Lumajang – adalah sebuah kabupaten yang terletak
di propinsi Jawa Timur yang dikenal sebagai salah satu penghasil buah pisang.
Wilayah Lumajang yang berbatasan dengan kabupaten Jember, kabupaten Probolinggo
dan Kabupaten Malang mempunyai kontur alam dengan beberapa pegunungan seperti
gunung Semeru, gunung Sawur dan gunung Lemongan yang menjadikan kabupaten
Lumajang memiliki tanah yang subur dan berudara sejuk. Selain terkenal sebagai
penghasil pisang, kabupaten Lumajang juga memiliki beberapa obyek wisata yang
sangat menarik yang patut dijadikan rujukan untuk dikunjungi para wisatawan,
salah satunya keberadaan beberapa danau atau yang biasa dikenal dalam bahasa
setempat “Ranu” yang berarti tempat berkumpul. Berikut beberapa danau atau Ranu
yang ada di Lumajang yang dikenal memiliki air yang jernih, panorama alam yang
indah, alami, udara yang sejuk dan sangat cocok untuk berakhir pekan bersama
keluarga atau pun teman.
Ranu Klakah, terletak di ketinggian 900 Mdpl
dengan luas danau mencapai 22 Ha dengan kedalaman 28 meter dengan view gunung
Lemongan yang memiliki ketinggian 1668 Mdpl. Letaknya sekitar 20 Km dari kota
Lumajang dengan akses jalan dan transportasi yang cukup mudah baik dengan
kendaraan pribadi maupun umum. Jalan menuju ke Ranu Klakah cukup bagus dan
beraspal mulus. Ranu Klakah ini dikenal sebagai kawasan segitiga Ranu yang
letaknya berada di antara kecamatan Klakah dan kecamatan Ranuyoso yang juga
memiliki ranu lain yaitu Ranu Pakis dan Ranu Bedali. Ranu Klakah memiliki keistimewaan
tersendiri karena memiliki air yang cukup jernih dengan kondisi alam sekitar
yang masih alami. Ranu Klakah ini selain dimanfaatkan sebagai tempat wisata
juga digunakan oleh masyarakat sekitar sebagai tempat perikanan yang
ditempatkan didalam keramba-keramba. Masyarakat sekitar juga menyediakan
kendaraan tradisional dokar yang bisa di sewa oleh para pengunjung untuk
berkeliling menikmati alam sekitar Ranu Klakah yang indah. Selain itu tersedia
juga perahu-perahu yang bisa digunakan untuk berwisata air dan memancing. Bagi
pengunjung dari luar kota yang ingin bermalam telah disediakan beberapa hotel
dan penginapan disekitar Ranu Klakah juga beberapa fasilitas olahraga seperti
lapangan tenis. Di sekitar jalanan Ranu Klakah banyak dijual aneka buah-buahan
seperti nangka yang merupakan hasil tanaman para penduduk di sekitar Ranu
Klakah. Buah-buahan ini bisa dijadikan oleh-oleh untuk dibawa pulang atau
sekedar dinikmati langsung sambil berwisata.
Ranu Pakis, terletak didesa Ranu Pakis
kecamatan Klakah, dekat dengan Ranu Klakah, dengan perjalanan sekitar 10 menit
saja atau sekitar 1 Km dari Ranu Klakah. Ranu Pakis terletak di ketinggian 600
m Dpl dengan luas danau mencapai 50 Ha dan memiliki kedalaman sekitar 26 meter.
Dengan view gunung Lemongan di belakangnya dan kondisi alam sekitar yang masih
alami menjadikan Ranu Pakis mempunyai keistimewaan tersendiri. Berbeda dengan
Ranu Klakah, Ranu Pakis berada didataran yang lebih rendah, sehingga dari atas
terlihat hijau kebiruan airnya dan untuk mencapai tepian danau, pengunjung
harus menuruni jalan yang cukup curam. Alasan inilah yang membuat para
pengunjung hanya bisa melihat keindahan Ranu Pakis dari kejauhan di atas
perbukitan. Masyarakat di sekitar Ranu Pakis memanfaatkan tempat ini sebagai
tempat untuk mencari ikan tapi tidak sebanyak aktifitas masyarakat di sekitar
Ranu Klakah. Di siang hari tempat ini cukup sepi hanya terlihat kawanan
kera-kera liar dan burung-burung di pepohonan dan beberapa fasilitas umum di
Ranu Pakis masih belum tersedia ditempat ini, seperti tempat parkir dan toilet.
