Goresan Sejarah dan Pernak-Pernik Kuliner Khas Kota Tape



Pada episode penutup perjalanan wisata di kabupaten Bondowoso ini, sisca akan ajak jalan-jalan menuju pusat kota Bondowoso atau yang terkenal dengan julukan kota tape, sekalian untuk berwisata kuliner dan mencari oleh-oleh khas dari kota ini. Setelah melihat ritual bersih desa dan kesenian singo wulung di desa Blimbing, kecamatan Klabang, sisca akan melanjutkan perjalanan menuju ke arah kota Bondowoso dengan jarak 20 Km. Sebelumnya, sisca akan memperkenalkan beberapa wisata kuliner disepanjang perjalanan menuju kota
Warung Prasmanan
Warung prasmanan pak muhyidin. Terletak di jalan menuju ke wisata alam kawah Ijen sekitar  3 Km dari jalan raya Bondowoso-Situbondo, tepatnya di desa Gunung Anyar, kecamatan Tapen. Warung ini biasa buka dari jam 7 pagi hingga 7 malam dan selalu ramai pengunjung tiap harinya menjadi jujukan para wisatawan yang akan menuju ke kawah ijen maupun pulang. Tempatnya cukup luas dengan konsep sederhana khas desa, dengan bangunan gazebo-gazebo di bawah pohon mangga yang rindang. Pengunjung bisa memilih tempat makan lesehan di gazebo atau di dalam warung dengan meja kursi. Menariknya, warung ini di konsep prasmanan yaitu pengunjung bisa mengambil sendiri makanannya. Warung ini menyediakan berbagai macam masakan seperti nasi pecel, lalapan, sayur bening, lodeh, ayam goreng, ikan lele, nasi campur dan lain-lain, disediakan juga tiga macam nasi, nasi putih, nasi jagung dan nasi bukbuk sedangkan untuk minuman bisa dengan memesannya, jangan kuatir untuk tarif makan disini cukup murah mulai 10 ribuan per porsi. Untuk anda yang akan berwisata menuju kawah ijen, wisata desa sempol dan Gunung Raung dari jalur Bondowoso bisa mencobanya Warung Soto ayam & babat pak Anis , Terletak di gardu atak begitu orang biasa menyebutnya, dipinggir jalan raya Bondowoso-Situbondo, pertigaan menuju arah wisata kawah ijen, persis didepan sebuah mini market sekitar 2 km sebelum sentra kerajinan kuningan di desa Cindogo. Soto ayam pak anis cukup terkenal, banyak pelanggannya, soto ayam dengan kuah bening yang gurih, koya dan sedikit perasan jeruk nipis. Warung ini buka dari jam 8 pagi hingga siang hari saja
Warung Sangkareng
Warung Sangkareng di Traktakan , terletak di desa traktakan jalan raya Bondowoso-Situbondo, dengan view gunung dan persawahan. Istilah sangkareng disini adalah warung yang menyediakan menu dari ikan-ikan hasil tangkapan dari sungai seperti wader, lele (siongan: dalam bahasa madura), nila, mujair, gabus dan udang. Ikan-ikan tersebut dibumbui dan digoreng garing kemudian disajikan dengan sambel dan lalapan dari daun singkong atau pepaya lengkap dengan nasi putih atau nasi jagung dan minuman. Warung ini buka dari pagi hingga sore.
Warung Bakso Solo Kencana, terletak di jalan Imam bonjol, 500 m dari terminal bis Bondowoso, persis didepan kantor dinas Kesehatan. Warung ini juga cukup terkenal dan ramai pengunjung, dengan menu special bakso daging sapi yang kenyal, lembut dan gurih.
Warung Sate Gulai depan Polres , terletak dijalan veteran persis didepan markas kepolisian atau Polres Bondowoso. Bagi anda penggemar sate dan gulai dan ingin merasakannya nikmatnya
daging kambing muda anda bisa mencobanya mengunjungi, warung ini buka dari pagi hingga malam hari. pada malam hari anda bisa berkunjung ke sentra PKL di alun-alun, disana terdapat bermacam-macam tempat kuliner. Tepat di sebelah alun-alun terdapat monumen gerbong maut sebagai ikon kota bondowoso, yang menyimpan kenangan sejarah masa lampau tepatnya tahun 1947 , saat itu belanda mengadakan penangkapan para pejuang dan aktivisnya sehingga penjara di kota bondowoso menjadi penuh, untuk mengurangi kapasitasnya para tahanan ini dikirim ke penjara di surabaya. Para tahanan tersebut diangkut menggunakan 3 buah gerbong kereta api, tanpa di beri makan dan minum, tanpa ventilasi dengan pintu di gembok. Akibatnya banyak para tahanan yang meninggal dalam gerbong selama perjalanan menuju surabaya hanya beberapa saja yang masih hidup dengan kondisi lemas. Gerbong kereta asli dari peristiwa ini di simpan di museum brawijaya di kota malang. Sedangkan sejarah kota bondowoso sendiri berasal dari nama yang diberikan oleh Raden Bagus Assra atau dikenal dengan Ki ronggo, wilayah itu ditemukan dalam usahanya memperluas wilayah ditahun 1794 dan beliaulah yang mengembangkan wilayah bondowoso kemudian diangkat sebagai demang dan sebagai orang kepercayaan adipati besuki. Pada masa Gubernur Hindia Belanda, dalam rangka memantabkan strategi politiknya menjadikan Bondowoso untuk lepas dari Besuki dengan status kerangan dan mengangkat Raden Bagus Assra sebagai penguasa wilayah dan pemimpin agama dengan gelar M.NG.Kertonegoro dan berpredikat Ronggo I, ditandai dengan penyerahan tombak tunggul wulung. Masa pemerintahan beliau adalah tahun 1819 – 1830 yang meliputi wilayah Bondowoso dan Jember. Pada tahun 1854 Ki ronggo wafat di Bondowoso dan di makamkan di bukit kecil di kelurahan Sekar Putih, Kecamatan Tegal Ampel.
Kue dari Tape manis
Apa oleh-oleh khas dari kota Bondowoso ya???... Tape manis Bondowoso jawabannya. Itulah mengapa kota ini dijuluki sebagai kota tape. Banyak toko-toko yang menjual makanan khas ini di kota, salah satunya yang terkenal adalah toko tape 82 , tape 66 dan tape 31 yang terletak di jalan PB sudirman atau lebih dikenal dengan kawasan pecinan. Tape manis ini di olah dari singkong pilihan yang di fermentasi dengan cara khusus sehingga menghasilkan rasa manis dengan tekstur singkong yang lembut. Ternyata tape manis ini sudah di kembangkan lagi menjadi berbagai olahan yang unik, seperti tape bakar, suwar-suwir (dodol tape), prol tape, black forest, cake dan lain-lain yang semuanya itu menggunakan bahan dasar tape manis yang lezat. Selamat datang di Bondowoso...*)

1 comment:

Silahkan tinggalkan komentar anda, terima kasih