Tuban – Gua ngerong terletak di desa
Rengel, kecamatan Rengel, kabupaten Tuban – Jawa timur. Sekitar 28 Km arah
tenggara dari pusat kecamatan Rengel, persis dipinggir jalan raya, jadi cukup
mudah untuk menemukannya. Keberadaan gua Ngerong ini dipercaya oleh masyarakat
sekitar menyimpan sebuah mitos yaitu bila mengambil ikan dan kelelawar yang ada
di gua akan mengalami malapetaka yang berujung kematian, menurut mereka ribuan
ikan dan kelelawar yang hidup dalam gua ini adalah peliharaan putri Ngerong
yang digambarkan seorang putri yang memakai kebaya dan berselendang dibahunya.
Konon putri ini jasadnya moksa/menghilang setelah melakukan pertapaan di dalam
Gua ngerong. Selain itu dalam gua ini juga hidup kura-kura putih/bulus yang
diyakini sebagai jelmaan dari senopati kerajaan Gumenggeng, yang sekarang
menjadi nama salah satu desa di kecamatan Rengel ini, desa yang konon pernah
dikutuk oleh dewa karena berbuat kesalahan. Sedangkan nama Rengel sendiri
berasal dari “ereng-ereng” yang berarti tebing dan “angel” berarti sulit.
Meskipun daerah ini tandus tapi merupakan penghasil/tambang batu kapur(bata
putih). Terlepas dari benar tidaknya tentang mitos yang berkembang, tapi tempat
ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung untuk datang ke tempat ini.
Tiket masuk ke Gua Ngerong ini cukup murah hanya Rp.3.000,- . Di dalam gua
Ngerong ini mengalir sebuah sungai yang dihuni ribuan ikan seperti lele, nila,
mujair dan gurami yang rata-rata memiliki ukuran sebesar telapak tangan orang
dewasa. Pengunjung yang datang ke tempat ini bisa memberi makan ikan-ikan ini
dengan klenteng (biji randu), roti, dan jagung brondong yang banyak dijual oleh
para pedagang di sekitar Gua Ngerong. Memasuki area Gua Ngerong ini seketika
akan disuguhi bau yang tidak sedap, khas bau “guano” kotoran kelelawar. Dari
luar tampak dinding atap gua berwarna kehitaman, itu adalah ribuan kelelawar
jenis “Rousettus sp dan Rhinolopus sp” yang bergelantungan dan hidup berkoloni
di dalam gua. Kotoran kelelawar ini juga menjadi makanan alami bagi ribuan ikan
yang ada dibawahnya, kotoran ini mengandung amoniak/NH3 yang berbahaya bila
masuk dalam tubuh manusia jadi wajar bila mitosnya berkembang bila memakan ikan
dari tempat ini akan menyebabkan kematian. Gua Ngerong ini memiliki diameter 3
– 5 meter, dengan sungai yang mengalir dibawahnya dengan kedalaman 30 cm – 1,5
meter. Air sungai ini berasal dari mata air yang berada dalam gua dan aliran
tenang sungai ini banyak dimanfaatkan oleh warga untuk beraktifitas seperti
mencuci dan mandi. Di dalam gua ini juga hidup beberapa ekor kura-kura
putih/bulus jenis chitra-chitra. Bulus-bulus ini diberi nama sanggem, poleng
dan menik. Uniknya bulus-bulus ini akan datang bila ada pengunjung yang
memanggil namanya untuk diberi makan. Gua yang konon tembus hingga kota Tuban
ini pernah dilakukan penelitian dari tim ahli sepeti LIPI dan lainnya tapi
sayang sampai saat ini belum terlihat peran pemerintah daerah untuk lebih
mengembangkan tempat ini seperti mengeksplore bagian dalamnya untuk bisa
dilihat para pengunjung. Riuh suara gemericit ribuan kelelawar yang menggantung
di dinding atap gua berpadu dengan suara kecipak air dari ribuan ikan yang ada
dibawahnya terdengar seperti suguhan sebuah orkestra alami yang menjadikan
tempat ini layak untuk dikunjungi *)
Artikel lain:
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan komentar anda, terima kasih