Ranu Bedali, masih termasuk rangkaian 3 Ranu,
terletak di kecamatan Ranuyoso, sekitar 15 Km arah utara dari kota Lumajang.
Posisi Ranu Bedali hanya berjarak sekitar 7 Km dari Ranu Pakis dan 6 Km dari
Ranu Klakah. Terletak di ketinggian 700 mDpl dengan luas danau mencapai 25 Ha
dan kedalaman perairan mencapai 28 meter. Meski belum terkenal seperti Ranu –
Ranu lain di Lumajang, namun keindahan Ranu Bedali ini tidak kalah dengan Ranu
Kumbolo yang ada di lereng gunung Semeru. Rute dari kota Lumajang ke arah
kecamatan Ranuyoso disana akan terdapat petunjuk atau plang arah ke Ranu Bedali. Setelah
sampai di pos pintu masuk, pengunjung bisa menitipkan kendaraan di rumah-rumah
warga, kemudian berjalan melalui jalan menurun dan melewati sebuah kolam renang
yang terdapat juga sebuah kincir angin yang sudah lapuk yang konon peninggalan
zaman Belanda. Setelah berjalan 10 menit dari kolam renang sampailah ke Ranu
Bedali dengan alam sekelilingnya penuh dengan pohon-pohon hijau dan di sekitar
Ranu Bedali ini juga terdapat 2 buah air terjun yang salah satunya persis
terdapat di pinggiran Ranu Bedali.
Ranu Pane, terletak di desa Ranu Pani,
kecamatan Senduro yang masih termasuk dalam Taman Nasional Bromo Tengger/TNBT
yang dikenal sebagai pos transit atau desa terakhir sebelum melakukan perjalanan
mendaki ke gunung Semeru. Desa Ranu Pani sendiri mayoritas di huni oleh suku
Tengger dan berada di ketinggian 2100 mDpl dengan luas danau 0,75 Ha dari luas
awal 1 Ha lebih yang menyusut karena sedimentasi dan kedalaman perairan hanya 7
meter. Untuk menuju ke Ranu Pane bisa melalui beberapa rute, yaitu : Pertama, rute dari kabupaten Malang, yang
dapat ditempuh dari start stasiun kota baru Malang menuju ke terminal Arjosari
menggunakan angkutan kota AMG atau ADL dengan perjalanan selama 15 menit. Setelah
sampai di terminal Arjosari, para wisatawan naik angkutan warna putih jurusan
Arjosari – Tumpang yang ditempuh selama 45 menit , turun di terminal pasar
Tumpang dan dilanjutkan perjalanan menuju desa terakhir yang menjadi titik awal
pendakian yaitu desa Ranu Pani yang sebelumnya melewati desa Jemplang
menggunakan truk engkel pengangkut sayur-sayuran dengan perjalanan selama 2 jam
dan biaya sebesar Rp.30.000,- per orang
atau bisa juga dengan sewa kendaraan jeep dengan biaya Rp.450.000,-.
Kedua, rute dari kabupaten Probolinggo, dapat ditempuh dari start terminal
Probolinggo dilanjutkan menuju Sukapura dengan kendaraan umum atau sewa, dari
Sukapura lanjut ke desa Jemplang kemudian desa Ranu pani. Rute lain bisa dari
kabupaten Pasuruan melalui jalur simpang Dengklik kemudian lanjut menuju rute
seperti dari kabupaten Probolinggo dan yang ketiga, rute dari Lumajang
dilanjutkan ke kecamatan Senduro turun di pasar Senduro, kemudian bisa
menggunakan jasa ojek menuju ranu pane bila tidak membawa kendaraan pribadi.
Suasana alam sekitar Ranu Pane ini cukup menawan, dengan udara dingin di pagi
hari dan berkabut tipis. Di sekitar Ranu Pane banyak terdapat pondok-pondok
penginapan dan villa-villa yang dapat digunakan para pengunjung untuk bermalam.
Pengunjung pun bisa mendirikan tenda di tepian Ranu Pane yang dikelilingi
padang rumput yang hijau.
Ranu Regulo, terletak tidak jauh dari Ranu Pane
hanya berjarak 500 meter. Sama seperti Ranu Pane, Ranu Regulo adalah sebuah
danau air tawar yang jernih dengan pemandangan perbukitan hijau
disekelilingnya. Di sekitar danau terdapat lahan kosong yang bisa digunakan
oleh para pengunjung untuk mendirikan tenda dan bermalam. Suasana di sekitar
Ranu Regulo cukup tenang jauh dari keramaian dengan view gunung Semeru dan
terdapat sebuah dermaga kecil tanpa perahu yang biasa digunakan oleh para
pengunjung untuk berfoto-foto. Untuk menuju Ranu Regulo bisa dilakukan dari
kawasan gunung Bromo, setelah melewati lautan pasir dan melewati bukit
teletubies kemudian naik menuju Ranu Pane dan menyusuri jalanan berpaving
sekitar 15 menit menuju Ranu Regulo.
Ranu Kumbolo, terletak di ketinggian 2400 mDpl,
sebuah danau air tawar yang jernih dengan luas perairan mencapai 15 Ha. Dari
Ranu Pane berjarak 10 Km dengan lama perjalanan sekitar 5 Jam. Tempat ini cukup
terkenal di kalangan para pecinta alam dan penghobi hiking, karena Ranu kumbolo
dijadikan tempat transit terakhir sebelum mereka melakukan summit menuju puncak
Mahameru. Panorama di Ranu Kumbolo sangat indah dengan view perbukitan hijau
dan padang rumput yang luas di sekelilingnya. Para pengunjung biasa mendirikan
tenda ditempat ini karena banyak moment indah yang ingin diabadikan. Seperti
pada pagi hari, saat matahari terbit dari balik perbukitan, tampak air di danau
ini berkilauan indah. Di sore hari tempat ini tertutup kabut tipis dengan suhu
udara mencapai 5 derajat. Untuk itu disarankan para pengunjung mempersiapkan
jaket khusus dan perlengkapan lain untuk menjaga suhu tubuh agar tetap hangat.
Saat, musim kemarau dan langit lagi cerah di malam hari, tampak ribuan bintang
yang menghiasi langit dengan indah, tidak heran tempat ini sempat diabadikan
dalam film 5 CM. Di kalangan masyarakat suku Tengger, Ranu kumbolo sering
digunakan berbagai acara ritual, karena mereka percaya bahwa di Ranu Kumbolo terdapat
penunggu seorang wanita cantik yang sering muncul saat bulan purnama.
Masyarakat di sana juga melarang para pendaki yang camping di tempat ini untuk
mengambil ikan di danau, karena menurut keyakinan mereka akan membawa
malapetaka. Terlepas dari aroma mistis, Ranu Kumbolo memang pantas untuk
menjadi wisata andalan, karena memiliki banyak keistimewaan.
Ranu Lading, terletak di desa Papringan,
kecamatan Klakah sekitar 25 Km ke arah utara dari kota Lumajang. Lokasi Ranu
Lading ini terletak di lereng gunung Sadeng, persis tengah perkebunan kopi yang
merupakan peninggalan zaman Belanda, lengkap dengan sebuah bangunan loji tua
yang terletak di pinggiran danau. Untuk mencapai ke Ranu Lading dari kota
Lumajang cukup mudah bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun umum. Ranu
Lading sendiri terletak di ketinggian 900 mDpl, dengan luas perairan mencapai
22 Ha dengan kedalaman 28 meter. Suasana tempat ini cukup tenang dan sejuk,
disaat musim kopi tiba terlihat aktivitas para pekerja pemetik buah kopi yang
bekerja di perkebunan di sekitar Ranu Lading.
Artikel Lain :
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan komentar anda, terima kasih