini di buka tiap harinya pagi sampai sore dengan tarif masuk yang cukup murah, hanya 2 ribu. 500 meter dari pemandian ini terdapat wisata gua kapur atau petilasan damar wulan, yang konon dulu digunakan damar wulan untuk bertapa sebelum menaklukan minak jinggo. Jalan menuju gua kapur cukup terjal dan licin, memacu adrenalin jadi harus ekstra hati-hati. 300 m dari pemandian air panas terdapat air terjun blawan(2), air terjun ini berasal dari pembuangan  air yang ada di kawah ijen yang mengalir melalui sungai kali pahit, jadi airnya berwarna kekuningan karena mengandung belerang. Air terjun ini airnya langsung masuk ke dalam aliran dibawah tanah atau terowongan sepanjang lebih dari 60 Km yang bermuara sampai di desa Asem bagus, Kabupaten Situbondo. Di sepanjang perjalanan menuju air terjun ini, terdapat beberapa sumber mata air panas.


"DESA JAMPIT"

history heritage
Jampit Guest house
Terletak sekitar 20 Km dari Kecamatan Sempol, dapat ditempuh menggunakan ojek atau sewa jeep dari kecamatan Sempol, perjalanan sekitar 1 jam melewati perkebunan kopi di dusun kalisat dengan jalan yang berliku-liku dan berbatu. Desa tersebut terkenal sebagai sentra perkebunan kopi Arabika. Dikawasan perkebunan kopi  tersebut terdapat sebuah  guest house atau rumah peristirahan untuk wisatawan yang unik.  Arsitektur guest house yang dominan dengan kayu dan warna hitam tersebut adalah peninggalan dari belanda  yang pada zaman dahulu mengelola perkebunan kopi di wilayah ini, perkiraan dibangun pada tahun 1927 dan mempunyai banyak ruangan dengan perabot dan hiasan khas tempo dulu. Di sekitar bangunan banyak terdapat taman bunga warna-warni yang terawat rapi tampak begitu asri di balut udara yang sejuk dan Konon bunga-bunga tersebut didatangkan langsung dari eropa. Guest House ini selalu ramai kedatangan tamu, baik lokal maupun mancanegara yang Sekadar ingin melihat dan menikmati suasana sekitar, juga beberapa pengunjung memanfaatkan lokasi ini untuk foto prewedding.  Bagi yang mempunyai kocek lebih bisa bermalam di Rumah Belanda ini, tapi tentunya dengan  harga yang cukup lumayan. di area ini pengunjung juga bisa mampir ke kebun strawbery yang banyak berjejer disepanjang perjalanan menjelang Rumah Belanda,  atau bisa juga berinteraksi dengan penduduk sekitar, untuk mengenal kehidupan mereka lebih dekat, ...sungguh sebuah kehidupan desa yang ramah. *)


No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan komentar anda, terima kasih