Cagar Alam Nusa Barong



cagar alam pulau nusa barong jember
cagar alam pulau nusa barong di jemberJemberAdalah sebuah pulau kecil terletak disebelah selatan pulau Jawa yang secara administratif masuk wilayah kabupaten Jember, tepatnya masuk wilayah desa Puger Wetan, kecamatan Puger yang dikenal sebagai kawasan nelayan. Pulau Nusa Barong ini merupakan pulau terluar Indonesia yang berada di Samudra Hindia. Pada tahun 1920, pulau Nusa Barong telah ditetapkan sebagai kawasan cagar alam dengan luas mencapai 6100 Ha, yang terdiri dari ekosistem hutan hujan tropis dengan formasi hutan mangrove, hutan pantai dan hutan dataran rendah. Kawasan hutan mangrove banyak ditemui disekitar teluk Plirik dan teluk Kandangan dengan species mangrove seperti jenis api-api, bakau, bruguirera, tengar, teruntum, nyirih dan perepat. Kawasan hutan pantai tumbuh diatas garis pasang surut yang terdiri dari tumbuhan pandan laut, kepuh, nyamlung dan ketapang dan berlanjut kearah daratan yang didominasi hutan dataran rendah. Beberapa species fauna yang hidup di pulau Nusa Barong ini antara lain adalah : monyet jenis kera dan lutung budeng, rusa jawa, babi hutan, burung elang laut, kuntul, walet, ayam hutan, kangkareng, biawak air, ular sanca dan beberapa species langka seperti penyu hijau dan penyu sisik yang sering mendarat di pantai Nusa Barong yang memiliki pasir yang putih lembut untuk bertelur. Untuk menuju ke pulau Nusa Barong dari kota Jember menuju ke pelabuhan nelayan di kecamatan Puger dengan jarak sekitar 35 Km dari kota Jember menggunakan kendaraan pribadi dan umum. Dari pelabuhan pengunjung yang ingin ke pulau Nusa Barong bisa menyewa perahu nelayan untuk rute pulang pergi dengan jarak 4,5 Km sebelah barat daya dari pelabuhan Puger. Pengunjung yang ingin ke Pulau Nusa Barong sebaiknya membawa perbekalan yang cukup terutama air minum, karena dipulau tersebut tidak terdapat air tawar dan sebelum menuju kesana pengunjung diwajibkan untuk meminta izin dahulu ke BKSDA wilayah III Jember, karena wilayah tersebut adalah wilayah konservasi cagar alam yang dilindungi yang jarang dikunjungi oleh umum, rata-rata hanya para peneliti saja. Pulau Nusa Barong adalah pulau yang tidak perpenghuni yang dipercaya oleh masyarakat sebagai pulau yang angker yang banyak dihuni makhluk halus atau jin, karena itu tidak ada yang berani bertempat tinggal di pulau itu. Namun, berdasarkan sejarah masa lalu, sekitar tahun 1700 an, pulau Nusa Barong dahulu dihuni oleh para penduduk multi etnis dan dahulu pulau ini pernah menjadi tempat perlawanan rakyat terhadap VOC. Berdasarkan penelitian dan bukti-bukti sejarah peninggalan VOC, pada tahun 1768 pulau Nusa Barong adalah wilayah penting bagi ekonomi kerajaan Blambangan, karena pulau ini dahulu adalah penghasil utama sarang burung walet yang banyak diminati para pedagang dari Cina. Saat terjadi perang kerajaan Blambangan dengan VOC di tahun 1767 – 1768, banyak rakyat Blambangan dan Lumajang yang mengungsi ke pulau Nusa Barong, dan pada tahun 1772 diperkirakan terdapat 250 an keluarga atau mencapai 1000 an jiwa yang tinggal dalam 7 perkampungan di pulau seluas 6100 Ha tersebut. Pada tahun 1773 perkembangan politik di Nusa Barong menjadi perhatian serius pemerintah VOC yang ada di Surabaya dan di mulailah sebuah ekspedisi militer untuk menumpas perlawanan masyarakat di Nusa Barong. Namun perlawanan yang dilakukan masyarakat di Nusa Barong membuat VOC kewalahan dan kemudian merancang serangan ulang serentak yang di siapkan oleh Gubernur VOC di Semarang pada tahun 1777 atau empat tahun kemudian. Serangan serentak di bawah pimpinan komandan Adriaan van rijk berjalan tidak seimbang dan menyebabkan banyak pejuang di Nusa Barong tewas dan sisanya melarikan diri. Benteng-benteng pertahanan dan rumah-rumah penduduk dibakar dan dirobohkan hingga tidak bersisa lagi. Para pengunjung yang ingin ke pulau Nusa Barong biasanya berangkat di pagi hari menggunakan perahu nelayan yang disewa untuk rute pulang dan pergi. Perjalanan kesana ditempuh selama 2,5 jam melintasi lautan yang terkenal memiliki ombak yang besar dan sesekali di perjalanan bertemu beberapa perahu nelayan yang sedang menjaring ikan. Pulau Nusa Barong sendiri adalah tempat persinggahan para nelayan untuk menghindari ombak yang besar saat mencari ikan dan lobster. Setelah sampai di pantai pulau Nusa Barong, pengunjung akan disuguhi hamparan pasir pantai yang putih bersih dan lembut dengan pemandangan hutan yang tumbuh lebat di daratan yang lebih tinggi. Namun sayang dipulau ini tidak terdapat air tawar, meskipun di tengah pulau terdapat sebuah rawa tadah hujan, namun airnya tidak bisa diminum, terasa kesat dan pahit karena mengandung kandungan kapur yang tinggi, mungkin fauna yang hidup dipulau ini sudah terbiasa dengan air di rawa ini. Di atas perbukitan terdapat beberapa gua yang pada zaman perang dunia II digunakan sebagai pos pertahanan tentara Jepang dan sekaligus tempat meriam yang jendelanya mengarah ke daratan utama mengawasi perairan Jawa. Dahulu tempat ini pernah dibangun sebuah pos pemantau cagar alam oleh BKSDA, namun telah hancur karena tsunami, jadi untuk menjaga kelestarian cagar alam dan mengurangi pencurian flora dan fauna di pulau Nusa Barong, petugas BKSDA menggunakan sistem berkemah dan dilakukan 2 bulan sekali yang tentu saja tidak efektif, karena terkendala mahalnya biaya transportasi dan terkendala ombak yang sangat besar di bulan Desember dan Januari. Pencurian kayu, perburuan satwa langka seperti penyu dan telurnya telah marak terjadi sejak tahun 1980 meskipun musim kedatangan penyu untuk bertelur bersamaan dengan musim ombak besar di bulan Desember dan Januari, namun tetap saja ada pencuri yang nekat berburu telur penyu. Karena untuk tujuan pelestarian cagar alam itulah pulau Nusa Barong ini tertutup untuk tujuan komersial hanya untuk penelitian flora dan fauna saja, dan untuk umum hanya kunjungan terbatas dengan seizin BKSDA. Mungkin kedepan BKSDA akan bekerjasama dengan dinas pariwisata dan para agen wisata untuk mengembangkan wisata berbasis edukasi dan penelitian dengan menggunakan pemandu BKSDA sehingga kelestarian cagar alam tetap terjaga, mengingat antusias pengunjung banyak yang tertarik dengan keindahan pulau Nusa Barong yang menawarkan keunikan flora dan fauna dengan pantainya yang indah berbasir putih tapi tentunya dengan penyediaan sarana yang memadai seperti transportasi dan lain-lain.*)

Artikel lain: